Bukit Cirimpak Camping Ground, Peson Tersembunyi di Bogor yang Cocok Bareng Sahabat
- Viva/Idris Hasibuan
Udara sejuk dan tidak terlalu dingin menemani kami mendirikan tenda. Kami pun mendirikan tenda di lokasi bawah dengan alasan sangat rata dan dekat dengan toilet. Ketika kami sibuk mendirikan tenda, petugas pun sibuk mencari kayu bakar untuk menemani kami malam ini.
Setelah tenda berdiri dengan baik, kami pun mengobrol santai di sebuah kursi dan meja yang tertata apik di pojok. Sekitar 1 jam lebih kami mengobrol santai dengan berbagai topik. Lalu melanjutkan membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh yang sudah mulai kedinginan. Selama disini, terdengar dengan jelas nyanyian dari beberapa villa di sekitar yang sedang asyik dangsutan.
Tak seperti biasanya, malam ini saya tidur diatas jam 12 karena keasyikan mengobrol dan bermain api unggun. Sebenarnya, saya tak terbiasa tidur diatas jam 11 malam. Dan parahnya lagi, mata saya tak bisa terpejamkan. Semakin malam, suara khas alam pun semakin terasa.
Sehingga akhirnya saya mendengarkan tangisan dari lokasi yang cukup jauh. Tangisan bocah tersebut sekitar setengah jam lebih.
Dan saya pun melihat zifta yang sudah tidur dengan pulas, namun tak lama kemudian dia pun mulai bermimpi dan tak begitu jelas.
Saya melihat dia sedang ketakutan dan mulai keringatan. Mau membangunkannya pun saya tak tega karena gak tahu apa yang dia rasakan. Tak lama kemudian, dia pun bangun dengan wajah yang cukup menyeramkan bagiku. Dan sontak saja, saya pun berteriak dan menenangkan diri kemudian.