Dewasa Itu Bukan Hanya Soal Usia, Tapi Soal Pemikiran
Olret – Menjadi seseorang yang dewasa, adalah goal yang pada dasarnya ingin dicapai oleh semua orang.
Apalagi, setelah semua pengalaman hidup yang dilewati, pelajaran soal kehidupan yang mengubah pemikiran dan pendapat. Seseorang yang telah dewasa tidak akan lagi mudah menjudge sesuatu yang bukan koridornya atau belum dia mengerti sepenuhnya.
Namun ternyata, banyak sekali diantara kita yang masih gagal dalam mencapai tahap kedewasaan tersebut. Mungkin, dirinya telah berpikir dia dewasa, tapi faktanya masih sering egois, mudah mengkafirkan dan mendosakan seseorang, juga senang sekali memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain.
Padahal jika dilihat dari usia, banyak yang seharusnya telah mumpuni. Namun kembali pada fakta, bahwa kedewasaan ternyata bukan lagi hanya soal usia atau seorang yang telah makan banyak asam garam dunia.
Seorang anak kecilpun, bisa menjadi lebih dewasa, saat dia bisa dan mampu melihat masalah hidup dengan lebih bijak. Banyak pelajaran dari seorang anak kecil, yang Allah akan derajatnya lebih tinggi berkat keikhlasan dan kesabarannya dalam menghadapi peliknya kehidupan.
Dewasa Itu Bukan Soal Usia, Tapi Soal Mampu Tidaknya Dirinya Belajar Dari Setiap Pengalaman Hidup, Mengambilnya Sebagai Bekal Langkah Selanjutnya
Ada banyak hal yang bisa kamu dapatkan dari masalah, ujian dan cobaan. Diantaranya adalah buah dari kesabaran dan ketawakkalan yang akan didapatkan setelah melewatinya.
Tak lupa, pelajaran berharga yang bisa kamu jadikan pelajaran dan hikmah. Namun, pada kenyataannya tak semua orang mampu mengambil pelajaran dari suatu pengalaman, atau mereka tahu, tapi tak menggunakannya sebagai bekal kehidupan selanjutnya.
Hidayah dan hikmah yang Allah SWT selipkan dalam ujian dan cobaan itu, seringkali diabaikan dan tidak dimengerti oleh HambaNya. Sehingga, saat ada masalah lagi, bukannya berhasil melewatinya, mereka justru jatuh lebih terperosok ke dalam atau mengulang-ulangi kesalahan yang sama.
Jadi, sebenarnya bukan hasil dari usahamu yang menjadi nikmat terbesar yang diperoleh dan patut kamu syukuri.
Namun prosesnya yang akan memberikan banyak pelajaran hidup, membuka matamu soal pandangan dunia baru dan tidak lagi merasa sombong soal secuil pengetahuan yang kamu punya adalah kenikmatan terbesar yang kamu peroleh, jika kamu menyadarinya.
Dewasa Itu Bukan Soal Usia. Tapi Masalah Pemikiran Dan Adab Seseorang. Seseorang Tak Perlu Menunggu Tua Untuk Menjadi Dewasa
Allah SWT Maha Mengetahui kemampuan tiap hamba-hambaNya dalam mencapai tahap kedewasaan. Sehingga ujian yang hadir juga sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Dan soal batas itu, sama sekali tidak ditentukan oleh factor gender ataupun usia seseorang.
Sehingga benar, jika kamu melihat sekelilingmu, banyak anak-anak yang sudah diminta bersabar atas ujian yang dihadapinya. Banyak orang yang lebih susah, tapi terbukti lebih mampu bersyukur dalam hidupnya.
Mereka telah mengenal istilah “nerima ing pandum”, yaitu percaya bahwa semua yang terjadi memang atas kehendak Allah dan Allah juga Maha Mengetahui Yang Terbaik untuk Hambanya.
Mereka tetap menjalani hidup dan berusaha sebaik mungkin mencari penghidupan. Tanpa berpikir untuk menyerah atau mengakhiri hidup.
Baginya, meski hidup di dunia ini sudah susah, jangan sampai setelah mati pun susah. Percaya saja, Allah sudah menyiapkan yang terbaik di akhir nanti. Sehingga benar, dewasa tak perlu menunggu hingga kamu tua
Dewasa Itu Bukan Soal Usia. Namun Soal Menghargai dan Menerima. Menghargai Perbedaan, Juga Persamaan dan Menerima Dengan Penuh Rasa Syukur Segala Pemberian Allah SWT
Pemikiran orang dewasa itu sebenarnya simple. Hargailah, jika kamu ingin dihargai dan jalani hidup yang Tuhan limpahkan dengan ikhlas, juga penuh dengan rasa syukur. Orang dewasa justru tak terlalu menyukai perdebatan yang muluk-muluk, lebih suka menjadi pengamat dan hanya tersenyum saja saat menemukan suatu perbedaan.
Mereka lebih bijak dalam menghadapi masalah dan lebih menghargai proses penyelesaiannya daripada terpukau dengan hasil yang di dapatkan. Mereka tak menyukai menuntut tapi juga tak memaksa untuk menuntun. Bahkan selalu punya cara unik untuk menyelesaikan masalah, tanpa menyakiti hati siapapun sebelumnya.
Sehingga jika, kamu ingin belajar menjadi seseorang yang dewasa. Mulailah untuk berhenti menilai kedewasaannya dari usia, apalagi penampilan.
Meski masih muda, jika memang pemikirannya benar dan untuk kemaslahatan umat, maka jangan ragu untuk menyetujuinya. Jika kamu masih ragu sekalipun, maka bertabbayun sebanyak banyaknya sebagaimana yang telah diajarkan kepadamu.
Perbedaan itu Indah, karenanya Allah SWT menciptakan suatu perbedaan. Dan justru, dengan perbedaan ditambah dengan ujian yang harus kamu hadapi. Kamu akan diajak untuk berpikir lebih dewasa, terbuka dan lebih bijak.