Percayalah, Meski Dunia Kita Telah Berbeda, Cinta Itu Akan Tetap Sama
Olret – "Aku yang menunggumu di sisi jurang kematian. Berharap ketika Tuhan memanggil, kamulah orang pertama yang ku tatap sama seperti saat pertama kali kita berjumpa dulunya"
Bagiku cinta sejati adalah cinta yang hadir saat ikrar pernikahan itu terucapkan dari bibirmu. Cinta sejati adalah saat kamu dan aku sama sama berjuang dalam rumah tangga ini, saling membimbing untuk menjadi lebih baik dan saling bekerja sama untuk mengurus segalanya.
Aku merasa bersyukur atas hadirnya dirimu dalam hidupku, seperti kamu yang bersyukur atas diriku yang menjadi kawan selama sisa hidupmu. Sehingga, kita tetap selalu setia dalam susah maupun senang dan selalu berdoa untuk dipersatukan lagi ketika di dunia maupun kehidupan setelah tiada nantinya.
Jadi, disinilah aku menunggu momen itu. Disinilah aku berada di sisa sisa waktu terakhir itu. Meski dunia kita telah berbeda, cinta itu tetaplah sama sekarang maupun selamanya.
Dunia Kita Bisa Saja Telah Berbeda, Namun Seperti Janji Yang Pernah Diikrarkan. Percayalah, Kau Tetap Jadi Satu-satunya.
Kau pernah bilang dulunya, bahwa akulah yang akan jadi satu-satunya dalam hidupmu hingga usia menua dan ajal menjemput. Perkataan sederhana yang mampu membuat wajahku bersemu dan ikhlas menjalani segala keadaan bersamamu.
Dan kaupun juga terbukti menepatinya. Hingga dunia kita telah berbeda, hanya akulah yang jadi satu-satunya di hatimu. Sehingga, hingga napas terakhir, aku juga akan menepati janji dengan menjadikan kamu satu-satunya di hatiku.
Tidak Perlu Khawatir. Sebab Di Sini Akan Kujaga Sepenuh Hati Semua Hal Yang Jadi Kenangan Serta Yang Tertinggal.
Pasti akan kujaga, kurawat dan kucintai semua hal yang menjadi tanggung jawabku selepas engkau pergi. Anak-anak, harta benda dan ilmu berharga yang selama ini kau telah ajarkan pada kami.
Jadi, di sana kau tak perlu merasa khawatir. Tenanglah, sebab aku di sini akan menjaga semua buah dari cinta itu, hingga saatnya kita dipertemukan kembali.
Sama Seperti Indahnya Pertemuan Kita Dalam Status Halal, Aku Juga Tak Sabar Bertemu Lagi Denganmu Di Surga Tuhan.
Seperti doa yang selalu terucap, sebagaimana mimpi yang selalu diharapkan. Semoga kita bisa menjadi jodoh dunia dan akhirat.
Perpisahan lewat kematian ini hanyalah sementara. Hanyalah kerinduan untuk kemudian di persatukan kembali dalam surga Tuhan. Apalagi setelah semua bekal dan ridho Tuhan yang kita upayakan, semoga pertemuan itu tidaklah sulit. Bahkan indah, seperti saat kita dipertemukan dalam kehalalan.
Jadi Untukmu Kekasih Dunia Akhiratku. Meski Raga Tak Lagi Bersama. Namun, Jiwa Dan Hatiku Akan Selalu Ada Untukmu
Ada kerinduan, kerinduan yang begitu menyiksa. Saat harum tubuh di pakaianmu yang semakin samar dan ranjang yang dulu kau tempati menjadi lebih dingin. Apalagi saat pusaramu semakin sering kudatangi, menandai bahwa ragamu tak lagi berpijak di bumi.
Namun, semakin sedih hati ini, semakin terpekur diri lebih lama dalam doa dan ibadah. Semakin tegar jiwa ini, semakin sadar akan tanggung jawab yang harus diemban dan kau tinggalkan.
Aku berharap bisa meneruskan perjuangan yang telah kita mulai bersama. Aku berharap pula tak perlu hidup di dunia ini terlalu lama. Semakin menua, tidak ada hal yang kutunggu selain dirimu di rumah kenangan kita bersama. Dijemput kematian, dijemput olehmu sang kekasih halal.