Suwardji, Pembina Porang yang Mengatasi Kemiskinan, Pengangguran, dan Kerusakan Lingkungan di KLU

Ilustrasi Porang
Sumber :
  • Halodoc

Kegigihan dan ide brilian Suwardji dalam meningkatkan nilai ekonomi porang membuatnya menerima apresiasi DSA (Desa Sejahtera Astra) di tahun 2021 silam.

DSA sendiri adalah program kontribusi sosial Astra di bidang kewirausahaan di wilayah penerima. Program ini memberi pendampingan bagi masyarakat desa, mulai dari pelatihan, penguatan kelembagaan, bantuan prasarana, hingga fasilitasi akses modal dan pemasaran produk.

Menurutnya, ada 3 masalah utama yang bisa diselesaikan dengan memanfaatkan porang, diantaranya, mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan kerusakan lingkungan.

Di poin pertama, peningkatan nilai ekonomi dilakukan dengan pemasaran porang menggunakan sistem satu pintu. Sehingga akan memberi bargaining bagi petani Porang di KLU (Kabupaten Lombok Utara).

Pada bulan Agustus tahun 2022, harga umbi porang basah tercatat mencapai Rp 2.500 per kg, yang mana lebih tinggi dari harga pasar di pulau Jawa yang hanya sekitar Rp 2.100 hingga Rp 2.200 per kg.

Pengolahan porang menjadi keripik (chip) juga dilaporkan mampu meningkatkan nilai ekonomi umbi-umbian ini. Masih di tahun yang sama, ada 5-6 ton atau setara 1 kontainer chip kering siap ekspor yang tersimpan di gudang KLU. 

Hasil ini didapat dari pengolahan sekitar 130 ton umbi basah atau setara dengan dengan perputaran uang di kalangan anggota koperasi senilai Rp 130 juta.