Joao Pedro Mengayunkan Sikunya Namun Lolos Dari Kartu Merah, Fans Marah Dengan Premier League
Olret – Insiden Joao Pedro mengayunkan sikunya saat hasil imbang antara Brighton dan Brentford membuat fans geram, apalagi setelah pernyataan kontroversial pihak Liga Inggris soal keputusan tidak mengeluarkan kartu merah.
Pertandingan antara Brighton dan Brentford di babak 18 besar Liga Inggris berakhir dengan hasil imbang 0-0, namun dengan cepat menjadi fokus opini publik ketika striker Brighton Joao Pedro tidak menerima kartu merah meski mengayunkan sikunya dalam perselisihan A dengan Brentford. Yehor Yarmoliuk.
Insiden itu terjadi pada menit ke-75 saat Pedro yang sedang berkonfrontasi mengayunkan sikunya ke kepala Yarmoliuk
Meski tak tepat sasaran, aksi tersebut cukup menarik perhatian wasit Andy Madley dan sistem VAR. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, VAR memutuskan untuk tidak merekomendasikan kartu merah, karena menilai tindakan tersebut tidak jelas dan serius untuk dianggap sebagai tindakan kekerasan.
Liga Premier mengeluarkan pernyataan resmi di akun Twitter-nya:
“Keputusan untuk tidak memberikan kartu merah kepada Joao Pedro karena melakukan kekerasan telah diperiksa dan dikonfirmasi oleh VAR, menyatakan bahwa keputusan wasit tidak salah.
Namun, aturan main IFAB (Asosiasi Sepak Bola Internasional) menyatakan bahwa perilaku kekerasan mencakup "upaya menggunakan kekerasan atau kebrutalan yang berlebihan terhadap lawan, terlepas dari apakah terjadi tabrakan atau tidak". Hal ini membuat para penggemar mempertanyakan transparansi dan konsistensi penerapan hukum di Liga Inggris.
Berbicara setelah pertandingan, pelatih Brentford Thomas Frank mengkritik keputusan ini:
"Dia (Pedro) beruntung bisa tetap berada di lapangan. Sejauh yang saya pahami peraturannya, Anda tidak boleh mengayunkan tangan dan mencoba memukul seseorang. Baik disentuh atau tidak, itu masih kartu merah."
Di sisi lain, pelatih Brighton Fabian Hurzeler membela muridnya: "Bagi saya, itu bukan kartu merah. Pedro hanya berusaha menghindari duel pribadi. Saya rasa tindakan itu tidak berarti kekerasan."
Keputusan wasit dan VAR yang tidak menunjukkan kartu merah membuat fans tak bisa menyembunyikan amarahnya. Seorang penggemar menulis di jejaring sosial: "Undang-undang dengan jelas menyatakan 'upaya menggunakan kekerasan', tapi Pedro tidak diusir? Sungguh konyol."
Orang lain membandingkan: "Jhon Duran dari Aston Villa dilarang bermain 3 pertandingan karena perilaku serupa, tapi Pedro baik-baik saja? Ini keputusan yang tidak adil!".
Orang lain berkomentar: "Bagaimana jika tidak ada tabrakan? Memukul tetap memukul, itu tidak bisa dibenarkan."
Selain insiden Joao Pedro, laga tersebut juga menyisakan banyak penyesalan bagi Brighton karena tim ini benar-benar kewalahan menghadapi Brentford namun tak mampu mengkonversi peluang menjadi gol.
Brighton menguasai bola 69% dan melepaskan 24 tembakan, 15 di antaranya tepat sasaran. Julio Enciso - Pemain muda Brighton, menimbulkan kekecewaan ketika ia melewatkan serangkaian peluang, termasuk tendangan canggung yang tidak tepat sasaran.
Brentford pun kesulitan ketika kiper utama Mark Flekken terpaksa meninggalkan lapangan pada menit ke-36 karena cedera hamstring.
Namun, pengganti Hakon Valdimarsson - dalam debutnya di Liga Premier, bermain solid, membantu tim asuhan Thomas Frank menjaga gawangnya.Hasil imbang ini memperpanjang rekor tanpa kemenangan Brighton menjadi enam, menyebabkan peringkat tim turun dari peringkat kedua menjadi kesepuluh.