Wanita Posting Lulus S3 Di Reels, Netizen Sebut "Di Depan Imammu Kelak, S3 Hanya Huruf dan Angka"

Perempuan bagikan lulus S3 di reels
Sumber :
  • Facebook

Olret –"Emang kenapa kalau perempuan sekolah tinggi dan menggapai impiannya?"

Miris, begitulah fakta menyoal perempuan yang meraih pendidikan tinggi, tapi masih ditanggapi negatif oleh masyarakat maupun netizen. 

Komen negatif netizen

Photo :
  • Komen negatif netizen

 Komenan negatif seperti;

"Sekolah tinggi ujungnya nggak kerja"

"Sekolah tinggi-tinggi, tapi tetap surgamu di bawah suamimu kelak"

Seolah, pendidikan bagi perempuan itu tidaklah penting. Mungkin bagi mereka, perempuan cukup bisa baca tulis saja itu sudah menjadi hal yang luar biasa. 

Apalagi, kebanyakan peran perempuan di masyarakat, rata-rata masih jadi IRT (Ibu Rumah Tangga) dan tidak menghasilkan pundi-pundi uang. Karena itu, banyak yang menganggap sekolah tinggi-tinggi hanya buang-buang duit, karena akhirnya hanya berakhir di sumur, dapur dan kasur. 

Padahal sudah banyak artikel dan penelitian yang menjelaskan bahwa perempuan cerdas akan menghasilkan keturunan cerdas. Selain itu, pendidikan merupakan hak setiap orang.

Mau si perempuan hanya jadi IRT atau wanita karir sekalipun. Dia tetap punya hak mendapatkan pendidikan setinggi mungkin selama yang dia inginkan. Sebab itu adalah hidup, pilihan dan mungkin juga impiannya. 

Faktanya Gen Cerdas Anak Lebih Berpotensi Menurun Dari Ibu 

Sudah banyak penelitian jika gen cerdas anak diturunkan dari kromosom X. Nah, ibu memiliki dua kromosom X sedang ayah hanya satu. Karena itu, ibu lebih berpotensi menurunkan kecerdasannya pada anak daripada ayah. 

Selain itu, ibu pulalah yang berperan lebih besar menjadi madrasah pertama anak. Ibu yang memastikan bagaimana anaknya tercukupi gizi dan nutrisinya sejak dari janin, fokus menstimulasi perkembangan anak dan selalu jadi orang pertama tempat anak bertanya. 

Sehingga, bisa dipastikan jika ibu yang cerdas serta punya wawasan terbuka akan mampu mendidik anaknya dengan baik serta maksimal. 

Pendidikan Adalah Hak Tiap Orang Termasuk Perempuan 

Meraih pendidikan yang tinggi adalah hak setiap orang. Apalagi ketika secara finansial maupun mental mampu meraihnya. Sehingga tidak dibatasi oleh gender maupun takdir hidupnya. 

Jika setelah lulus pun, si perempuan memilih mengabdi menjadi Ibu Rumah Tangga sebagai pilihan hidupnya. Hal itu bukanlah kesia-siaan. 

Karena meski hanya jadi IRT, dia bisa menjadi Ibu serta istri terbaik untuk suaminya. Apalagi, di jaman sekarang, bekerja tidak perlu ke kantor. Perempuan-perempuan hebat berdaster sudah banyak membuktikan diri bisa meraih penghasilan yang tidak sedikit, walau hanya dari rumah. 

Perempuan Cerdas Memang Tidak Selalu Berasal Dari Bangku Sekolah. Tapi, Sekolah Tinggi Adalah Salah Satu Jalan Ikhtiar Mencerdaskan Diri Sendiri

Banyak cara untuk terus meningkatkan ilmu dan skill. Selain dari bangku kuliah/sekolah, pengalaman serta niat untuk terus belajar hal baru juga bisa mencerdaskan diri sendiri. 

Namun, sekolah tinggi, asal ada biaya dan kemampuannya juga bukan hal yang salah. Sebab di sekolah, seseorang lebih mudah memperdalam ilmu/skill, bertemu dan berbincang dengan orang-orang berwawasan luas lainnya serta membangun relasi yang diperlukan untuk mencapai impian di masa depan. 

Soal Hidup Berumah Tangga, Yakin Tidak Semua Pria Berpikiran Sempit dan Patriarki. Banyak Yang Menghargai Perempuan Dari Ilmu dan Kecerdasannya 

Komen-komen negatif yang meremehkan perempuan dalam video tersebut, justru menunjukkan jika mereka memiliki kepribadian patriarki serta misogini yang tidak bisa menghargai perempuan. 

Tentu saja, perempuan cerdas tidak akan mau memilih mereka. Karena perempuan-perempuan ini nantinya akan mendapatkan pria yang menghargai mereka dari ilmu dan kecerdasannya. 

Masih banyak lelaki dewasa yang tidak lagi berpikiran sempit, bahkan mendukung pendidikan dan karir istrinya. 

Selain itu, komen "di depan imam kelak, S3 hanya jadi huruf dan angka" tidaklah sepenuhnya benar. Sebab jalannya rumah tangga itu tergantung kesepakatan dua orang bukan dari komenan pria sempit dengan pemikiran patriarki.