5 Hal Yang Perlu Di Waspadai, Jika Ingin Menikah Di Usia Dini
- freepik.com
Olret – Menikah di usia dini sempat menjadi trend di beberapa waktu yang lalu. Tapi ternyata, praktiknya sudah terjadi sejak lama sampai sekarang. Khususnya di daerah pelosok atau desa yang belum sepenuhnya tersentuh perkembangan jaman maupun pendidikan.
Anak-anak perempuan yang mengeyam pendidikan hanya sampai bisa baca tulis, lalu dijodohkan oleh orang tuanya. Bisa jadi, sejak kecil sudah memiliki jodoh, karena orang tua yang sudah saling dekat dan berjanji satu sama lain. Ada pula yang menikah dini, karena memang rasa suka pada lawan jenis dan bingung mau melakukan apa jika tidak menikah.
Padahal Negara sudah mengeluarkan aturan bahwa perempuan baru boleh menikah ketika sudah menginjak usia 19 tahun, sedang laki-laki di usia 20 tahun. Namun, masih banyak melanggar sampai membeli umur supaya tetap bisa melanjutkan pernikahan yang syah. Ada pula yang menikah di bawah tangan secara agama, baru disyahkan Negara ketika usia sudah cukup.
Sebenarnya, masalah pernikahan itu adalah hak privasi masing-masing. Jika memang merasa sanggup untuk menikah di usia dini, kamu bisa saja melakukannya dengan berbagai resiko yang harus siap ditanggung. Namun, akan lebih baik pikirkan matang-matang hal tersebut daripada menyesal kemudian.
Nah, untuk menambah wawasan inilah beberapa hal yang perlu di waspadai ketika ingin menikah di usia dini. Jadi kamu bisa mengambil keputusan yang bijak soal kehidupan pernikahanmu.
1. Finansial Yang Jelas Belum Mapan
Pernikahan akan merubah hidup kamu secara drastis dan akan menemukan banyak kesulitan jika tak ada persiapan yang matang. Apalagi, kamu menikah di usia yang seharusnya masih diisi dengan kesibukan belajar, menemukan jati diri, dan menjadi lebih dewasa.
Nah, salah satu kesulitan yang pasti didapatkan adalah masalah finansial. Apalagi di usia dini, pekerjaan yang mapan masih belum didapatkan. Karena itu, orang yang menikah di usia dini, biasanya masih bergantung pada orang tua untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya.
Awalnya kamu dan pasangan mungkin masih bisa bertahan, tapi seiring waktu bersama dengan bertambahnya banyak orang dalam keluarga termasuk anak-anak. hal itu bisa menjadi penyebab kandasnya pernikahan.
2. Emosi Yang Belum Stabil
Usia dini adalah usia dimana peralihan dari fase remaja ke dewasa terjadi. Kamu mulai belajar mengenal diri sendiri, menemukan tujuan hidup dan mulai berpikir secara mandiri.
Secara emosioanal remaja yang mengalami perubahan ini masih mempunyai emosi yang belum stabil. Sehingga perasaan egois, kurang tanggung jawab, belum mandiri, dan keinginan untuk bebas, masih kuat dalam dalam pikiran juga jiwanya.
Oleh karena itu, resiko selanjutnya menikah di usia dini, adalah belum siap menangani komitmen dan tanggung jawab dalam pernikahan. Jadi, pertengkaran akan sering terjadi.
3. Persentase Perceraian Tinggi
Saat emosi masih labil, kata putus atau berpisah akan sering terlontarkan saat kamu memutuskan menikah di usia dini. Sebab, belum ada kematangan atau keinginan tinggi untuk mempertahankan hubungan yang sudah terjalin. Alasannya, karena kurangnya tanggung jawab dan komitmen dalam hubungan kalian.
Belum lagi, ketidakmampuan dalam menemukan solusi terbaik saat ada masalah, hubungan masih dikontrol dan bergantung pada orang ketiga (para orang tua) membuat rumah tangga semakin sulit untuk dijalani. Karena itulah, tingkat perceraian pada pernikahan di usia dini beresiko tinggi.
4. Perkembangan Diri Terhenti Atau Terbatas
Seperti dijelaskan di awal, pernikahan dini adalah pernikahan yang terjadi di usia yang seharusnya masih diisi dengan kegiatan mengejar cita-cita dan pendidikan. Namun alih-alih mengembangkan diri, kamu sudah dibebankan tanggung jawab untuk mengurus keluarga kecilmu.
Sehingga, cita-cita yang ingin diraih, mau tidak mau harus dilepaskan atau dihentikan. Hal ini akan menyebabkan perkembangan dirimu terhenti atau terbatas. Ruang gerakmu hanya berputar soal keluarga dan tanggung jawab, juga mengurus rumah tangga.
5. Resiko Kehamilan Yang Berbahaya
Ada alasannya kenapa pemerintah menetapkan batas usia menikah. Selain memikirkan emosi dan finansial, tapi juga resiko kehamilan di usia dini yang bisa berbahaya untuk ibu dan janin. Meski, kondisi ini bisa berbeda pada tiap orang. Ada yang tetap baik-baik saja meski hamil di usia yang sangat muda, tapi tingkat resikonya juga tinggi.
Selain itu, belum lagi kondisi setelah melahirkan seperti depresi pasca melahirkan atau baby blues. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. hal itu tentu membahayakan.
6. Sulit Membangun Hubungan
Ini karena pada usia muda, karakter belum terbentuk dengan sempurna. Padahal, sikap untuk menjadi lebih dewasa membutuhkan waktu dan pengalaman yang panjang, dan menikah pada momen yang tidak tepat akan merusak semua itu ketika sifat yang tidak bijak mulai membuat kondisi tidak menjadi terkendali.
Kamu dan pasangan akan kesulitan membangun hubungan dan meningkatkan kenyamanan. Belum lagi dengan berbagai masalah yang terjadi, mulai dari finansial, mental dan emosional, juga tanggung jawab baik secara fisik maupun psikis. Hal itu akan membuat pernikahan menjadi tidak bahagia, mengekang dan sulit untuk disyukuri.