Kevia Korban Gas Air Mata yang "Tak Mematikan" di Kanjuruhan, Sedih...
- Lucky Aditya/Viva Malang
Olret – Pertandingan Arema Fc Malang dengan Persebaya Surabaya memang sudah berakhir dan meninggalkan luka yang mendalam. Bukan hanya merenggut nyawa-nyawa yang tak berdosa dan harus terpaksa meninggalkan orang yang disayang.
Bagi sebagian orang, mungkin kisah ini akan dicatat sebagai salah satu kisah kelam dunia sepak bola Indonesia. Namun tidak bagi keluarga yang ditinggalkan, ada air mata yang terus menetes jika mengingat kisahnya. Ada tangisan orang tua yang kehilangan anaknya, ada juga istri dan anak yang ditinggalkan ayahnya.
Kevia Korban Gas Air Mata yang "Tak Mematikan" di Kanjuruhan, Sedih...
Katanya, Gas Air Mata yang disemprotkan ke penonton tidak berbahaya. Faktanya, penggunaan gas air mata sudah dilarang oleh FIFA namun nyatanya, tragedi di Kanjuruhan menjadi bukti nyata bahwa dunia sepak bola kita memang masih harus banyak yang dibenahi.
Salah satu korban dari gas air mata tersebut adalah Kevia. Gadis yang berusia 18 tahun ini mengalami mata merah pada bagian kanan dan kiri. Bahkan mahasiswi di Universitas Widyagama merasakan perih di mata dan sesak. Coba bayangkan bagaimana akhirnya hidup Kevia setelah mengalami musibah ini.
Awal mula kejadian
Kevia menuturkan, saat itu, dia nonton Arema FC di tribun 14. Dia tidak segera keluar stadion karena pintu 14 masih penuh. Tetapi, kerusuhan terjadi di Kanjuruhan. Tembakan gas air mata terus dilakukan ke arah tribun 12 dan 13. Angin gas air mata mengarah pada tribun 14.
Setelah kondisi tidak terkendali, dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari stadion. Suporter yang panik berdesak-desakan. Dia bahkan terjatuh dari tangga pintu 13 ke bawah.
Selain mengalami luka di mata yang membuatnya sangat kesakitan. Kevia juga mengalami luka robek di kaki karena harus ditarik supaya tidak terinjak-injak. Bayangkan bagaimana paniknya saat itu.
Dikutip dari viva malang, Kevia pun menuturkan bahwa dia mersakan "Perih di mata dan sesak. Kondisi menuju pintu keluar itu crowded saya sampai terjatuh dan akhirnya terpisah dengan teman saya. Tapi saya beruntung dibantu Aremania lainnya, ditarik keluar supaya saya tidak terjepit dan terinjak-injak,".