Kisah Nabi Zakaria AS dan Penantiannya Memperoleh Keturunan

Kisah Nabi Zakaria AS
Sumber :

Olret – Kisah Nabi Zakaria AS mengingatkan kita bahwa begitu besarnya kuasa Allah. Dari kisah ini bisa kita lihat, bahwa jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin bisa terjadi. 

Nabi Zakaria AS merupakan Nabi yang diutus kepada kaum Bani Israil. Menurut Ibnu Katsir dalam bukunya yang bertajuk Kisah Para Nabi, Nabi-Nabi yang lahir dari kaum Bani Israil, yaitu Yusuf AS, Musa AS, Harun AS, Ilyas AS, Ilyasa AS, Daud AS, Sulaiman AS, Yahya AS, Zakaria AS, dan Isa AS.

Nabi Zakaria AS dikenal sebagai Nabi yang penuh dengan kelembutan dan kepasrahannya kepada Allah SWT dalam berdoa. 

Dikisahkan bahwa Nabi Zakaria dan istrinya sudah begitu tua dan belum memiliki anak

Nabi Zakaria dan istrinya yang sudah tua belum juga dikaruniai keturunan. Sebagai Nabi, ia khawatir siapa yang akan menjadi penerusnya kelak dalam berdakwah ketika dirinya sudah tiada. Dengan kondisinya ini, Nabi Zakaria AS selalu berdoa memohon kepada Allah SWT agar ia dan istrinya dikarunia keturunan.

Dalam setiap doanya, Nabi Zakaria berdoa dengan penuh kesabaran. Ia selalu memohon kepada Allah agar kelak diberikan keturunan yang sholeh yang dapat menggantikannya dalam mengajak kaumnya untuk menyembah Allah.

Doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria ini terdapat dalam Alquran surah Maryam yang artinya:

"Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku." (Q.S Maryam: 4).

"Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera," (Q.S Maryam: 5).

"Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (Q.S Maryam: 6).

Doa yang dipanjatkan nabi Zakaria AS juga tercantum dalam Alquran surah Ali 'Imran yang artinya:

"Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (Q.S Ali 'Imran: 38).

Hingga tiba waktunya, Allah SWT memberikan jawaban atas kesabaran dan doa-doa yang dipanjatkan Nabi Zakariya AS

Saat Nabi Zakaria AS sedang melakukan sholat, datanglah utusan Allah SWT, Malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar gembira kepada hamba-Nya.

"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (Q.S Ali 'Imran: 39).

Mendengar hal ini, Nabi Zakaria seolah tidak percaya. Bagaimana mungkin ia yang sudah tua dan istrinya yang tidak bisa memiliki keturunan kini di amanahkan seorang anak. 

"Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (Q.S Maryam: 8).

"Tuhan berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". (Q.S Maryam: 9).

Ia pun meminta pertanda kepada Allah SWT bagaimana isterinya akan mengandung putra yang shaleh atas jawaban dari doa yang ia panjatkan.

"Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat." (Q.S Maryam: 10).

selama waktu itu pula Nabi Zakaria hanya dapat membaca kitab dan bertasbih, serta tidak dapat berbicara dengan kaumnya kecuali hanya dengan bahasa isyarat. Setelah mendapatkan pertanda, Nabi Zakaria AS langsung menemui kaumnya untuk bertasbih di waktu pagi dan petang.

Hingga kemudian lahirlah seorang anak laki-laki yang shaleh dan mendapat berkah dari Allah SWT dan Nabi-Nabi sebelumnya. Hal itulah yang menunjukkan bahwa betapa besarnya kuasa Allah SWT.

Sebagaimana yang dikatakan nabi Zakaria AS dalam Q.S Al-Anbiya ayat 89,

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik."

Nah, itu lah kisah Nabi Zakaria AS. Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa berkat kesabaran dan kerendahan hati Nabi Zakaria AS, Allah SWT mengabulkan doanya untuk memperoleh keturunan meskipun saat itu ia dan istrinya berusia sudah tua.