Kisah Nyata : Aku Menikah Dengan Mantan Kekasih Temanku, Kenalan Lewat Tinder

Alasan Menikah
Sumber :
  • Tvn

Jakarta, Olret – Saya mau menceritakan petualangan saya menggunakan aplikasi ini, dari ketemu laki-laki gg sudah menikah sampai akhirnya berhasil menemukan suami. Tahun 2016 saya main Tinder setelah sekian lama jomblo. Selama bermain aplikasi ini saya hanya bertemu dengan 3 orang.

Saya memang hanya swipe kanan untuk orang yg menuliskan bio tentang dirinya misalnya kuliah atau kerja di mana dan biasanya yang konek media sosial dengan aplikasi tsb jadi saya bisa cek dulu sebelum swipe kanan, takut kalau akun palsu. Saya gak mau menghabiskan waktu dengan orang yg gak jelas.

Awalnya Aku Bertemu Dengan Om Dokter, Dari Salah Satu Lulusan Kampus Ternama di Indonesia.

Orang pertama, Om Dokter. Di bio menuliskan FK Unpad. Oke swipe kanan, lumayan menambah teman dari bidang yg berbeda. Awal ngobrol seru, saya panggil dia Om karena perbedaan usia kita 5 thn, dia menceritakan kehidupan dokter itu bagaimana dan dia bilang bosan dengan kehidupan dokternya itu jadi main Tinder buat mencari orang di luar circle dia.

Dia juga bilang punya pacar sudah 5 thn. Saya juga bertukar cerita tentang diri saya. Obrolan kami tak terbatas tapi tidak banyak menceritakan hal personal, hanya bertukar kisah hidup.

Tak lama dia menanyakan instagram saya, saya sebut tapi dia gak ngefollow. Saya menanyakan kenapa gak ngefollow dan akhirnya memang dia ngefollow.

Di instagramnya ada beberapa foto tapi hanya 1 foto dia dengan pasangannya, tapi waktu saya liat tag2annya ternyata dia sudah menikah dari tahun 2013 bahkan sudah memiliki 1 orang anak!

Jujur, si Om Dokter masih terlihat seperti bujangan ditambah dengan penampilannya yang mendukung itu.

Saya tanyakan ke dia dan akhirnya dia meminta maaf lalu mengakui dia sudah menikah dan punya anak. Saya bilang ga perlu bohong, saya juga cuma mencari teman  mengobrol.

Dan memang benar sampai sekarang hubungan kami sangat baik, bahkan ternyata rumah kami yg berdekatan. Saya simpulkan kalau memang si Om Dokter butuh teman mengobrol l di luar circle dia, karena istrinya juga seorang dokter, 1 SMA dan 1 fakultas juga dulu.

Kami hanya sempat 1 kali bertemu untuk pertama dan terakhir kali di tahun 2017, tapi sampai sekarang masih berhubungan baik bahkan saya juga sesekali menanyakan yg berkaitan dengan hal medis dan dia juga sering kali menanyakan hal terkait transaksi keuangan perbankan karena saya yang bekerja di bank.

Ternyata Bukan Hanya Lewat Taaruf, Akhi-Akhi Zaman Now Bisa Mencari Pasangan Lewat Aplikasi Sosial Media.

Akhi Jogja, saya pernah match lagi dengan orang yang sedang mengambil S2 di UGM di tahun 2016 juga. Saya sebut Akhi karena dia tipe yg suka share hadist, baru-baru hijrah gitu lah. Dia tipe pendengar yang baik dan bilang kalau dia gak mau pacaran, maunya langsung melamar dan nikah. Awalnya saya merasa nyambung sama dia tapi entah kenapa makin ke sana saya makin ilfeel.

Pertama dia bilang kalo saya sama dia gak boleh kerja di bank karena riba, dalam hati bilang "hih siapa lo, belum apa-apa udh ngatur". Kedua, dia sering banget ngomongin nikah, adab istri adab suami gitu-gitulah sementara saya mahasiswa akhir, pengen cari kerja dulu.

Sering nanya kalau "aku lamar kamu gimana", terus suatu hari saya tanyakan "emang gajinya mas berapa sudah berani ngajak nikah?" Terus jawabannya "ga seberapa besarnya, yang penting 2 rakaat sebelum subuh lebih penting daripada dunia dan segala isinya" sorry, saya hidupnya realistis dan jawaban kaya gini bikin ilfeel.

Ini yang terakhir paling bikin ilfeel, waktu itu dia pernah nyamperin ke kota kuliah saya dan selagi dia menunggu saya bimbingan dia baca buku. Wuih saya pikir cerdas emang nih orang, tapi pas saya tanya baca buku apa.

Dia baca buku "jokowi undercover" omg jiwa cebongku terguncang! Hahaha. Secara saya Jokowi die hard lover bangat gitu. Dan saya baru tau kalau pandangan politiknya yang sangat berbeda dengan saya.

Ditambah ayah saya yang berbeda keyakinan dengan saya, otomatis saya harus memiliki pasangan dengan ideologi yang tidak seperti dia, yang terbuka, yang bisa hidup nyaman dengan perbedaan itu karena hubungan saya dan ayah saya sangat dekat. Berakhir dengan saya ghosting dia dan bilang saya udh pacaran dengan orang lain.

Dan Pada Akhirnya Jodoh Memang Tak Bisa Di tebak Dari mana Saja, Dari Tinder Misalnya.

Terakhir dengan orang yg menjadi suamiku. Saya salah satu orang yang beruntung berhasil menemukan jodoh dari aplikasi ini! Hahaha. Saya swipe kanan suami saya karena sebenarnya saya udah "tau" dia. Tau ya bukan kenal. Jadi dia itu mantan pacarnya teman saya, mereka pacaran dan putus di tahun 2015. Sudah lama, tapi saya hanya sekedar tau dari cerita teman saya tentang dia. Saya gak pernah dikenalkan. Saya tau dia kuliah dimana, kerja dimana, putus kenapa, habis itu sempet pacaran sama siapa dan putus lagi, pokoknya saya tau hidup suami saya sebelum saya mengenalnya.

Ternyata dia ada di Tinder, profilnya terus-menerus muncul setelah 3x saya tutup aplikasi. Sepertinya saya memang harus swipe kanan dan kami match! Dia mulai menyapa duluan, tanpa basa-basi saya bilang "kamu mantannya si A ya?" Dia juga ternyata tau saya, "kamu temannya si A ya?". Singkatnya dia langsung meminta id line saya dan kami lanjut berkirim pesan disana. Dia getol banget ngedeketin saya, saya awalnya juga gak enak sama teman saya.

Sampai sebulan dia 3x nyamperin ke kota kuliah saya di Jawa Timur, sedangkan dia dinas di Kalimantan saat itu. Dari awal dia bilang dia berniat serius ke saya, tapi saya ga percaya karena dia juga bilang hal yg sama kepada teman saya! Wkwk. Dia bilang kalau dia emang serius tiap pacaran, cuma emang ga jodoh aja.

Baiklah. Akhirnya kami pacaran selama 2,5 tahun sampai akhirnya tahun 2019 kami resmi menikah dan saat ini saya sedang hamil anak kami. Kisah kami ini sempat booming di twitter, kemudian masuk ke tribun dan media online lain. Oh iya, dia dan keluarganya juga sesama cebong kaya saya, bahkan saat kami menikah kami mendapat kiriman bunga dari Presiden Jokowi. Serius, menurut saya persamaan ideologi politik itu penting.

Artikel ini merupakan status di quora.com yang di tulis oleh Mon untuk menjawab pertanyaan Bagaimana pengalamanmu menggunakan aplikasi kencan seperti Tinder?. Sebenarnya banyak jawaban yang menarik, tapi yang paling bagus dan membuat olret adalah ini.