4 Manfaat Penting Membiarkan Anak Merasakan Kegagalan 

Ilustrasi anak merasa gagal
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@gustavo-fring

Olret – Rasa cinta pada anak-anak selalu membuat orang tua memilihkan yang terbaik untuk mereka. Kadang orang tua lupa bahwa anak-anak juga manusia yang ingin dimengerti perasaan serta keinginannya. 

Jangan sampai keliru dalam mengekspresikan rasa sayang terhadap anak atau justru dapat menyebabkan mereka tumbuh rapuh secara mental. Misalnya saja, tak membiarkan anak-anak mengalami kegagalan sehingga orang tua berusaha sekeras mungkin bertindak sebagai garda terdepan mengatasi semua masalah anak. 

Padahal terdapat beberapa manfaat penting membiarkan anak merasakan pahitnya sebuah kegagalan sebagaimana yang kami kutip dari laman instagram @school_of_parenting berikut ini. Mari kita bahas hingga tuntas. 

1. Menghargai Proses

Dengan merasakan kegagalan, anak mampu memahami arti penting sebuah proses dalam mencapai suatu tujuan. Tidak ada hal hebat yang didapat secara tiba-tiba. Semua butuh ketekunan serta kesabaran. Dengan begitu, anak-anak akan mengevaluasi penyebab kegagalan dan berusaha mencari solusi terbaik. 

2. Belajar Menerima Kegagalan 

Memang tidak mudah menerima kegagalan apalagi sampai berkali-kali. Berat. Namun, tak jadi soal. Berikan anak jeda waktu sampai mereka memahami situasi hingga mereka pelan-pelan mulai menerima bahwa kegagalan tak selalu buruk.

3. Mampu Mengembangkan Ketahanan Mental 

Jatuh sekali bangkit sepuluh kali. Kegagalan adalah pelajaran yang berharga. Tak akan ada kata menyerah dalam kamus anak-anak yang sering menghadapi situasi pelik. Mental mereka telah terlatih untuk selalu membangkitkan semangat diri. 

4. Anak Belajar Tidak Ada yang Sempurna

Dunia tidak selalu berjalan sesuai yang kita harapkan. Kenyataan tersebut harus tertanam dalam benak anak-anak. Supaya kelak mereka tak mudah putus asa ketika kesempurnaan tentang masa depan, kesuksesan yang mereka inginkan, mereka idam-idamkan justru terpatahkan oleh keadaan. Namun, bukan berarti pesimis sebelum berjuang. 

Kuncinya, selalu dampingi anak-anak melewati fase kegagalan yang sedang mereka alami. Jangan menyudutkan, menyalahkan bahkan melontarkan kalimat berandai-andai. Ajak anak mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Ajarkan dan temani mereka menemukan cara untuk bangkit dari rasa terpuruk.