Ruben Amorim Benar: Man Utd Bisa Terdegradasi
Olret – Ruben Amorim pun tak salah memperingatkan Man Utd bisa gagal musim ini dan terdegradasi.
Ini adalah skenario yang tidak dapat diterima oleh klub kaya tradisi seperti Man United, namun topik ini menjadi ancaman nyata setelah serangkaian kekalahan mengecewakan baru-baru ini.
Surat kabar bergengsi Telegraph memperkirakan jumlah poin yang bisa diraih Man Utd di sisa musim hanya 28 poin dari 20 pertandingan tersisa di Premier League (1,4 poin/pertandingan), hal ini semakin jelas terlihat kerasnya situasi Setan Merah saat ini.
Ketika kepala eksekutif Omar Berrada bertemu Ruben Amorim di Lisbon untuk mengundangnya ke Old Trafford, perbincangan pasti berkisar pada kata-kata seperti pemulihan, pembangunan kembali, dan rekonstruksi.
Namun hanya beberapa minggu setelah menjabat, Amorim menghadapi kata “R” lain yang lebih mengkhawatirkan: degradasi.
Dengan lima kekalahan dalam tujuh pertandingan terakhir, Man Utd berada dalam situasi yang tidak menentu sehingga fans harus merasa lega ketika pesaing langsung seperti Leicester City tidak meraih kemenangan. Hal ini menunjukkan tingkat ketidakamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di salah satu klub terbesar dunia.
Amorim sadar sepenuhnya akan situasi sulit yang dihadapinya. Usai kekalahan dari Wolverhampton, ia mengaku tujuan utama saat ini adalah mempertahankan tim di Liga Inggris.
Pernyataan ini mungkin terdengar ekstrem, namun bukannya tidak berdasar. Performa MU melawan Wolves benar-benar buruk, mereka kurang punya kemauan bertarung, kurang berkualitas, dan sama sekali tidak berdaya menghadapi tekanan.
Man Utd masih memiliki banyak laga sulit ke depan seperti melawan Newcastle, Liverpool, dan Arsenal yang membuat kepercayaan terhadap Man Utd semakin suram.
Kelemahannya bukan hanya dari gaya permainannya saja, tapi juga dari masalah kekuatan. Skuad Man United saat ini merupakan kumpulan pemain yang kurang kohesif, mulai dari striker yang tidak pandai mencetak gol, pertahanan yang rawan kesalahan hingga kiper yang tidak menunjukkan stabilitas.
Hal ini membuat Amorim kesulitan mencari solusi di tengah jadwal yang padat, tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan di tempat latihan.
Sementara itu, Amorim tidak bisa berharap untuk menjual pemain seperti Antony, Joshua Zirkzee atau Tyrell Malacia untuk mengumpulkan dana, karena tidak ada klub yang bersedia membayar harga yang pantas untuk kontrak yang gagal di masa Erik bernama Hag.
Hal ini memaksanya untuk bekerja dengan skuad yang diwarisinya saat menjabat, padahal kualitas tim saat ini merupakan salah satu tim terburuk Man United dalam beberapa dekade terakhir.
Melihat jadwal pertandingan MU mendatang, Amorim hampir tidak bisa menemukan harapan. Lawan kuat seperti Liverpool dan Arsenal hanya menambah tekanan. Meski menghadapi tim-tim lemah, situasi Man United saat ini masih membuat para penggemar khawatir.
Amorim sepertinya tak punya pilihan selain terus berusaha menjaga tim tetap hidup pertandingan demi pertandingan, berharap percikan yang tiba-tiba bisa menyelamatkan mereka dari kemungkinan degradasi.
Situasi Manchester United tidak hanya mencerminkan kegagalan dalam taktik dan manajemen, namun juga akibat kesalahan manajemen selama bertahun-tahun di level atas.
Ruben Amorim, meski memiliki bakat dan tekad, membutuhkan banyak keberuntungan untuk melewati masa sulit ini. Dan bagi para penggemar, satu-satunya harapan mungkin adalah waktu akan membawa perubahan yang lebih positif bagi klub yang mereka cintai.