Aku Pergi Meninggalkanmu Bukan Tak Sayang, Tapi Karena Cintaku Tak Terbalas

- freepik.com
Olret – Hai, bagaimana kabar kamu? Lama juga ya kita sudah tak saling menyapa dan saling memadu kata hanya untuk saling bertutur kata. Masih ingatkah kita pernah tersenyum bersama, dan melangkahkan kaki secara berirama. Tapi itu hanya kenangan masa lalu. Sebelum kita berpisah.
Jika aku ingat kala itu, hatiku sangat sakit, kamu yang berjalan bersamaku tetapi hatimu untuk dia. Mungkin aku yang terlalu berharap, aku yang berpikir rasa cinta dan sayangku terbalas ternyata kamu abaikan begitu saja.
Lucu juga sebenarnya, aku yang sudah mengetahui isi hatimu tetapi masih bertahan disisimu. Dan lebih bodohnya lagi aku yang menghabiskan waktu dengan seseorang yang sama sekali tak menganggapku ada.
Iya dia penyebab semuanya, dia yang pernah membuatmu melupakan sedih kamu dipundakku waktu di Jogja dulu. Tapi dia juga yang masih tersimpan dihatimu. Sulit memang melupakan seseorang yang begitu indah. Aku juga merasakan hal yang sama, dimana aku juga sulit menghapuskan dirimu di hatiku.
Kita berada di posisi yang sama. Aku yang tak bisa melupakanmu dan kamu yang tidak bisa melupakan dia sedangkan dia berbahagia dengan yang lainnya.
Dan untuk kedua kalinya rencana untuk melamarmu gagal. Pertama karena sebuah ego, dan yang kedua karena dia yang masih ada dihatimu. Hatiku yang dulu pernah hancur berkeping-keping pun kini kamu hancurkan kembali. Dan bodohnya aku masih mencintaimu dengan kepingan-kepingan yang hancur tersebut.
Mungkin itu juga yang kamu alami saat ini yang masih ada dia dihatimu. Yang sakit itu ketika kamu mengakhiri semuanya tanpa alasan, tanpa bicara dan hening. Apa salah dan dosaku Tuhan?
Dan akhirnya aku tersadar, bahwa aku harus beranjak mulai pergi meninggalkanmu, bukan karena aku tak sayang padamu, tapi karena semua rasaku tak terbalas. Dan perlahan-lahan langkah kakiku bakal menjauh meninggalkan semua bayanganmu, untuk menemukan bayangan lainnya yang lebih bisa menghargai hatiku.
Dan untukmu, semoga lelahmu terbayar dengan kembalinya dia untukmu. Tapi jika suatu saat kamu membutuhkan aku kembali. Maaf aku sudah tidak akan pernah lagi memandangmu dari balik punggungmu.
Olret – Hai, bagaimana kabar kamu? Lama juga ya kita sudah tak saling menyapa dan saling memadu kata hanya untuk saling bertutur kata. Masih ingatkah kita pernah tersenyum bersama, dan melangkahkan kaki secara berirama. Tapi itu hanya kenangan masa lalu. Sebelum kita berpisah.
Jika aku ingat kala itu, hatiku sangat sakit, kamu yang berjalan bersamaku tetapi hatimu untuk dia. Mungkin aku yang terlalu berharap, aku yang berpikir rasa cinta dan sayangku terbalas ternyata kamu abaikan begitu saja.
Lucu juga sebenarnya, aku yang sudah mengetahui isi hatimu tetapi masih bertahan disisimu. Dan lebih bodohnya lagi aku yang menghabiskan waktu dengan seseorang yang sama sekali tak menganggapku ada.
Iya dia penyebab semuanya, dia yang pernah membuatmu melupakan sedih kamu dipundakku waktu di Jogja dulu. Tapi dia juga yang masih tersimpan dihatimu. Sulit memang melupakan seseorang yang begitu indah. Aku juga merasakan hal yang sama, dimana aku juga sulit menghapuskan dirimu di hatiku.
Kita berada di posisi yang sama. Aku yang tak bisa melupakanmu dan kamu yang tidak bisa melupakan dia sedangkan dia berbahagia dengan yang lainnya.
Dan untuk kedua kalinya rencana untuk melamarmu gagal. Pertama karena sebuah ego, dan yang kedua karena dia yang masih ada dihatimu. Hatiku yang dulu pernah hancur berkeping-keping pun kini kamu hancurkan kembali. Dan bodohnya aku masih mencintaimu dengan kepingan-kepingan yang hancur tersebut.
Mungkin itu juga yang kamu alami saat ini yang masih ada dia dihatimu. Yang sakit itu ketika kamu mengakhiri semuanya tanpa alasan, tanpa bicara dan hening. Apa salah dan dosaku Tuhan?
Dan akhirnya aku tersadar, bahwa aku harus beranjak mulai pergi meninggalkanmu, bukan karena aku tak sayang padamu, tapi karena semua rasaku tak terbalas. Dan perlahan-lahan langkah kakiku bakal menjauh meninggalkan semua bayanganmu, untuk menemukan bayangan lainnya yang lebih bisa menghargai hatiku.
Dan untukmu, semoga lelahmu terbayar dengan kembalinya dia untukmu. Tapi jika suatu saat kamu membutuhkan aku kembali. Maaf aku sudah tidak akan pernah lagi memandangmu dari balik punggungmu.
Terima kasih, Karena Luka Darimu Mengajariku Menjalani Cinta yang Lebih Baik
Kamu yang telah membuatku jatuh cinta dan bertekuk lutut, meski aku tahu kamu tak akan pernah peduli. Masih seperti dulu, aku yang tertatih berjalan ke arahmu dan tak pernah kau hiraukan. Mungkin karena aku hanya segenggam pasir yang ada di lautan atau hanya sampah belaka yang mengganggu ruang hidupmu.
Tapi, sekarang aku sudah mulai belajar mencintai lagi. Dari awal, kepada seseorang yang bukan kamu. Kepada seseorang yang pada akhirnya aku pilih sebagai yang paling ingin kubahagiakan hidupnya. Bahagia yang pada awalnya aku persiapkan untuk membekali perjalananmu, kemanapun dan kapanpun. Kecemasan yang pada awalnya aku persiapkan untuk menemani keberadaanmu, dimanapun.
Mencintai (bisa jadi ) adalah merelakan dan bisa juga pilihan. Jangan salahkan aku yang lebih memilih pergi karena memang kau tak pernah menganggapku ada
Memang tak mudah sayang, membiasakan diri merafal nama selain namamu. Melangitkan doa-doa lain selain menujumu. Dan aku melakukan semua ini, sebab aku telah memutuskan dan memilih jalan hidupku. Di detik aku mulai mencintainya, adalah detik yang sama ketika aku tidak lagi berjalan ke arahmu.
Bahagilah seperti yang kuharapkan, terimkasih telah memberi arti mencintai yang sebenarnya.
Dan hanya satu pintaku, semoga kamu mendapatkan kekasih hati yang sesuai dengan keinginan dan segudang kriteria yang kamu tuliskan dalam akal dan pikiranmu. Pun, kelak jika dia yang kamu inginkan tak sesuai dengan harapanmu, cobalah bersabar karena memang itu lah yang terbaik buat kamu.
“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersabar.” (An-Nahl: 96)