Melalui " Teman Autis" Alvinia Christiany, menjadi Garda Terdepan Bagi Anak-Anak Autisme
- www.satu.indonesia.com
Olret –
Dalam akun youtubenya dokter Richard Lee beserta istrinya beberapa waktu lalu mengumumkan jika putra mereka didiagnosa oleh dokter menderita Autisme.
Meski awalnya istri dokter Richard sempat tidak menerima kondisi sang putra namun pada akhirnya ia memilih berdamai dan menerima apa yang terjadi pada putranya.
Dokter Richard dan istri mengatakan, jika autisme yang diderita anaknya bukanlah sebuah aib.
Selain dokter Richard ada juga beberapa selebriti yang dengan terbuka mengakui jika anak mereka juga pengidap Autisme, sebut saja Dian Sastrowardoyo.
Mengenal Autisme
Dilansir dalam Wikipedia, autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial.
Autisme merupakan istilah yang menjelaskan kondisi neurodevelopmental disotders (gangguan perkembangan neurologis) seseorang.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, bahwa 1 dari 160 anak diseluruh dunia mengidap Autisme. Meski di Indonesia data pasti mengenai jumlah anak autisme belum ada namun bukan berarti TIDAK ADA.
Autisme bukanlah sebuah penyakit menular namun kondisi spesial anak yang membutuhkan pendampingan dan arahan khusus.
Meski tidak dapat disembuhkan namun semakin canggih ilmu kedokteran banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak autisme seperti dengan terapi perilaku maupun komunikasi.
Antara satu anak dengan anak lain yang sama-sama penderita autism memiliki cara yang tidak persis sama. Setiap anak yang mengalami autisme memiliki cara berbeda dan memiliki kebutuhan dukungan yang berbeda pula.
Kreteria Anak Mengalami Autisme
Dilansir dalam laman temanautis.com, Anak yang mengalami autisme ditandai dengan kesulitan atau lambat berbicara. Hingga usia dua tahun belum bisa berbicara atau masih sulit mengucapkan kata-kata tertentu dan Hyper Active impulsive.
Hal lain yang perlu diketahui, autisme juga dicirikan dengan masalah sensori tertentu seperti tidak mau menginjak rumput atau tidak mau menyentuh tekstur tertentu.
Namun perlu digarisbawahi, jika anak mengalami sebagian gejala-gejala yang disebutkan tidak lantas didagnosa autisme. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan yang berkelanjutan oleh pihak-pihak yang ahli dalam bidangnya.
Stigma Negatif Anak Autisme
Banyak stigma negatif pada anak Autisme. Kerap disebut sebagai anak cacat, menjadi beban orangtua bahkan tidak memiliki masa depan.
Anak Autisme seringkali mendapat perlakuan buruk, pandangan aneh dari orang-orang sekitar maupun lingkungan, kerap dipandang sebelah mata dan menjadi objek bullyan atau perundungan.
Kondisi inilah yang menjadi keprihatinan seorang Alvinia Christiany dan rekannya Ratih Hadiwinoto melahirakan sebuah gerakan yang diberi nama "Teman Autis" pada 2017 silam, meski diawal terbentuk nama gerakan ini adalah Light Up Project. Hingga pada tahun 2018, gerakan ini mem-branding diri dengan visi yang lebih spesifik.
"Teman Autis"
Menjadi wadah bagi orang tua maupun masyarakat umum dalam mendampingi anak-anak autis.
Lewat program-programnya "Teman Autis" terus mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai autisme. Contohnya dengan membawa spanduk turun kejalan dalam car free day sebagai cara mensosialisasikan ke pada masyarakat mengenai autisme.
Selain itu mereka juga kerap mengadakan seminar yang mempertemukan orangtua dan penyandang autisme dengan masyarakat. Semuanya diberi ruang untuk berdiskusi agar bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi autis.
Dari kegiatan ini bisa diketahui apa kebutuhan yang diperlukan oelh orangtua dan juga anak-anak autism. Seperti informasi klinik atau layanan terapi.
Kendala Yang di Hadapi
Dijelaskan Alvinia dalam sebuah kesempatan, tantangan yang harus mereka hadapi diawal terbentuknya "Teman Autis" adalah sulitnya mencari komunitas yang mau diajak kolaborasi , mitra yang mau diajak bekerjasama hingga terbatasnya sumber daya manusia.
Ditahun ke empat berdirinya, Alvinia dan kawan-kawan mampu menjawab tantangan yang dihadapi dengan mampu merangkul 100 mitra dan berkolaborasi setiap bulan.
Meski kekurangan sumber daya manusia untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Namun Alvinia melalui "Teman Autis" tidak kehabisan ide-ide untuk menciptakan program-program baru, memanfaatkan kemajuan digital Alvinia sadar tugas meningkatkan kesadaran tentang autisme bukan tugas satu orang namun bersama-sama.
Sehingga Teman Autism mulai mendekati banyak orang termasuk ahlinya, seperti dokter spesialis anak maupun psikolog.
Menjadi Jembatan berbagai Pihak Terrmasuk Orangtua
Mulai fokus menyediakan layanan daring. Bisa dilihat dalam akun instagram @temanautis, banyak kegiatan daring yang bisa diakses oleh orangtua, seperti webinar, konsultasi online, komunitas whatsapp, info acara sekitar dan lain sebagainya.
Selain itu dalam website www.temanautis.com juga menyediakan layanan, informasi dan edukasi seputar autisme.
Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia AWARD
Sebuah apresiasi yang diberikan oleh ASTRA kepada anak-anak bangsa yang memberikan manfaat pada masyarakat di segala penjuru lewat lima bidang, yaitu Kesehatan, Lingkungan, Pendidikan, Kewirausahaan dan Teknologi, serta satu kategori KELOMPOK yang mewakili kelima bidang tersebut.
Alvinia Christiany dan kawan-kawan menjadi salah satu penerima apresiasi ASTRA kategori kelompok pada tahun 2022 silam.
TUMBUH, BERKEMBANG dan BERMANFAAT
Teman Autis terus berupaya melawan stigma negatif yang melekat pada anak-anak autis dengan terus meningkatkan pelayanan dan terus memberi edukasi kepada masyarakat.
Teman Autis terus berdiri dengan langkah tegak penuh keyakinan. Kegiatan positif masih terus berlangsung, sementara pendirinya selalu berpikir apa lagi yang harus mereka lakukan agar tercapainya visi.
Semoga Indonesia menjadi negara yang ramah kepada autisme. Mereka bukan sebuah aib yang harus dikucilkan. Mereka adalah saudara kita.