Golput Memang Tidak Dilarang, Tapi Pemilih Pemilu 2024 Didominasi Pemuda
- (Instagram/@khi.konsultasihukum)
Olret – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang kurang lebih 3 bulan lagi, itu berarti bahwa rakyat Indonesia akan memilih dan menentukan sosok pemimpin di Indonesia mendatang, mulai dari Presiden hingga anggota DPRD tingkat Kabupaten/Kota.
Pasangan calon pun sudah ditetapkan oleh KPU yang akan bertarung di Pemilu 2024 mendatang, hal itu menjadi perhatian bagi kita semua untuk bisa ambil bagian dalam memilih pemimpin yang layak, berkualitas, dan bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Seperti yang telah dijadwalkan oleh KPU, bahwa tahapan kampanye dimulai pada tanggal 28 November mendatang. Dari tahapan itu, para calon pemimpin yang ikut dalam kontestasi akan menyampaikan visi misi serta program yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Di momen kampanye diharapkan mampu meyakinkan masyarakat bahwa calon pemimpin yang bersangkutan memang layak untuk dipilih, bukan hanya sekedar popularitas dan kedekatannya dengan penguasa.
Pemilu 2024 mendatang ini menurut saya cukup menarik. Pasalnya, dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sudah ditetapkan oleh KPU, itu pemilihnya ternyata didominasi kaum muda, ada sekitar 56% pemilih yang di dalamnya adalah generasi muda.
Itu berarti penentuan dan nasib bangsa ke depan, sangat besar berada di tangan kaum muda. Makanya tidak heran, para calon kontestan Pemilu hari ini banyak yang berlomba-lomba untuk bisa mencuri suara dari generasi muda.
Tapi, saya kadang bikin heran, tampaknya kaum muda hari ini masih saja ada yang tidak terlalu melek dengan politik. Sebagian ada yang beranggapan bahwa politik begitu kotor untuk generasi muda. Padahal nyatanya suara kaum muda sangat berpengaruh untuk penentuan pemimpin ke depan.
Contoh misalnya, di lingkungan saya sendiri, masih ada pemuda yang saya temukan tidak mau ambil bagian pada Pemilu 2024 ini. Mereka pun bahkan mengeluarkan statment 'golput' pada Pemilu 2024 mendatang.
Ini menurut saya bisa dibilang cukup miris, justru harusnya pemudalah yang mesti ambil bagian untuk tidak golput, tetapi nyatanya masih ada juga kaum muda yang mau golput. Parahnya lagi, kalau keinginan golputnya itu disosialisasikan dan ingin mempengaruhi orang lain.
Memang secara aturan golput itu tidak ada yang melarang, dan juga orang berhak untuk tidak memilih. Tapi, lagi-lagi saya tekankan kalau pemilih pada Pemilu 2024 mendatang itu didominasi kaum muda dan bisa dibilang penentuan pemimpin ke depan berada di tangan kaum muda.
Sebagai kesimpulan dari menurut hemat saya, ini harusnya menjadi momentum yang mesti dimanfaatkan oleh kaum muda. Pemuda harus bisa ambil bagian dalam menentukan pemimpin yang akan datang. Karena kalau bukan pemuda yang diharapkan, lantas siapa lagi.