Sosok yang Pernah Kukagumi dengan Keterlaluan

Ilustrasi Pasangan
Sumber :
  • Pixabay

Sosok yang Pernah Kukagumi dengan Keterlaluan

Punggungku kebas. Otot-ototku seolah tertarik. Mataku menuntut untuk terpejam. Dan laptopku nyaris kehabisan daya.

Aku pun menyeret langkah untuk merebah. Meraih gawai dan melihat sekilas. Tidak ada yang menarik tetapi otakku memutar bayangan berulang yang menepis kebas di raga.

Tentang sosok yang pernah kukagumi dengan keterlaluan, saat itu. Dia dan prestasi adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Dia dan otaknya yang melangit adalah satu padu yang membuatku menciut. Dia dan mahakarya dari jemari terampilnya adalah bagian yang kerap mengisi mesin pencari, laman koran dan siaran televisi. Bagaimana bisa aku tidak menatapnya dengan terlalu?

Kembali mengingatnya nyatanya membuatku terpaku. Tidak. Jangan salah paham dulu. Aku yang sekarang tidak lagi memandangnya seperti dulu. Aku yang sekarang kini telah membacanya.

Dan dengan letih yang semakin letih karena semakin mengenalnya. Kini aku menatap heran pada mereka yang mengelu-elukannya. Mereka keterlaluan! Ya, mereka tak ubahnya aku kala itu. Benar-benar memuakkan. Mereka hanya tidak tahu. Itu saja.