KBA Semanggi Suroboyo, Semangat Astra Bangkitkan Kuliner Asli Kota Surabaya
- surabaya. inews. id
Olret –"Semanggi suroboyo, lontong balap wonokromo...Di makan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli. Bung mari.... Harganya sangat murah, sayur semanggi suroboyo. Didukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung..."
Sebaris lirik lagu diatas adalah lagu klasik yang berjudul Semanggi Suroboyo. Lagu ini digubah oleh seorang musisi keroncong, S. Padmini pada tahun 1950-an.
Sebagaimana dijelaskan dalam lirik lagu tersebut. Lagu ini bercerita tentang salah satu kuliner khas kota Surabaya yaitu semanggi.
Tidak hanya lewat lirik lagu, kuliner khas Surabaya ini juga muncul dalam kesenian ludruk yang membawakan cerita tentang kehidupan sehari-hari warga kampung khususnya di Surabaya.
Selain itu, semanggi juga sudah dipatenkan sebagai produk makanan khas Surabaya oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2014 lalu.
Makanan Khas Tapi Langka Ditemui
Meski sudah dipatenkan sebagai makanan khas asli kota Surabaya. Namun, untuk mendapatkan satu porsi semanggi ternyata cukup sulit.
Tidak seperti kuliner khas Surabaya lain yang banyak dijual di pinggir jalan, makanan khas Surabaya satu ini tidak mudah ditemukan.
Orang berjualan semanggi ini hanya pada tempat tempat tertentu saja. Misalnya di Taman Bungkul, di Taman Prestasi, dan di beberapa kampung lama di Surabaya.
Dalam penyajiannya, semanggi direbus, lalu dilengkapi dengan kecambah dan kembang turi dan disiram dengan saus pedas seperti bumbu pecel yang berbahan dasar ketela. Pembeli juga bisa menambahkan rebusan daun ketela dan tempe jika ingin menikmati paket lengkap.
Pecel semanggi disajikan secara tradisional di atas pincuk daun pisang. Tanpa sendok, tanpa garpu, tanpa nasi, tanpa lontong. Untuk pengganti sendok, penjual akan memberikan selembar kerupuk puli.
Jika kerupuknya tandas sebelum pecel semangginya habis, maka pembeli bisa meminta selembar lagi kerupuk puli. Selain rasanya yang khas dan bisa jadi pengobat rindu, cara makan yang unik juga memberikan sebuah pengalaman yang melekat kuat pada penikmatnya.
Semanggi Surabaya dan Program KBA Astra
Ada banyak faktor kenapa makanan khas semanggi menjadi langka dan sulit ditemukan di kota Surabaya.
Pertama karena banyaknya sawah semanggi yang berubah jadi area perumahan.
Dalam sketsa-sketsa panganan tradisional Surabaya, Budayawan Dukut Imam Widodo lewat bukunya Monggo Dipun Badhog juga menulis:
“… dengan banyaknya sawah-sawah yang digusur dibuat perumahan, maka tumbuhan semanggi pun mendekati kepunahan."
Tumbuhan semanggi yang semula tumbuh bebas dan liar semakin tidak mendapat tempat untuk tumbuh.
Kedua, pandangan masyarakat jika semanggi adalah tumbuhan kotor, gulma dan makanan orang miskin.
Keadaan semanggi yang tidak mendapatkan lahan tumbuh yang baik, membuat pandangan masyarakat pada tumbuhan ini memburuk. Banyak yang menganggap jika semanggi adalah tumbuhan kotor dan gulma. Selain itu, hanya orang miskin yang masih mau memakan tumbuhan ini.
Sehingga menyebabkan semanggi kalah pamor dengan makanan khas dan makanan kekinian Surabaya lainnya.
Ketiga, petani maupun penjual semanggi tidak mendapatkan bantuan dalam mengembangkan usahanya
Rendahnya pamor semanggi di masyarakat dan tidak adanya lahan yang baik untuk menanam semanggi membuat petani maupun penjual tidak bersemangat melestarikan kuliner khas ini.
Meski rasanya enak dan sudah menjadi ikon surabaya. Tapi, minat pembeli rendah membuat UMKM yang membudidayakan semanggi ini juga menurun. Bahkan banyak generasi muda yang mulai melupakan makanan khas ini.
Hal inilah yang kemudian menjadi alasan PT Astra Internasional meresmikan program KBA (Kampung Berseri Astra) di Kampoeng Semanggi, Benowo, Surabaya.
Koordinator Astra Group Surabaya, Faris Henky Irawan didampingi Camat Benowo dan Lurah Sememi meresmikan “Kampoeng Semanggi Suroboyo” yang berada di Jalan Kendung Kelurahan Sememi pada Jumat, (03/09/21).
Dilansir dari laman Astra, Kampung Berseri Astra sendiri adalah program pengembangan masyarakat berbasis komunitas yang mengintegrasikan inisiatif 4 pilar program kontribusi sosial berkelanjutan Astra yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan, dalam satu komunitas kampung.
Nah, untuk menyukseskan KBA Semanggi Suroboyo ada beberapa program yang dilaksanakan. Diantaranya, memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada 300 lebih warga sekitar Kampoeng Semanggi, dana dan pelatihan tentang kemasan, pemasaran secara online juga pengolahan semanggi secara mandiri.
Selain itu, PT. Astra International juga menggandeng Universitas Wijaya Putra. Sehingga program KBA Semanggi Suroboyo ini diharapkan sukses dan SDM menjadi lebih inovatif, kreatif dan produktif
Semangat Astra Lewat Kampung Semanggi Surabaya Memberikan Perubahan Besar
Dukungan Astra dengan meresmikan KBA Semanggi Suroboyo berhasil membawa banyak perubahan positif.
Jika dulu semanggi dianggap sebagai tumbuhan liar dan tidak dilestarikan. Kini panen semanggi biasa dilakukan setiap bulan, di mana yang dipanen adalah yang masih muda.
Rata-rata petani menggarap lahan seluas 450 m2. Meski tak semuanya punya lahan sendiri, menyewa adalah jalan lain untuk mengembangkan semanggi. Selain itu juga tercatat ada sekitar 300 penjual semanggi sekarang.
Semanggi pun tidak lagi hanya diolah menjadi pecel semanggi saja. Tapi juga bisa dinikmati dalam bentuk siap saji seperti, stik semanggi, bolu semanggi, pasta semanggi, dan lain-lain.
Perkembangan ini, tentu juga berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat di kampung semanggi Surabaya. Sesuai dengan empat pilar Astra, yaitu untuk Indonesia hijau, cerdas, kreatif, dan hijau.
Semoga kedepannya olahan tanaman semanggi menjadi semakin produktif dan kreatif. Sehingga, semanggi ini tidak hanya dinikmati masyarakat Surabaya tapi juga seluruh Indonesia hingga mancanegara.
Dan program KBA PT. Astra Internasional terus maju, sehingga banyak daerah yang berkesempatan mengembangkan potensinya.