Kita Saling Mencinta, Namun Tuhan yang Berbeda

Menikahi Cinta Pertama
Sumber :
  • shutterstock

Olret – Sejak kepergian dirimu meninggalkan luka yang dalam dan akan selalu membekas di hati. Tersirat keinginin untuk menebus semua kesalahpahaman yang terjadi di antara kita. Kamu bilang, kita tidak akan pernah bisa bersatu seperti Bulan dan Matahari.

 

Bulan yang selalu setia menerangi di malam hari dan Matahari yang menyinari di siang hari. Itulah kita, tidak akan mungkin bersatu. Ungkapmu lirih. Sebenarnya, aku ingin menjawab dari sudut pandangku sendiri, namun bibirku tak sanggup bicara dan hanya bisa diam seribu kata.

 

Bukankah bulan dan matahari saling melengkapi, sama-sama menyinari dan memberi harapan kepada sang pengharap. Walaupun berbeda ruang dan waktu, bukankah perbedaan itu salah satu ciptaan sang Khaliq yang paling indah di dunia.

 

Tapi, entahlah apa yang ada di dalam pikiranmu. Kubiarkan dirimu melangkah, selangkah demi selangkah di keheningan malam. Dan sampai akhirnya, bayanganmu lenyap bak di telan gelombang tsunami yang dahsyat, mungkin lebih dahsyat dari gelombang tsunami di aceh yang menghancur leburkan kota aceh dalam sekejap.

 

Sejak malam itu, setiap dipertigaan malam, aku selalu mendoakan dirimu yang telah melupakanku. Kuharap, kamu akan bahagia selalu dengan pilihanmu. Dan begitu juga dengan diriku ini, terimkasih atas semuanya.

 

*****

 

Awalnya Aku Tak Percaya Cinta, Hingga Kamu Datang Mengubah Segalanya.

 

Benarkah cinta adalah rasa yang nyata? Atau cinta hanyalah sebuah fantasi yang kita ciptakan karena kesepian. Kadang aku bertanya? Terbuat apakah cinta? Terbuat dari apakah kenangan? Terbuat dari harapan, impian, keberhasilan, kegagalan, dan perjalanan yang tiada henti atau sampah.

 

 

 

Sejak yang aku ingat, aku tidak percaya ketika mereka itu mneyebutnya cinta. itu hanyalah  klise yang masih tersimpan di masyarakat. Cinta adalah impian kosong bagi orang-orang yang terbuang, tempat sabun bagi orang yang tidak mempunyai harapan. Cinta adalah sampah yang membuat hatimu sakit.

 

 

 

Hingga akhirnya, kamu datang dan mengubah semua hidupku dan cara pandangku terhadap cinta. Hem, Halus, sinar mentari yang halus menyentuh wajahnya. Angin meniup rambutnya dengan lembut. Apa ini ? sebuah perasaan yang tak tergambarkan?

 

 

 

Mereka Bilang Itu Cinta, Namun Aku Tak Percaya Cinta Karena Sejak yang Aku Ingat, Itu Hanya Memberikan Luka Tiada Tara.

 

 

 

Sejuk, Hangat, Bahagia, Kenyamanan yang kau harapkan antara belanti. Seperti caranya berjalan, atau di kala ia berlari menyongsong harapan dan berteriak tanpa rasa takut. Ketika ia menyanyikan lagu favoritnya, ketawa kecilnya, tatapanya, semua perbuatan tanpa permintaan, seperti senyuman. Atau di kala ia bersendar dan berkata semuanya akan baik-baik saja.

 

 

 

Kadang aku balik bertanya. Hey, apakah semuanya akan baik-baik saja? Karena seperti musik kita berubah dan seperti waktu kita akan terus berjalan. Aku masih ingat senyumanmu, tawamu  ketika kau menari, ketika kita melakukan semuanya bersama.

 

 

 

Apakah kau merasa bahagia Karena ada yang berubah? itu bukan senyuman, dan ini. Ini bukan kita.  Hey, apakah kau merasa sedih, marah, mungkin sakit?. Sekuat-kuatnya kita, jika sendiri gak akan pernah cukup, karena semua orang sesungguhnya paling takut ketika ia sendirian Karena itu, maukah kau berjalan bersamaku dan apakah ini bisa menjadi sebuah dunia yang sempurna.

 

****

 

Kebersamaan Kita Begitu Sempurna, Sebelum Kamu Memilih Untuk Pergi.

 

Aku menganggapmu sebagai matahari yang selalu menyinari dan menghangatkan meski kadang teriknya menyiksa diriku. Dikeheningan malam, aku menganggapmu sebagi bulan yang selalu setia menemani sang bintang meski kadang hujan membuatnya tak terlalu indah.

 

 

 

Detik demi detik yang kita lalui bersama selalu menyimpan semua kenangan yang sangat manis dan tersimpan rapi disanubari. Bau khas rambut dan tubuhmu selalu mampu menghipnotisku terbuai untuk selalu memelukmu, menghalalkan hubungan ini sesuai Ridha-Nya dan menghabiskan sisa umurku bersamamu.

 

 

 

Mempunyai anak-anak yang lucu dan sebuah rumah idaman di pinggir desa nan asri, membesarkan anak-anak kita bersama sampai menimang cucu. Ah, itu sekarang hanya sebuah janji yang tak bisa kau tepati lagi. Hanya sebuah harapan kosong yang hancur berantakan dihembus topan dan puting beliung.

 

 

 

Entah, setan jenis apa yang memasuki jiwa dan ragamu. atau bisikan iblis mana yang bisa meluluhlantahkan hatimu untuk pergi begitu saja meninggalkanku. Tiada pemberitahuan atau sekedar ucapan berpisah. Bukankah seharusnya kamu memilih untuk pamit meski aku yang terluka.

 

 

 

Satu hal yang harus kamu tahu, kini setelah sekian lama tak bersua denganmu. Aku sudah memantaskan diri untuk masa depan yang baik, dan dimanapun kamu berada. Semoga hidupmu bahagia selalu mantan yang tak pernah ada kabar.