Jadi Petani Muda, Muhammad Nazri Syahputra Jadi Inisiator Tani Muda di Deli Serdang
- instagram @nazri_hidrosinergiutama
Olret – Apa yang kamu pikirkan jika menjadi seorang petani? Miskin, tak dihargai bahkan kesulitan ekonomi sudah menjadi hal yang biasa dalam petani. Karena memang petani di Indonesia tidak begitu mendapatkan perhatian yang layak.
Bahkan sudah tak asing lagi, para petani yang membuang hasil panennya karena harga yang sangat murah. Selain itu, pada saat musim tanam, para petani harus membayar mahal pupuk dan biaya lainnya yang harus dikeluarkan.
Namun berbeda dengan Muhammad Nazri, seorang pemuda dari Deli Serdang yang menjadi inisasi petani muda disana. Lantas bagaimana kisah selengkapnya?
Muhammad Nazri Syahputra, Ketua Komunitas Hidroponik
Mungkin banyak yang tidak mengenalnya, namun lewat program SATU Indonesia Awards dari Astra dia pun mendapatkan penghargaan dan pengakuan yang layak. Sebagai informasi SATU Indonesia Awards adalah ajang penghargaan yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk untuk memberikan apresiasi kepada anak muda yang berkontribusi bagi masyarakat
Muhammad Nazri Syahputra berperan sebagai Ketua Komunitas Hidroponik Sumatera Utara sekaligus Duta Petani Milenial Kabupaten Deli Serdang, kisahnya diharapkan bisa memotivasi banyak generasi muda untuk tak memandang sebelah mata profesi sebagai petani.
Muhammad Nazri Syahputra pun diketahui setelah lulus kuliah mencoba peruntungan di dunia bisnis, namun mengalami kegagalan. Tak putus asa, dia pun merantau dan keliling ke berbagai kota di Indonesia.
Sehingga akhirnya dia bertemu dengan salah satu orang yang paling berpengaruh di Indonesia dalam dunia bisnis yaitu Bob Sadino. Dari perkenalan inilah ia belajar pertanian hidroponik di tempat yang direkomendasikan oleh pengusaha yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan tersebut.
"Awal mula program ini, 2014 bangkrut dan backpaker untuk menenangkan diri. Belajar dengan salah satu guru terbaik saat itu almarhum Om Bob Sadino. Keliling dan sempat beberapa saat di Bogor dan penasaran dengan pertanian baru kala itu (hidroponik)," ungkap pemuda berusia 35 tahun itu.