Tak Disangka! Murid SD Berani Labrak Guru Diduga karena Masalah Asmara
- tangkapan layar instagram @tanya.warga
Olret –Beredar luas di sosial media mengenai kisah seorang guru yang diduga dilabrak oleh muridnya sendiri yang masih di bawah umur melalui pesan WhatsApp seperti yang kami kutip dari akun instagram @tanya.warga.
Seorang guru bernama Aulia, membagikan bukti chatting dari seorang siswi yang pada intinya mempertanyakan kedekatannya dengan seorang guru lelaki yang namanya disensor dalam screenshoot chat yang ia bagikan.
Bu Aulia juga menjelaskan bahwa meskipun ia membalas chat dari guru lelaki yang dimaksud sang siswi, bukan berarti dia memiliki perasaan suka. Namun, murid tersebut justru terus menodong dengan pertanyaan yang semakin melunjak. Siswi itu meminta untuk melihat seluruh isi chat Bu Aulia dan si guru lelaki dari awal hingga akhir.
"Sama guru kayak gitu sopan enggak? Demi Allah Bu Aulia ngak ada apa-apa sama pa
Olret –Beredar luas di sosial media mengenai kisah seorang guru yang diduga dilabrak oleh muridnya sendiri yang masih di bawah umur melalui pesan WhatsApp seperti yang kami kutip dari akun instagram @tanya.warga.
Seorang guru bernama Aulia, membagikan bukti chatting dari seorang siswi yang pada intinya mempertanyakan kedekatannya dengan seorang guru lelaki yang namanya disensor dalam screenshoot chat yang ia bagikan.
Bu Aulia juga menjelaskan bahwa meskipun ia membalas chat dari guru lelaki yang dimaksud sang siswi, bukan berarti dia memiliki perasaan suka. Namun, murid tersebut justru terus menodong dengan pertanyaan yang semakin melunjak. Siswi itu meminta untuk melihat seluruh isi chat Bu Aulia dan si guru lelaki dari awal hingga akhir.
"Sama guru kayak gitu sopan enggak? Demi Allah Bu Aulia ngak ada apa-apa sama pa
cuma chatan," balas sang guru."Ya kan cuma tanya doang gak boleh? Cuma lihat doang chatannya apa gak usah semuanya. Gitu doang marah," jawab sang murid SD kelas 6 tersebut.
"Kalau mau lihat semua itu namanya privasi. Ngak sopan ya," jelas Aulia.
Tak berhenti sampai disitu, sang siswi juga membuat story WhatsApp yang diduga ditujukan untuk menyindir sang guru dengan kata yang tidak pantas sekaligus mengungkapkan isi hatinya tentang perasaan cinta terhadap lawan jenis. Tampaknya alasan dibalik siswi tersebut berperilaku lancang terhadap Bu Aulia karena ia mencintai sang guru lelaki.
"Kenangan (emoticon menangis) buat
jika kamu sudah tidak suka sama aku gak apa-apa buang saja barang yang aku kasih. Aku tahu kamu lagi asik chat sama cewek yang lebih baik, cantik, sempurna bagi kamu. Aku sudah tahu semuanya tapi kalau kamu masih suka aku ya jangan chat sama cewek seasik itu. Meski kamu ga bisa lihat SW ku, aku maaf ya berlebihan banget sama kamu. Meski nomer WA ku udah kamu blokir cuma gara-gara satu cewek kayak gitu kamu rela blokir WA ku. Padahal aku di sini ngak salah, tiba-tiba saja kamu blok. Mikir gitu sini salah apa kamu blok nomerku sudah gak asyik kayak dulu. Kalau kamu bener suka sama aku, ungkapin perasaanmu ke aku. Kalau ngak suka ya sudah maaf, aku berlebihan banget sama kamu, maaf sebesar-besarnya sudah berharap sama kamu, maaf," salah satu bunyi kalimat story WhatsApp sang siswi yang dibeberkan Bu Aulia.Si guru perempuan tersebut lalu melaporkan perbuatan sang siswi itu kepada lelaki yang bersangkutan melalui pesan WA. Netizen ramai menanggapi kisah di atas. Ada yang berceloteh bahwa hal tersebut hanya sekedar konten settingan, ada yang menyayangkan sikap sang guru lelaki karena mungkin terlalu menanggapi chatingan muridnya hingga terbawa perasaan, ada yang membenarkan sikap Aulia hingga yang tidak setuju jika cerita tersebut dikontenkan, tak sedikit warganet yang merasa miris dengan perilaku anak-anak zaman sekarang yang mana menjadi dewasa terlalu dini.
Terlepas dari itu semua, hal yang perlu disadari para orang tua bahwa perkembangan teknologi digital yang semakin pesat membuat anak-anak zaman sekarang mengenal gadget sejak dini. Kurangnya kontrol orang tua bisa menyebabkan mereka salah jalan. Baiknya mulai perhatikan bagaimana anak-anak kita menggunakan ponsel pintarnya agar tidak kebablasan termasuk mengawasi dengan siapa mereka berkomunikasi.