Lina Mukherjee Membuka Aibnya Sendiri, Bolehkah Membuka Aib Dalam Islam?
- freepik.com
Olret – Lina Mukerjee tengah menjadi bahan perbincangan hangat dari warganet. Hal ini karena pengakuannya yang membuat heboh sejagat maya. Memang selebgram yang identik dengan gaya khas Bollywood ini beberapa kali membuat sensasi yang menaikkan popularitasnya.
Dalam pembahasan yang sangat ramai adalah pengakuan dirinya yang pernah meminum alkohol, berzina bahkan makan babi. Seharusnya, untuk urusan pribadi yang membuat ricuh dan membuat sebagian umat lain sangat marah dan berujung pada tindakan pelaporan dirinya ke hukum.
Lantas apa sebenarnya hukum menyebarkan aib diri sendiri dalam islam? Dalam sebuah kajian yang diadakan oleh Buya Yahya yang di unggah melalui laman Youtubenya dengan judul Bolehkah Membuka Aib untuk Mencari Solusi - Buya Yahya Menjawab .
Hal ini berawal dari sebuah pertanyaan dari WhatsApp. Seorang hamba Allah dari Sukabumi yang tinggal di Malaysia mengikuti suaminya. Dia sudah hampir 5 tahun tinggal di sana. Dia pun pun bertanya kepada Buya Yahya, Apakah jika bertanya sesuatu yang menyangkut masalah rumah tangganya dan akan membuka sedikit aib rumah tangga saya apakah saya berdosa.
Dia pun menjelaskan maksudnya bahwa dia ingin meminta solusi dari Buya Yahya mengenai permasalahan dalam rumah tangganya. Lantas bagaimana jawaban dari Buya Yahya?
Buya Yahya pun menjelaskan bahwa pria baik harga mati tidak boleh kita membongkar aib keluarga apapun termasuk suami dan sebagainya. Tidak boleh.
Kalau kamu ingin memberikan solusi ingin bertanya kepada seorang tidak harus berkata suamiku, begitu. Gak harus ya. Jika memang ingin mendapatkan solusi, kamu bisa menggunakan pertanyaan tanpa harus menyebutkan identitas asli atau menggunakan kata-kata yang lainnya.
Dalam ajaran Islam, Allah swt senantiasa menutupi kesalahan hambanya di siang hari dan di malam hari. Setiap hamba diberi kesempatan untuk bertobat dari kesalahan yang dilakukannya di pagi hari, dan kesalahannya di malam hari. Nabi saw bersabda:
((كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إلا المُجَاهِرِينَ، وَإنَّ مِنَ المُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ باللَّيلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيهِ،
فَيقُولُ: يَا فُلانُ، عَمِلتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصبحُ يَكْشِفُ ستْرَ اللهِ عَنْه)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Setiap umatku akan diampuni, kecuali mereka yang terang-terangan melakukan dosa. Meskipun begitu, mereka yang terang-terangan berdosa di malam hari tetap ditutupi aib dan dosanya hingga pagi hari. Namun ada yang justru menceritakan aib dan dosanya dan berkata: “Tadi malam aku melakukan ini dan itu. Allah telah menutupinya namun dirinya sendiri yang membuka aibnya itu.”