8 Tantangan yang Dihadapi Orang dengan Gangguan Kesehatan Mental, Jangan Menyerah!

Ilustrasi gangguan kesehatan mental berupa depresi
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@olly

Orlet - Gangguan Kesehatan Mental yang tidak segera diatasi berpotensi menyebabkan penderitanya depresi berat bahkan sampai nekat menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.

Oleh karena itu, jika merasa mengalami tanda-tanda mulai terserang stress akut, pikiran kacau balau tak terkendali segeralah mencari bantuan. Namun, hal pertama yang dapat kita lakukan adalah mendekat dan memperbaiki hubungan kita dengan Yang Maha Kuasa caranya yaitu memperbanyak ibadah dan berdoa.

Selain itu, pahamilah tantangan yang dihadapi oleh orang dengan gangguan kesehatan mental, terangkum dalam delapan hal berikut ini yang kami kutip dari laman instagram @biropsikologidinamis.

1. Merasa Menjadi Beban Bagi Orang Lain

Gangguan mental bisa disebabkan karena mendapatkan perilaku buruk dari orang terdekat seperti orang tua yang kerap melakukan kekerasan verbal maupun fisik.

Hal ini bisa menyebabkan seseorang merasa bahwa hadirnya ia ke dunia ini hanyalah beban sehingga tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua.

2. Merasa Tidak Ada yang Peduli

Terus-menerus merasa sendirian sebagai akibat sering diacuhkan, tidak diperhatikan, diremehkan. Merasa bahwa apapun yang dia rasakan sekalipun ia mencoba untuk mengutarakan perasaannya tidak akan ada yang peduli.

Alhasil seberat apapun masalah yang sedang ia hadapi maka dengan keras pula ia berusaha menutupi. Pada titik terendah hingga tak sanggup lagi menahan beban tekanan batin ia mengambil jalur pintas yaitu mengakhiri hidup.

Stop berpikir demikian. Masih banyak orang-orang baik di dunia ini yang mau peduli dengan kita. Meski jumlahnya tidak banyak namun mereka akan berbagi ketulusan pada kita.

3. Merasa Tidak Layak untuk Pulih

Semua orang berhak untuk kembali sehat secara mental, bangun dari keterpurukan, menjadi lebih positif dari sebelumnya. Untuk itu, buang jauh-jauh pikiran buruk bahwa kita tidak layak untuk pulih dari sakit mental.

4. Merasa Berbeda dengan Orang Lain

Gangguan kesehatan mental yang parah memang sangat merugikan diri sendiri. Mereka penderita gangguan kesehatan mental acapkali merasa tak seberuntung orang lain, merasa berbeda dalam segala hal dan terus berpikir mereka tidak berguna. Perasaan-perasaan semacam inilah yang perlu untuk dilawan supaya kita bisa sembuh.

5. Stigma bahwa Kondisi Mentalnya Selalu Terganggu

Pikiran negatif harus kita lenyapkan. Sebab semakin banyak afirmasi buruk yang masuk dalam pikiran kita maka berpotensi besar menyebabkan kita depresi. Stigma bahwa kondisi mental kita selalu terganggu perlu dienyahkan. Gantilah dengan kalimat-kalimat yang lebih baik.

6. Sulit Memahami Diri Sendiri

Tidak tahu apa yang sebenarnya menjadi tujuan hidup, sulit memahami diri sendiri bahkan untuk mencari tahu keinginan terdalam yang terpendam saja tidak bisa karena pikiran tidak tenang, gelisah, cemas, dipenuhi bayangan-bayangan buruk.

7. Merasa Tidak Memiliki Harapan

Orang dengan gangguan kesehatan mental akut merasa bahwa harapan hidupnya telah musnah. Mereka lebih suka menyendiri, meratapi yang telah terjadi dan menyesal sedalam-dalamnya hingga tak mampu mengambil hikmah atau pelajaran hidup dari peristiwa yang dialami.

Kuncinya adalah bangkit. Bukan orang lain yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita tapi kita sendirilah yang harus menyelesaikannya. Harapan itu selalu ada jika kita mau berusaha.

8. Tahu bahwa Suatu saat Dapat Kambuh

Tidak mudah memang berjuang melawan pikiran sendiri yang seolah berperang dengan batin sampai menyebabkan stress berat, depresi parah.

Akan tetapi, faktor semangat dari dalam diri serta dukungan yang di dapat dari orang-orang terdekat yang penuh ketulusan akan mampu menghalau semua kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi seperti kambuhnya gangguan mental.

Nah, mulai sekarang jika mengalami tanda gangguan kesehatan mental bergegaslah mencari bantuan pada orang yang bisa dipercaya maupun seseorang yang ahli dalam bidang tersebut yaitu psikiater atau psikolog.