Bukan yang Paling Tampan dan Mapan, Tapi yang Paling Bisa Memberi Kenyamanan
Jakarta, Olret – Sering orang-orang julid terhadapi kehidupan orang lain, termasuk ketika melihat dia yang menurut mereka sudah luar biasa baiknya tapi mendapatkan sosok pasangan yang biasa-biasa saja.
Tak sedikit yang merendahkan, mengejek, dan sebagainya. Padahal, bukan siapa yang paling tampan dan mapan jika urusan hati, tapi siapa yang paling bisa memberi kenyamanan.
Yang Tampan Banyak, Tapi Belum Tentu Dia Bisa Memberi Kita Kenyamanan.
Karena yang tampan kadang banyak, tapi belum tentu dia bisa memberi kita kenyamanan. Yang tampan bejibun, tapi kadang mereka tidak bisa mengerti apa yang kita butuhkan. Begitu juga dengan yang mapan, banyak sekali yang berharta dan memiliki jabatan menggiurkan, tapi belum tentu dia bisa memberi ketenangan.
Sebab tidak sedikit kasus yang laki-lakinya sudah punya segalanya, tapi wanita akhirnya memilih mundur sebab ternyata dia tidak bisa memberi ketenangan dan kenyamanan.
Hidup Bersama Itu Tentang Nyaman dan Tenang, Bukan Hanya Soal Senang dan Berharta
Karena sesungguhnya hidup bersama itu tentang nyaman dan tenang, bukan hanya soal senang dan berharta semata. Maka pastikan kamu tidak salah dalam memilih, kamu tidak salah dalam mengambil tindakan saat memutuskan ingin hidup bersama.
Sungguh punya segalanya tapi tidak mampu memberi kenyamanan, sama halnya kamu hidup di neraka sebelum waktunya. Iya, kamu akan tersiksa, kamu akan terus merasa tidak tenang bila dipaksakan hidup dalam keadaan yang demikian.
Kamu Akan Tersiksa Bila Bersama, Jika Kamu Tidak Pernah Merasa Nyaman dan Tenang Hidup Dengannya
Kamu akan tersiksa bila bersama, kamu akan terus merasa tidak tenang, merasa tidak ada gairah dalam menikmati hidup, jika yang bersamamu tidak memberi kenyamanan.
Kadang Kita Terlalu Sibuk Menunggu Jodoh, Hingga Lupa Akan Kematian.
Diri terlalu sibuk menunggu kedatangan jodoh. Sampai diri lupa untuk menunggu kedatangan kematiannya yang bisa saja datang di mana saja dan kapan pun. Sungguh memikirkan jodoh dapat menghipnotis pemikiran kita secara perlahan-lahan. Sampai kita tidak sadarkan diri bahwa kita telah terhipnotis.
Buktinya banyak diantara kita yang sibuk menunggu kedatangan jodoh, bahkan memikirkannya sepanjang waktu pada siapa diri ini akan bersanding. Hingga tak ada kesempatan tuk memperbanyak bekal menuju kematian. Waktu hanya berlalu begitu saja, Tanpa ada persiapan untuk kedatangan kematian.
Bagaimana kalau kematian terlebih dahulu menjumpai raga ini ? Sedangkan persiapan belum cukup atau tak ada sama sekali. Sungguh menyesallah diri ini, berharap tuk di kembalikan ke dunia tetapi hanya angan-angan abadi.
Diri terlalu sibuk menunggu kedatangan jodoh, hingga kematian yang kedatangannya begitu pasti begitu dilalaikan dan dilupakan.
Aduhai diri betapa terfitnahnya kamu perihal jodoh. Betapa terakuknya kamu tentang jodoh, betapa teranduhnya kamu perihal jodoh dan betapa terayunya kamu tentang jodoh. Sehingga dengan mudahnya kamu terlena dengan jodoh, kemudian kamu menunggu kedatangannya begitu penuh pengharapan. Berharap jodoh akan segera menemuimu.
Lalu kematian yang begitu nyata dan pasti hadirnya kamu acuhkan begitu saja. Layaknya angan-angan yang tak akan terwujud dalam hidupmu. Kamu lalaikan dan bahkan kamu lupakan dengan semudah itu. Padahal sebenarnya kamu tak perlu risau perihal jodohmu. Karena Allah telah menetapkan semua di Lauh Mahfudz. Tetapi anehnya kamu seakan tak percaya dengan ketetapan-Nya.
Sungguh aneh kamu wahai diri. Hal yang semestinya kamu tak perlu tunggu kedatangannya malah kamu tunggu. Sedangkan hal yang semestinya kamu tunggu kedatangannya, namun kamu tak pernah mempersiapkan diri.