4 Dampak Lavender Marriage, Pelajari Dulu Agar Tak Keliru

Pasangan
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Lavender marriage, atau yang dikenal sebagai pernikahan pura-pura, adalah istilah yang merujuk pada pernikahan antara dua orang yang biasanya memiliki orientasi seksual atau identitas gender yang tidak sesuai dengan ekspektasi sosial, namun tetap memilih menikah untuk alasan tertentu. Istilah ini pertama kali populer di Hollywood era 1920-an, ketika selebriti menyembunyikan orientasi seksual mereka demi mempertahankan karier di industri yang penuh tekanan sosial. Namun, apa sebenarnya dampak dari lavender marriage ini? Nah, biar tidak lagi bertanya-tanya, berikut ini beberapa poin yang perlu diketahui tentang pernikahan pura-pura yang dimaksud:

1. Kehilangan Kebebasan Pribadi

Viral! Perusahaan Ini Mewajibkan Karyawan Menikah, Jomblo Dipecat?

Lavender marriage seringkali membuat individu kehilangan kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri. Pasangan dalam hubungan semacam ini biasanya harus menjalani kehidupan penuh sandiwara, baik di depan keluarga, teman, maupun masyarakat luas. Hal ini dapat menciptakan tekanan emosional yang besar karena mereka terus-menerus merasa harus "memainkan peran" yang bukan dirinya.

2. Dampak Psikologis yang Berat

Tekanan untuk mempertahankan citra palsu dapat memicu berbagai masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, hingga krisis identitas. Menyembunyikan jati diri dalam waktu yang lama juga bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian, bahkan ketika mereka dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Akumulasi tekanan ini tentu berdampak negatif pada kesejahteraan mental seseorang.

3. Hubungan yang Rentan Konflik

Netizen Menemukan Sesuatu yang Tidak Biasa Pada Kim Sae Ron Sebelum Tiba-Tiba Meninggal dunia

Pernikahan yang tidak didasarkan pada cinta atau keinginan untuk membangun kehidupan bersama secara tulus seringkali rawan konflik. Ketika dua orang menikah hanya untuk alasan sosial, mereka mungkin kurang memiliki dasar emosional yang kuat untuk menghadapi tantangan pernikahan. Selain itu, rahasia yang mereka simpan bisa menjadi sumber ketegangan tambahan.

4. Mengorbankan Kebahagiaan Jangka Panjang

Lavender marriage mungkin tampak sebagai solusi praktis untuk menghindari stigma sosial, namun seringkali mengorbankan kebahagiaan jangka panjang. Baik pihak yang menjalani pernikahan maupun pasangan mereka bisa merasa tidak puas dan hampa dalam hubungan tersebut. Dalam beberapa kasus, mereka juga kehilangan kesempatan untuk menjalani hubungan yang sejati dengan orang yang benar-benar mereka cintai.

Arie Untung Ungkap Perjalanan 20 Tahun Bersama Fenita Arie, Berharap Menua Sampai JannahNya

Individu yang memilih untuk menjalani kehidupan rumah tangga lavender marriage memiliki tantangan yang besar. Terlebih lagi jika praktik ini dilakukan pada negara yang menjunjung norma-norma yang menentang terkait dengan lavender marriage. Hal tabu seperti ini bukan tidak mungkin akan menjadi masalah pelik jika tidak dibarengi dengan tanggungjawab individu terhadap segala hal yang bersangkutan.