Fisik Terbatas Prestasi Tanpa Batas. Elmi Sumarni Ismau, Wujud Nyata dari Seorang Difabel

Elmi Sumarni Ismau
Sumber :
  • www.instagram.com/elmiismau

Olret - Terkadang banyak manusia memilih menjadi murung sedih berlarut-larut bahkan sampai menyalahkan Tuhan dan enggan untuk hidup.

Ketika sebuah nikmat dalam hidup Tuhan cabut, saat tubuh yang sempurna, anggota tubuh yang berfungsi dengan baik tiba-tiba harus berubah menjadi orang yang cacat.

Sebagai contoh seseorang yang dulunya aktif kesana kemari dengan dua kaki, beraktivitas penuh dengan anggota tubuhnya lalu tiba-tiba harus kehilangan kedua kaki. Pastinya tidak mudah menerima perubahan tersebut bukan?

MENJADI DIFABEL BUKAN ALASAN UNTUK BERHENTI MELANGKAH

Namun tidak dengan sosok perempuan muda satu ini. Namanya Elmi Sumarni Ismau, harus kehilangan kedua kakinya saat insiden kecelakaan itu terjadi pada tahun 2010 silam.

Hebatnya, bukan terpuruk atau meratapi nasib Elmi Sumarni Ismau menjadikan musibah yang ia dapat sebagai langkah untuk lebih dekat dengan penyandang disabilitas.

Perempuan yang lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur ini mendedikasikan dirinya untuk mengabdi, berkontribusi dan memberi perubahan kepada masyarakat khusus para difabel. Keterbatasan fisik tidak menghalangi tekad dan semangat Elmi untuk membantu para difabel menuntaskan isu inklusi disabilitas.

Harus diakui, banyak masyarakat memandang remeh para difabel, dianggap tidak bisa mandiri dan acap kali dikasihani. Padahal nyatanya banyak para difabel yang juga bisa berprestasi jika saja akses dan peluang yang diberikan sama seperti masyarakat pada umumnya.

Namun sayangnya belum banyak sarana umum yang mendukung dan memberikan kesempatan maupun kemudahan kepada para difabel terutama di daerah-daerah.

 

Garamin & Elmi Sumarni Ismau

Photo :
  • photo by instagram @geramin_ntt

 

IMPIAN DAN HARAPAN

Perempuan lulusan Akademi Pekerjaan Sosial Kupang ini memiliki mimpi, harapan dan cita-cita yang ia tuliskan dalam Kegiatan Positif Youth Action Forum 2019. Sebuah mimpi, untuk membentuk wadah atau gerakan yang menjadi fasilitas atau bagian dari para difabel.

Uniknya, Elmi memulai aksinya sebuah wujud nyata dari mimpinya bukan didaerah asalnya melainkan di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sebab mirisnya keadaan teman-teman difabel di Sumba yang mendapat diskriminasi dan hak-hak mereka yang tidak terpenuhi.

LAHIRNYA GARAMIN

Bersama dengan enam orang temannya yang terdiri dari penyandang disabilitas dan non-disabilitas pada 14 Februari 2020 terbentuklah GARAMIN sebuah akronim dari Gerakan  Advokasi Transformasi Disabilitas Untuk Inklusi NTT.

GARAMIN resmi menjadi sebuah organisasi yang menjadi wadah aspirasi bagi para disabilitas di Tanah Timor. Lewat GARAMIN, Elmi dan kawan-kawan fokus pada isu-isu yang terkait pada disabilitas, mengubah stigma di masyarakat yang kerap kali memandang sebelah mata pada para difabel hingga kerap kali para difabel mendapat diskriminasi dan selalu dikasihani.

Sayangnya diawal terbentuknya GARAMIN, Elmi dan kawan-kawan harus berhadapan dengan pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia. Meski pandemi sempat berpengaruh pada semua agenda yang telah disusun, namun tidak mematahkan semangat Elmi dan kawan-kawan ditengah keterbatasan fisik yang mereka miliki untuk mengabdi dan membantu sesama.

KIPRAH GARAMIN

Ditengah pandemi GARAMIN NTT tetap aktif memberi edukasi, mendampingi dan membantu menyukseskan Vaksinasi Covid-19 dilingkungan disabilitas. Pendampingan yang diberi Elmi dalam bentuk pembuatan kartu identitas penduduk atau E-KTP sebagai syarat administrasi penerimaan vaksin. Dan turut menghimbau teman-teman difabel untuk melakukan protokol kesehatan.

 

Vaksinasi Difabel

Photo :
  • photo by instagram @geramin_ntt

 

GARAMIN berkembang menjadi media yang memberi dukungan dan inklusi bagi para difabel untuk berbagai akses untuk meningkatkan kemampuan dan kontribusinya ditengah masyarakat.

Salah satu program yang dilakukan GARAMIN NTT adalah Desa Inklusi sebagai solusi dari masih banyaknya kaum difabel di Sumba yang kurang mendapatkan akses sarana umum sehingga seringkali mendapat perlakuan tidak mengenakan dari masyarakat sehingga selalu membutuhkan bantuan oranglain.

HAMBATAN YANG HARUS DILALUI

Elmi dan GARAMIN NTT fokus pada penyediaan aksesibilitas untuk kaum difabel, berkaca pada pengalaman pribadi, salah satu masalah yang dihadapi para difabel adalah kurangnya aksesibilitas, sarana dan prasarana.

Selain itu, masih terhambatnya keterbukaan akan informasi bagi kaum disabilitas. Seperti tidak adanya juru Bahasa Isyarat bagi teman disabilitas tuli dan netra, atau tidak ada teks dalam huruf Braille sehinga mereka sulit memahami isi webinar.

Belum lagi hambatan juga kerap didapat dari masyarakat. Yang masih kerap memandang negatif kaum difabel hingga sering dikucilkan. GARAMIN, Elmi dan Kawan-kawan berkerjasama dengan pemerintah setempat dalam pembangunan infrastruktur yang ramah disabilitas.

Elmi dan kawan-kawan dibawah payung GARAMIN NTT juga tidak lelah memberi edukasi, sosialisasi kepada masyarakat NTT agar lebih peduli dan membangun solidaritas inklusi.

APRESIASI UNTUK ELMI

 

Garamin & Elmi Sumarni Ismau

Photo :
  • photo by instagram @geramin_ntt

 

Dedikasi dan kerja kerasnya ditengah keterbatasan fisik, mengantarkan Elmi Sumarni Ismau mendapatkan Apresiasi Kategori Khusus dari Astra dalam SATU Indonesia Award sebuah penghargaan yang diberikan kepada anak bangsa yang memiliki manfaat untuk orang banyak di bidang Kesehatan, Lingkungan, Sosial, Teknologi , Kewirausahaan.

Elmi dan kawan-kawan terpilih sebagai Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19 pada tahun 2021 silam.

Selain itu, kegigihan dan ketulusan Elmi dan GARAMIN NTT, juga telah memberi dampak positif secara signifikan yang bisa dirasakan oleh para penyandang disabilitas, seperti penerimaan pendidikan, akses kesehatan dan peluang usaha yang lebih baik Dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hak-hak penyandang disabilitas dan semakin berkurangnya pandangan kasihan yang diberikan kepada para difabel.

Kerja keras Elmi dan kawan-kawan tidak hanya sebatas untuk teman-teman difabel di Indonesia Timur namun semangat Elmi juga harus diterapkan di seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai wujud solidaritas dan kepedulian kita kepada teman-teman difabel.