Memaknai Peringatan Hari Buruh Sedunia, Intip Suka Duka Menjadi Karyawan Pabrik!
- https://www.pexels.com/@NC-Farm-Bureau-Mark
Orlet - Selamat memperingati Hari Buruh Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2023. Mari manfaatkan momentum tersebut meskipun sudah lewat. Flashback sebentar tentu kalian sudah tahu sejarah dibalik lahirnya peringatan May Day ini. Bagi kalian yang belum tahu inilah sejarah singkatnya.
Disadur dari Viva.co.id Pada tahun 1886 terjadi kerusuhan Haymarket di Chicago, AS. Para buruh melakukan demonstrasi menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari. Naas, aksi demonstrasi yang dilakukan selama 4 hari dimulai tanggal 1 Mei tersebut diwarnai peristiwa berdarah sebab polisi Amerika menembaki para demonstran. Ratusan jiwa melayang dan para pemimpinnya dihukum mati. Dari kejadian tersebut kemudian Konggres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia.
Berbicara soal buruh, ternyata pekerjaan tersebut tak jarang dipandang sebelah mata. Apalagi sebagai buruh pabrik kerap jadi tujuan komentar pahit kalau kerjanya cuma mengandalkan otot bukan otak.
Kenapa penulis bisa bilang seperti itu?
Tentu saja karena penulis adalah mantan buruh pabrik salah satu perusahaan PMA Jepang yang tak jarang selalu mendengarkan stigma buruk dari orang-orang sekitar. Untuk itu mari kita bahas serba-serbi jadi karyawan pabrik terutama yang menduduki posisi sebagai operator produksi.
Pertama, menurut khalayak ramai lulusan Sekolah Menengah Atas tergolong rendah dan paling mentok kerja pabrikan. Seolah-olah bahwa bekerja sebagai kuli pabrik seakan tak ada artinya. Mereka yang mendewakan pendidikan hingga Universitas merasa paling wah.
Sebab, orang dengan embel-embel gelar dibelakang maupun depan namanya jauh lebih dihargai. Meski pendidikan memang penting tak seharusnya kita merendahkan orang lain yang kerena beberapa sebab tidak dapat mengenyam pendidikan tinggi. Tidak semua orang beranggapan seperti itu, namun ada saja oknum-oknum yang hobi menyindir.
Faktanya, tidak semua karyawan pabrik tidak berpendidikan tinggi. Mereka yang bahkan mengantongi ijazah S1 pun terjun jadi operator produksi. Banyak pula pekerja pabrik yang tetap melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Bekerja sambil kuliah.
Kedua, sangat beruntung apabila mendapatkan pabrik yang bonafit. Dengan jam kerja 8 jam perhari ditambah jam lembur sehari maksimal 2 jam dengan 5 hari kerja. Belum lagi apabila ada agenda lembur saat holiday atau hari libur maka gaji akan dilipat gandakan.
Dapat jatah makan siang untuk shift pagi, makam malam untuk shift siang, tunjangan seperti uang transport, tunjangan shift malam, intensif kehadiran. Meski tidak sebanyak tunjangan jika kerja di BUMN, besaran upah yang didapat karyawan pabrik yang perusahaannya bergerak di bidang otomotif bisa melebihi UMR.
Tak hanya itu kesehatan karyawan juga sangat diperhatikan. Pemberian vitamin, susu, akses pelayanan medis di dalam pabrik pun ada.
Ketiga, praktik memforsir tenanga karyawan ternyata tidak hilang sepenuhnya. Seperti kasus salah satu pabrik sepatu di daerah Ngawi. Jam kerja 7 jam dimulai dari pukul 7 pagi hingga jam 3 sore. Terkadang lembur hingga jam 8 malam.
Pemberian upah pun dengan sistem dicicil karena alasan pengiriman barang yang tertunda karena covid. Pada November 2022 buruh pabrik melayangkan protes dengan melakukan aksi unjuk rasa menuntut tunggakan gaji yang belum dibayarkan. Saya keluar sudah di tahun 2021. Saat itu meski saya resign upah tetap dibayarkan full meskipun dengan cara dicicil.
Keempat, siap-siap menjadi sasaran amukan leader atau atasan ketika target tidak terpenuhi. Dengan menerima gaji setiap bulan maka kita sebagai pekerja juga harus paham tanggung jawab. Memang sebagai operator produksi kita dituntut target menyesuaikan pesanan yang diterima perusahaan.
Perusahaan yang baik, tidak mungkin semena-mena memberlakukan peraturan misalnya dalam satu jam seorang operator produksi harus menghasilkan sekian ratus produk. Tim mereka pun sudah tentu melakukan riset sesuai kemampuan mesin yang digunakan.
Akan tetapi, pada pelaksanaannya seringkali mesin mengalami trouble. Macet ditengah-tengah kejar produksi, apapun masalahnya tetap saja sang operator akan kena imbasnya. Siap mental saja kalau sudah dapat rambu-rambu bakal dikuliti habis oleh atasan.
Kelima, rumor kencan dengan atasan demi perpanjangan kontrak bahkan naik status level menjadi karyawan tetap. Entahlah, untuk kasus satu ini masih simpang siur meski santer terdengar di kalangan karyawan pabrik.
Memang biasa terjadi tentang pemalsuan status di kalangan pegawai pabrik yang lumayan nakal. Bilangnya bujang nyatanya punya anak punya pasangan sah. Apalagi pabrik dengan rata-rata pekerjanya wanita sedikit lelaki. Full godaan bisa goyah kalau bukan iman dihati yang bertahta.
Hati-hati selalu saat kenalan atau diajak berkenalan dengan salah satu dari mereka. Jangan lupa untuk memastikan kebenaran statusnya.
Itulah sejumlah suka duka ketika kita memasuki dunia pabrik. Tentunya pengalaman seseorang bisa berbeda-beda. Bagaimana dengan yang kalian alami? Semoga kelak generasi masa depan negara kita mampu membawa perubahan bagi bangsa agar rakyat Indonesia menjadi tuan di tanah airnya sendiri.