7 Hadits Rosululloh Tentang Pentingnya Kepedulian Pada Tetangga. Bisa Cegah KDRT!
- freepik.com
Olret –Salah satu hikmah dari munculnya kasus KDRT hingga pembunuhan terhadap keluarga sendiri adalah untuk mengingatkan betapa pentingnya memperbaiki hubungan kepedulian dengan tetangga.
Sebab diamnya korban dan tetangga yang menjadi saksi tindakan KDRT tersebut, yang menjadi penyebab fatal kdrt semakin parah bahkan bisa menghilangkan nyawa seseorang.
Rosululloh SAW bersabda lewat haditsNya
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
Artinya: "Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR Muslim).
Apalagi jika kemungkaran/kezaliman/kerusakan/kekerasan tersebut ada di depan mata. Sebisa mungkin dibantu bisa dengan kuasamu, lisanmu atau doamu.
Misal seperti kasus ayah bunuh 4 anak kandung di Jagakarsa. Diketahui ibu korban menderita KDRT hingga dirawat di rumah sakit. Saat ibu ke-empat anak ini di rumah sakit karena luka-luka penganiayaan, seharusnya tetangga atau saudara ada yang mencoba mengambil anak-anaknya yang masih kecil atau menghubungi dinas sosial dan pemerintah setempat, untuk mengamankan karena ayahnya jelas dalam kondisi emosional yang tidak baik-baik saja.
Jika hal itu terjadi, kemungkinan pembunuhan tidak akan terjadi.
Dan untuk bahan renungan bersama, inilah beberapa hadits Rosululloh tentang pentingnya menjaga hubungan baik dan kepedulian pada tetangga. Ingat! tetangga mungkin orang lain, namun dia adalah orang yang pertama kali kamu mintai bantuan saat ada masalah.
1. Hadits Soal Saling Berbagi dan Tidak Akan Membiarkan Tetangga Kelaparan
Jika kita beruntung dalam posisi yang mampu, maka kita memiliki tanggung jawab moral terhadap mereka. Saudara atau tetangga. Jangan biarkan mereka kelaparan, sementara kita bisa berfoya-foya. Kepedulian kita ikut menentukan keberlangsungan hidup mereka. Jangan biarkan kita kekenyangan sementara tetangga kelaparan.
Sebagaimana hadits Rosululloh SAW
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ، وَجَارُهُ جَائِعٌ
'’Seorang yang beriman tidak akan kekenyangan sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” (Shahih).
Juga dalam kisah lain ....
ياَ أَباَ ذَرٍّ إِذَا طَبِخْتَ مِرْقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَ الْمِرْقَةِ، وَتُعَاهِدُ جِيْرَانَكَ، أَوِ اقْسِمْ فِي جِيْرَانِكَ
“Wahai Abu Dzar, apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian undanglah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka."
2. Memuliakan Tetangga
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: "Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR Muslim).
3. Tetangga Juga Keluarga
Diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري
Artinya: "Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris." (Hadis riwayat Al-Bukhari)
4. Tidak Mencela dan Menyakiti Tetangga
Nabi Saw bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم
Artinya, "Dari Abu Hurairah ra ia berkata, 'Dikatakan kepada Rasulullah saw: 'Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.' Rasulullah saw bersabda: 'Ia tidak baik, ia masuk neraka.' Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.' Rasulullah Saw bersabda: 'Ia masuk surga'." (HR al-Hakim).
5. Berbuat baik pada tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول: خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه". أخرجه الترمذي
Artinya, "Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya." (HR at-Tirmidzi).
6. Menghargai tetangga
Nabi Saw pernah bersabda:
عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ: كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم
Artinya, "Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing." (HR al-Bukhari dan Muslim).
7. Bersikap baik kepada tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Artinya, "Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." (HR Muslim)
Olret –Salah satu hikmah dari munculnya kasus KDRT hingga pembunuhan terhadap keluarga sendiri adalah untuk mengingatkan betapa pentingnya memperbaiki hubungan kepedulian dengan tetangga.
Sebab diamnya korban dan tetangga yang menjadi saksi tindakan KDRT tersebut, yang menjadi penyebab fatal kdrt semakin parah bahkan bisa menghilangkan nyawa seseorang.
Rosululloh SAW bersabda lewat haditsNya
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
Artinya: "Jika di antara kamu melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika kamu tidak cukup kuat untuk melakukannya, maka gunakanlah lisan, namun jika kamu masih tidak cukup kuat, maka ingkarilah dengan hatimu karena itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR Muslim).
Apalagi jika kemungkaran/kezaliman/kerusakan/kekerasan tersebut ada di depan mata. Sebisa mungkin dibantu bisa dengan kuasamu, lisanmu atau doamu.
Misal seperti kasus ayah bunuh 4 anak kandung di Jagakarsa. Diketahui ibu korban menderita KDRT hingga dirawat di rumah sakit. Saat ibu ke-empat anak ini di rumah sakit karena luka-luka penganiayaan, seharusnya tetangga atau saudara ada yang mencoba mengambil anak-anaknya yang masih kecil atau menghubungi dinas sosial dan pemerintah setempat, untuk mengamankan karena ayahnya jelas dalam kondisi emosional yang tidak baik-baik saja.
Jika hal itu terjadi, kemungkinan pembunuhan tidak akan terjadi.
Dan untuk bahan renungan bersama, inilah beberapa hadits Rosululloh tentang pentingnya menjaga hubungan baik dan kepedulian pada tetangga. Ingat! tetangga mungkin orang lain, namun dia adalah orang yang pertama kali kamu mintai bantuan saat ada masalah.
1. Hadits Soal Saling Berbagi dan Tidak Akan Membiarkan Tetangga Kelaparan
Jika kita beruntung dalam posisi yang mampu, maka kita memiliki tanggung jawab moral terhadap mereka. Saudara atau tetangga. Jangan biarkan mereka kelaparan, sementara kita bisa berfoya-foya. Kepedulian kita ikut menentukan keberlangsungan hidup mereka. Jangan biarkan kita kekenyangan sementara tetangga kelaparan.
Sebagaimana hadits Rosululloh SAW
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ، وَجَارُهُ جَائِعٌ
'’Seorang yang beriman tidak akan kekenyangan sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” (Shahih).
Juga dalam kisah lain ....
ياَ أَباَ ذَرٍّ إِذَا طَبِخْتَ مِرْقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَ الْمِرْقَةِ، وَتُعَاهِدُ جِيْرَانَكَ، أَوِ اقْسِمْ فِي جِيْرَانِكَ
“Wahai Abu Dzar, apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya. Kemudian undanglah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka."
2. Memuliakan Tetangga
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: "Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR Muslim).
3. Tetangga Juga Keluarga
Diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري
Artinya: "Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris." (Hadis riwayat Al-Bukhari)
4. Tidak Mencela dan Menyakiti Tetangga
Nabi Saw bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم
Artinya, "Dari Abu Hurairah ra ia berkata, 'Dikatakan kepada Rasulullah saw: 'Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.' Rasulullah saw bersabda: 'Ia tidak baik, ia masuk neraka.' Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.' Rasulullah Saw bersabda: 'Ia masuk surga'." (HR al-Hakim).
5. Berbuat baik pada tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول: خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه". أخرجه الترمذي
Artinya, "Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya." (HR at-Tirmidzi).
6. Menghargai tetangga
Nabi Saw pernah bersabda:
عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ: كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم
Artinya, "Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing." (HR al-Bukhari dan Muslim).
7. Bersikap baik kepada tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Artinya, "Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." (HR Muslim)
Tidak perlu jauh-jauh untuk bersikap baik dan memberikan kebaikan. Coba cek dulu tetangga kiri kananmu. InsyaAllah dengan meningkatkan kepedulian terhadap tetangga, tidak tinggal diam saat melihat kdrt dan membantu tetangga sebaik mungin. Hidup damai dan rukun sesama umat juga manusia akan terjaga. Amin.Â
Â
Â
Â