5 Prilaku Yang Menunjukan Jika Kamu Mengalami Pengabaian Emosional Sejak Kecil

Pengabaian emosional masa kecil
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Aspek emosional ketika mengalami hal-hal buruk tetapi tidak diperhatikan atau diabaikan dalam jangka waktu yang lama di sebut pengabaian emosional. Pengabaian emosional ini menurut psikoterapis Kaytee Gillis, LCSW-BACS., berkontribusi pada bagaimana perasaannya ketika telah dewasa. Melansir Living with Meaning, ketika seseorang mengalaminya, ia sulit mengidentifikasi perasaan dan mengekspresikannya dengan prilaku berikut ini.

1. Marah ketika orang lain tidak memberikan perhatian

Orang yang mudah marah

Photo :
  • freepik.com

Bagi seorang yang mengalami pengabaian emosional, kerap bermasalah dengan eksistensi dirinya. Mereka bisa merasa tidak penting atau tidak terlihat, sehingga marah ketika orang lain tidak memperhatikan hal-hal kecil tentang dirinya.

2. Merasa ditinggalkan

Meski berteman akrab, kadang seseorang merasa ditinggalkan. Padahal telah dilibatkan dalam percakapan atau pun dalam kegiatan sosial. Ini kerap dialami seseorang yang mengalami pengabaian emosional pada masa kanak-kanak. Menurut ahli, fokuslah menghabiskan waktu bersama orang-orang yang membuatmu merasa diinginkan dan akrab. Akui mereka sebagai teman atau anggota keluarga. Jika tak lagi dilibatkan dalam keakraban, jujurlah pada mereka tentang perasaanmu.

3. Merasa perlu untuk 'memperbaiki' orang lain

Ini bisa berasal dari riwayat keinginanmu untuk membantu orang tua atau pengasuh yang mungkin telah berjuang dengan penyakit mental. Anak-anak sering kali merasa tanggung jawab yang besar untuk membantu melindungi pengasuh mereka. Tetapi, kamu perlu memiliki batas karena kamu tidak dapat bekerja lebih keras daripada orang lain.

4. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Membandingkan diri sendiri

Photo :
  • freepik.com

Normal jika sekali waktu membandingkan diri dengan orang lain. Terutama jika kamu masih muda karena sering dinilai berdasarkan penampilan, tindakan, dan cara tertentu sesuai dengan batasan kelompok sosial. Tetapi jika membandingkan diri terus-menerus, merupakan tanda kamu memiliki harga diri yang rendah atau kurang percaya diri. Salah satu cara mengatasi ini adalah dengan menanamkan perspektif bahwa setiap orang memiliki capaian yang berbeda-beda.

5. Merasa perlu menjelaskan tentang diri sendiri secara berlebihan

Jika anak-anak dibesarkan dalam lingkungan di mana emosi atau perasaan dipermalukan atau menyebabkan hukuman, mereka tumbuh dengan pesan bahwa perasaan tertentu adalah buruk. Banyak orang tidak merasa didengarkan di masa kanak-kanak cenderung menjelaskan secara berlebihan.

Keinginan untuk menjelaskan secara berlebihan ini adalah mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk menjatuhkan mereka dari masalah. Cara mengatasi ini, perlu disadari bahwa kamu tidak berulang alasan atau penjelasan kepada siapa pun atas perasaanmu. Jadi, ambillah nafas dalam-dalam dan ingatkan diri bahwa kamu tidak dalam masalah.

Disclaimer: tulisan ini bukan untuk menghakimi orang tua, tapi untuk belajar dari apa yang belum kita ketahui di masa lalu, agar kita dapat me-reparenting diri sendiri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama pada anak kita di masa depan.

Kamu bukan luka masa kecilmu. Sudah saatnya kamu menentukan kehidupanmu sendiri sekarang dan nanti, mulai dari sini: pulihkan luka masa kecilmu dan berdamai dengan masa lalu.