Ladies, Ini 5 Tanda Bahwa Kitalah yang Menyabotase Hubungan!
- https://www.freepik.com/
Olret – Mudah sekali untuk kita mencari kesalahan pihak laki-laki ketika hubungan kita yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi malapetaka. Dengan banyak sekali tips percintaan online untuk perempuan, kadang kita tergiur untuk hanya melihat keluar tanpa melihat ke dalam.
Walau banyak perempuan yang terluka karena laki-laki, padahal faktanya laki-laki pun banyak yang terluka karena perempuan. Langkah pertama menghentikan siklus toxic ini adalah dengan sadar. Melihat ke dalam diri lalu mulai bertanya, "apakah aku selama ini tidak sengaja menyabotase hubunganku?" Menurut Psikolog Twelvi Febrina, S.Psi, berikut tanda bahwa perempuanlah yang menyabotase hubungan.
1. Menganggap pasangan ibarat proyek kerajinan tangan yang bisa kita perbaiki
Kita tidak suka cara berpakaiannya, cara berjalannya, teman-temannya, karakternya, hobinya, pekerjaannya, dan lain sebagainya, tapi kita "maksa" untuk melanjutkan hubungan ini karena kita pikir kita bisa memperbaiki dia. Dengan anggapan, "nanti sama aku, dia pasti berubah, aku bisa merubah dia jadi lebih baik.." Ladies, a man is not art project! Dia juga bukan mainan rusak yang bisa kamu perbaiki.
2. Punya ekspektasi berlebihan dan berharap dia bisa membuat kita bahagia
Perempuan harus tau kebenarannya; bahwa kebahagiaan adalah pekerjaan internal. Jika hidupmu saat sendiri selama ini hampa, menderita, tidak bahagia, jangan berharap laki-laki bisa memenuhi lubang besar dalam hatimu. Ini akan membuat kamu sangat bergantung pada dia untuk validasi emosi. Dan menjadi clingy, alias sangat lengket pada dia karena kamu berharap dia bisa memenuhi semua peran yang kamu butuhkan dalam hidup.
3. Insecure dan selalu overthinking bahwa dia akan menyakiti atau selingkuh
Bahkan walau dia tidak berbuat apa-apa, kamu selalu curiga dengannya. Insecurity dan overthinking kamu adalah masalah kamu sendiri. Itu datang dari luka dan trauma lama kamu yang belum pernah kamu selesaikan. Entah itu trauma karena hubungan kedua orang tuamu yang toxic atau hubunganmu sebagai anak dengan orang tuamu, atau pengalamannya di masa lalu jika kamu pernah disakiti oleh mantan kekasih.
Ini erat sekali hubungannya dengan anxious attachment style, dan tidak ada hubungannya dengan pasanganmu saat ini. Selesaikan luka-lukamu sendiri, agar kamu tidak melukai setiap orang yang bersentuhan denganmu dalam hidup ini.
4. Terlalu banyak komunikasi
Salah satu kunci hubungan sehat adalah komunikasi. Tapi terlalu banyak dan terlalu sering komunikasi, seperti chat dari pagi sampai malam, video call tiap hati berjam-jam, saling tag di media sosial seharian, kemana-mana harus bersama, merupakan satu hal yang akan menjadi tidak sehat bagi hubungan kita.
Bagaimana bisa dia merindukan kamu kalau kamu 24/7 selalu ada dalam hidupnya? Kadang kalian sampai kehilangan identitas pribadi kalian di luar hubungan ini. Kualitas lebih baik dari kuantitas. Milikilah duniamu sendiri. Teman-teman sendiri, hobi sendiri, aktivitas sendiri, kejar impianmu sendiri. Sehingga saat bersama, kalian bisa tiap hari saling jatuh cinta.
5. Menyepelekan dan merendahkan pasangan
Menyepelekan dan merendahkan pasangan, atau mengomel, baik saat berduaan maupun di depan orang lain. Ketika dia memiliki impian atau ambisi tertentu, yang menurutmu tidak akan pernah berhasil dia lakukan, kamu tidak sadar menertawakannya atau memberi penjelasan panjang lebar kenapa ide-idenya tidak akan berhasil. Ketika dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan caramu, kamu mengomel "mengajari"dia untuk melakukannya hanya dengan caramu saja.
Bukankah lebih baik membiarkan dia menjadi dirinya sendiri? supaya kita bisa melihat dia tipe laki-laki yang seperti apa. Lalu, kita sendiri yang memutuskan apakah dia orang yang tepat untuk kita atau tidak. Daripada setiap hari tidak sadar "mengendalikan" dia agar menjadi manusia yang sesuai dengan kemauan kita.
Apakah kamu selama ini tidak sengaja menyabotase hubunganmu? Atau kamu pernah seperti ini dan jadi kehilangan laki-laki yang baik? Lalu sekarang menyesal ingin dia kembali lagi. Sebelum semua menjadi sebuah penyesalan, lebih baik kita introspeksi diri.