Cinta, Sungguh Suatu Misteri yang Bisa Membuat Tertawa, Kadang Menangis di Waktu Sama
Bukankah satu-satunya yang bisa kulakukan hanya menerima dan berlapang dada? Sudah sering kali aku melepas. Sudah sering kali aku mengalah. Sudah sering kali aku pergi dari arena hanya untuk menyuguhkan bahagia bagi sosok yang kucinta. Sudah sering kali aku membiarkan hal ini berulang kali jadi siklus yang biasa dimaklumi.
Sudah sering kali aku mempersilahkan orang lain untuk duduk menggantikan peran yang biasa kulakukan. Ingin rasanya sekali bertolak dari apa yang biasa kulakoni. Tak perlulah kepala menyodori seharusnya aku berbuat apa.
Kali ini aku hanya mengandalkan hati, ke arah mana ia seharusnya pergi. Karena memperjuangkanmu justru membuatku semakin sadar untuk segera menekan tombol henti. Aku takut ada yang terluka lebih lama, lebih sering, lebih sakit. Entah aku atau kamu.