Indonesia Resmi Jadi Mitra Baru BRICS, Menlu : Selaras Dengan Program Kabinet Merah Putih

BRICS
Sumber :
  • Instagram @Sugiono_56

OlretIndonesia secara resmi menyampaikan keinginan untuk bergabung menjadi anggota kelompok negara berkembang BRICS.

 

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung menjadi anggota forum kerja sama BRICS.

 

Keinginan itu disampaikan Sugiono saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, pada Kamis (25/10). Dengan pengumuman tersebut, kata Sugiono, proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

 

 "Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," kata Sugiono dalam keterangan tertulis yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Jumat (26/10/2024).

 

 "Kita juga melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia, katanya

 

Misi BRICS

 

Saat ini, BRICS punya beberapa fokus program kerja. Fokus program kerja ini dibuat untuk mencapai tujuan ekonomi bersama di antara negara-negara anggota. Adapun fokus program kerja BRICS saat ini adalah sebagai berikut:

 

• Mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat

 

• Memuluskan koordinasi kebijakan ekonomi di antara negara-negara anggota

 

• Menciptakan sistem keuangan alternatif

 

• Memperluas pengaruh ekonomi global melalui negara-negara anggota

 

Sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, negara-negara BRICS berencana membuat mata uang sendiri. Rencananya, mata uang tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan di antara negara-negara anggota.

Dalam KTT tersebut, Sugiono mengajukan beberapa langkah konkret untuk memperkuat kerja sama BRICS dan Global South.

Pertama, menegakkan hak atas pembangunan berkelanjutan, dimana negara-negara berkembang membutuhkan ruang kebijakan, sementara negara maju harus memenuhi komitmen mereka.

Kedua, mendukung reformasi sistem multilateral agar lebih inklusif, representatif, dan sesuai dengan realitas saat ini. Institusi internasional harus diperkuat dan memiliki sumber daya yang memadai untuk memenuhi mandatnya.

Terakhir adalah menjadi kekuatan untuk persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Global South. BRICS dirasa dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.

Kita lihat BRICS dapat menjadi kendaraan yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama Global South. Namun, kita juga melanjutkan keterlibatan atau engagement kita di forum-forum lain, sekaligus juga terus melanjutkan diskusi dengan negara maju," katanya.

Staf kepresidenan Rusia, Yury Ushakov, mengatakan sebanyak 13 negara akan menjadi partner organisasi BRICS.

Ushakov mengatakan perolehan status negara partner akan dibahas di dalam KTT BRICS di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober.

Selain Indonesia, negara-negara yang bakal menjadi partner yakni Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.

Dengan pengumuman ini, proses bagi Indonesia untuk menjadi anggota BRICS telah resmi dimulai, sebuah langkah yang diharapkan dapat memperkuat kerjasama Indonesia dengan negara-negara berkembang dalam menghadapi dominasi Barat.