Reny Ayu Wulandari, Penyelamat Suku Anak Dalam (SAD) dari Buta Huruf Melalui SEAD Jambi
- www.instagram.com/renyayuri
Olret – Suku Anak Dalam (SAD)atau Suku Kubu atau juga lebih sering disebut Orang Rimba adalah salah satu suku minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Mayoritas Suku Anak Dalam (SAD) hidup di Provinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.
Suku Anak Dalam (SAD) hidup sangat sederhana cenderung primitif dan sangat bergantung pada alam. Mereka tidak memakai pakaian seperti yang dipakai oleh masyarakat modern.
Hutan adalah hidup bagi Suku Anak Dalam (SAD) Jambi. Rumah bagi mereka adalah pondok sederhana tak berdinding, beratap dedaunan rimbun dari hutan, pakaian yang mereka pakai hanyalah selembar kain tipis yang hanya bisa menutup bagian kecil dari tubuh mereka. Makanan yang mereka butuhkan adalah makanan hutan hasil buruan atau tangkapan sendiri dan tumbuh-tumbuhan yang hidup didalam hutan.
APA MASALAH MEREKA
Dikisahkan Reny dalam akun Youtube resmi SEAD Jambi, bermula dari pertemuan mereka dengan salah satu kepala suku anak dalam Jambi atau yang kerap dipanggil Tumenggung Nitam, beliau menunjukan 3 lembar kertas yang cukup usang, saat dilihat ternyata kertas tersebut berisi batas-batas serta kepemilikan hutan mereka yang beliau bawa kemana-mana jika ada orang yang ingin merebut wilayah mereka.
Dan satu hal yang mengagetkan Reny dan kawan-kawan, ternyata Kepala suku anak dalam ini tidak mengetahui isi dalam surat tersebut karena beliau buta huruf.
Buta huruf jadi masalah terbesar bagi Suku Anak Dalam (SAD) Jambi. Mereka sering tertipu oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang ingin merebut hutan mereka karena mereka tidak bisa membaca. Faktanya mayoritas warga suku anak dalam tidak tersentuh dunia pendidikan.
Dan inilah yang menjadi alasan Reny membentuk sebuah komunitas untuk membantu warga suku anak dalam melawan kebodohan dari buta huruf.