Kumpulan Puisi : Bararupa, Rupawani, Jalang, Merpati, Semu dan Halusinasi
- pexel
Olret – Membara terbakar hebat seperti api unggun pada malam itu
Ku bergelora hingga lupa dengan api itu
Sesaat amarah ku memuncak untuk diledakan.
Tak ku sadari bahwa waktu terus bergulir
Tak seorang pun menyadari bahwa api itu semakin membesar
Seperti amarah ku pada malam itu
Padamkan tolong padamkan
Tuhan sedemikian rupa ciptaamu
Hingga aku lalai merawatnya
Kumenanti sampai waktu telah usai untuk melanjutkannya
Retak dan rapuh perlahan akan menyatu dengan debe
Debu yang engkau hembuskan setiap waktunya tuhan
Aku masih sanggup untuk menyalakan api kebahagian dan kesedihan Sampai ada yang mampu untuk memedamkannya kembali seperti dulu.
******
Rupawani
Malam mu hening tanpa ada yang menghalangi
Malam mu hening tanpa ada yang menghalangi
Sunyi mu gelap tanpa ada yang menutupi
Suara mu menggelegar tanpa ada yang mendengarkan
Rindu mu bahagia tanpa ada yang tertawa
Bahkan banyak yang berduka dan bersedih
Kehilangan mu hanya kebahagiaan yang hanya menyisakan luka dan duka Tersingkir sendiri tanpa ada binatang kecil yang menyapa hingga manusia pun enggan untuk melihatnya.
Kemunafikan yang hanya terpancar dari mata mata manusia keji Pemburu yang takut untuk diburu hingga si terbengkalai ini tertawa terpingkal
Tuan mu tak akan mati dibunuh oleh si pemuda
Pertontonkan saja pasti akan mati dimakan jaman
Jaman yang memperlihatkan bahwa si murung akan jadi pahlawan tak terlihat.
******
Jalang
Sampai aku ragu menatapmu
Aku gugup
Aku bingung
Disini aku merasakan getaran tak beraturan
Kamu cantik seperti pakaian itu
Pakaian yang dapat dikenakan pada siapa pun yang mencintainya
Miris
Lugas ku berkata
Ajarkan dia ke arah yang ditentukan alam
Untuk jadi apa nanti ketika anak mu lahir kedunia yang dosa ini
Menangis tersendu sendu hingga merintih
Hanya sedikit dan sesuap nasi yang dapat menolong mu sampai pagi menjelang
Kejam
Jika takut ajal menjemput dengan iringan doa dan kebahagiaan
Berkurang satu si penghuni surga mu tuhan
Menjelma menjadi kain lusuh dan tak berdaya
Dilihat pun tak sedap apalagi disentuh
Dikenakan sudah tak pantas
Saat itu menusia tertawa terbahak hingga liyur bercucuran
*******
Merpati
Kepakan sayap mu lalu pergilah ketempat yang jauh dan lebih tinggi
Jangan sampai kembali sebelum tuhan memanggil mu
Ku disini setia berdoa untuk kebebasan mu
Jangan kau kembali lagi
Jodoh mu akan menanti di kejauhan sana
Kebahagiaan akan datang menghampiri mu
Ajak lah dia pergi bersama mu si kebahagiaan itu
Percayalah akan ada kisah dan cerita di saat tua nanti
Sampai si tua itu mati akan selalu membekas di lubuk hati
Karena kebahagiaan telah pergi bersamanya
********
Semu
Mencintai mu itu anugrah terindah
Kenangan yang mengukir segalanya
Tak dapat dipungkiri bahwa mata mu sungguh lugu untuk disentuh
Pergerakan mu yang selalu menggoreskan kasih sayang
Aku sungguh mencintai mu
Duhai kekasih bayangan ku
Kau mempesona namun tak dapat ku cumbui disetiap waktunya
Tak terlintas sedikit pun untuk aku memiliki mu lagi seutuhnya
Mendoakan mu itu cara ku agar kau tenang di dunia bayangan ku
Duhai kekasih ku
**********
Halusinasi
Kamu memukau hingga aku terlena oleh paras cantik mu
Senyumnya yang masih membekas disisa lamunan ku semalam
Tak pernah luntur meskipun badai menerpa disaat diri ku sedang terpuruk
Hanya wajah mu yang ada diangan angan dan fikiran ku
Aku merindu disaat diriku sedang sendu
Berjumpa dengan dirimu seperti bertemu dengan kesepian dan kesunyian
Kejujuran bukan alasan untuk mencintaimu
Namun ketulusan yang hanya terlintas difikiran ku
Terus terbayang oleh wanginya rambut yang terurai dihembus angin kenangan