Maharani, Petani Gaharu yang Menghijauan Ratusan Hektar Lahan Kritis di NTB

Maharani Petani Gaharu
Sumber :
  • Facebook/Semangat Astra Terpadu

Proses “tersakitinya” gaharu ini akan membuatnya menghasilkan gubal. Namun sekarang, waktu, proses, dan tenaga untuk mendapatkan gubal ini bisa dipangkas menjadi lebih singkat dan mudah melalui rekayasa di laboratorium.

Melalui berbagai diskusi, petani akhirnya tahu kalau gubal yang bernilai ekonomis tinggi adalah yang berwarna hitam kecoklatan. 

Selain duduk-duduk santai sambil berdiskusi sore, Maharani juga mengajak petani melihat budidaya gaharu yang sudah berhasil di kelompok binaannya.

Ini menjadi penting karena masih banyak masyarakat setempat yang meyakini kalau proses terbentuknya gubal gaharu karena hal-hal mistis. Padahal di era modern, proses ini bisa direkayasa melalui pendekatan sains.

Pembentukan gubal gaharu yang diajarkan Maharani dimulai dengan menyuntikkan penyakit yang diperoleh dari jamur di sekitar tanaman gaharu. Jamur itu kemudian dikembangbiakkan di laboratorium, hingga dibuat menjadi cairan.

Selanjutnya, cairan ini dimasukkan ke dalam batang gaharu berdiameter minimal 10 cm, yang telah dilubangi dengan bor. Setelah proses ini, petani hanya perlu menunggu sekitar satu tahun dan kalau berhasil, maka gubal akan terbentuk.

Cara yang dipelajari Maharani selama belasan tahun ini telah terbukti efektif. Sehingga cairan penyakit gaharu ini sudah mulai dijual, dan sedang diurus hak atas kekayaan intelektual (HaKi).

Seiring berjalannya waktu, sekarang petani gaharu sudah semakin kreatif. Selain teknik suntikan yang diajarkan Maharani, mereka juga mengembangkan teknik pemasangan plat baja.