Gelap, Sepi, Luka Dan Sakit, Semuanya Mengajarkanku Arti Dari Sabar dan Berjuang

Kesepian
Sumber :
  • instagram

Olret – Terima kasih gelap! Engkau memelukku erat dalam dingin di setiap malam dalam tidurku.

Meskipun engkau tidak segemilang terang dan jauh dibanding gemerlap cahaya, namun engkau telah membuatku mengenal gradasi hari mulai dari saat mentari pagi memancar di ufuk timur menyebarkan kemilau emas ke penjuru bumi, hingga ke senja temaram yang banyak dipuja.

Meskipun engkau tidak banyak dihormati dan diagungkan seperti terang, namun engkau setia membelaiku mesra di setiap mimpi-mimpi malamku.⁣

Terima kasih sepi! Engkau mengajariku banyak hal. Engkau banyak dibenci dan dihujat, sangat kontras dibandingkan dengan saudaramu yang selalu dicari itu, si ramai riuh gegap gempita heboh jejingkrakan.

Engkau tidak pernah protes sebanyak apapun aku bercerita kepadamu, engkau setia mendengarkan keluh kesahku, dan engkau akan duduk setia disampingku menunggu sampai air mataku kering saat aku menangis.

Terimakasih luka! Jujur saja, engkau menyakitkan. Namun entah mengapa engkau kerap datang dan sulit dihindari. Kadang aku mencoba ikhlas saat kau datang di ragaku, namun sangat berat ketika engkau terkadang masuk dihatiku. Sakit sekali, tapi tidak berdarah. Tapi tidak apa-apa, bekas-bekas luka yang telah mengering dan tak kunjung hilang kujadikan perhiasan.⁣

Terimakasih sakit! Semua orang berusaha menghindarimu, tapi kala tiba saatnya tidak pernah ada yang benar-benar dapat menghindar. Semaput sekarat aku saat engkau mampir di ragaku.

Aku sempat sangat membencimu, tapi kemudian aku belajar. Engkau membuatku mengenal dan lebih menghargai kesehatan dan kebugaran. Engkau membuatku banyak bersyukur saat jiwa ragaku sedang sehat sejahtera.⁣

Terima kasih semesta! terima kasih kehidupan! Dan di atas segalanya, segala syukur terimakasih buat Sang Pemberi Segalanya!⁣

Tapi Tahukah Kamu, Bahwa Segala Sesuatunya Mempunyai Musimnya Masing-Masing?

Untuk segala sesuatu ada musimnya, dan saat satu musim tiba sekuat apa pun kita mencoba menghindar, kita tetap harus melalui musim tersebut.⁣ Saya sangat suka buah mangga.

Dan saat musim mangga tiba, tidak hanya di Indramayu tapi sampai ke seluruh pasar Cipete penuh buah mangga manis dengan harga yang sangat terjangkau.

Maka saya makan mangga tiap hari, pagi, siang, sore, malam, sampai nafas, keringat dan baju saya jadi bau mangga. Saya menikmati mangga secara maksimal dengan cara saya.⁣

Demikian juga hidup ini, setiap musim harus dinikmati. Ada musim berteman, ada musim menahan diri dari berteman.

Ada musim tertawa, ada musim menangis, ada musim sakit, ada musim banjir, ada musim pacaran, ada musim menikah, ada musim berduka, ada musim sepi, ada musim galau, ada musim heboh jejingkrakan, dan musim-musim lainnya.⁣

Setiap orang mengalami siklus musim yang tidak sama. Dan ada musim yang hanya datang sekali seumur hidup, sama seperti pohon pisang yang hanya berbuah sekali seumur hidup.⁣ Musim apa saat ini dihidupmu?

Nikmati dengan maksimal musim apapun itu, karena cepat atau lambat itu akan segera berganti, dan suatu hari nanti engkau pasti akan merindukannya.⁣

Artikel ini merupakan tulisan dari instagram.com @the.ucox dalam acara 30 hari bercerita. Dan tentunya sudah melalui izin beliau. Admin hanya mengubah judul saja.