Pengangguran Kian Meningkat, Penipuan Pekerjaan Makin Marak
- https://images.app.goo.gl/rnGsSLeiJFXEAPMa6
Olret –Kurang lebih hampir 10 juta penduduk gen Z berusia 15-24 tahun berstatus sebagai kemiskinan, ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan, mereka yang menganggur banyak berasal dari anak muda yang baru saja lulus dari SMA sederajat atau perguruan tinggi.
Masalah semakin menjadi, sejak pandemi Covid-19, kita sangat mengetahui, lapangan kerja semakin menurun. PHK massal dimana-mana, banyak pekerja yang dipaksa gagal karena perusahaan tak mampu lagi menggaji. Pabrik banyak tutup, mall sepi, banyak perusahaan yang gulung tikar.
Zaman semakin gila dan tak bisa dimungkiri, kini oknum punya banyak cara untuk menipu. Tidak hanya penipuan melalui kirim link atau apk di WhatsApp, penipuan mengatasnamakan kurir, bahkan menipu orang yang sedang sulit mencari pekerjaan .
Lalu apa ringkasannya dengan semakin meningkatnya penipuan lowongan kerja yang terjadi sekarang?
Tentunya yang membutuhkan lapangan pekerjaan masih sangat banyak, terutama yang sudah keluarga. Selain itu, bagi lulusan baru tetap terus bertambah setiap tahun. Tentunya, pencari kerja lebih mengutamakan menerima orang yang sudah punya pengalaman kerja.
Pengangguran terus meningkat mereka yang menganggur, semakin sulit mencari pekerjaan karena saingan pelamar yang memiliki pengalaman kerja sangat banyak. Oknum tertentu, memanfaatkan hal ini, sebagai ladang uang.
Pelaku berpura-pura sebagai penyalur tenaga kerja, meminta data pelamar kerja sebagai syarat lamaran untuk diserahkan pada perusahaan penerima kerja. Juga meminta selfie wajah, menggunakan smartphone milik pelamar kerja menginstal aplikasi pinjaman online. Kemudian, mengajukan pinjaman atas nama korban tanpa sepengetahuan mereka.
Orang yang kebingungan mencari kerja, jika tawaran pekerjaan tetap dengan gaji besar, siapa yang bisa menolak? Meskipun dengan syarat, mereka harus membayarkan uang dalam jumlah yang banyak pada oknum tersebut.
Ada juga modus, pelamar kerja harus membayarkan sejumlah uang guna mengurus kebutuhan administrasi sebelum mereka menerima kerja. Setelah melakukan pembayaran secara bertahap, korban hanya mendapat janji tanpa kejelasan.
Janji hanyalah janji. Mereka tak kunjung mendapatkan pekerjaan, uang sudah terlanjur melayang. Orang yang memilih jalan instan, lebih mudah termakan perangkap penipuan lowongan kerja.
Tidak ada yang instan untuk hasil yang maksimal. Prosesnya memang melelahkan, tetapi asal menikmati prosesnya, saya yakin kamu akan mendapatkan pekerjaan impian.
Jika kamu tidak mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan, coba nikmati pekerjaan yang sudah kamu dapatkan. Semua pekerjaan itu baik, berharga, dan selalu punya peran penting dalam perusahaan. Jangan mudah kena rayuan penipu, manisnya hanya di awal!