4 Mitos Tentang Kemarahan yang Tidak Boleh Kamu Percayai

Mitos tentang kemarahan
Sumber :
  • freepik.com

OlretKemarahan sering dilukis dengan cahaya yang buruk. Kita terus-menerus diberitahu untuk mengendalikan atau menahan amarah kita, tetapi hanya mereka yang merasakannya yang dapat memahami seberapa kuat emosi amarah itu.

Ferran Torres Bersinar, Barca Menang Menakjubkan Melawan Dortmund

Ada kalanya kamu merasa membenturkan kepala ke dinding, atau menghancurkan apa pun yang menghalangi jalan kamu.

Sekarang, ini jelas bukan pilihan yang harus diambil, yang lebih buruk lagi adalah mitos yang mengelilingi emosi. Dilansir dari Pinkvilla, menurut Dr Sandeep Vohra, Konsultan Senior, Kesehatan Mental & Psikiatri, Rumah Sakit Indraprastha Apollo, New Delhi, bertujuan untuk menangkap beberapa.

Mitos 1: Kemarahan itu tidak normal

Mitos tentang kemarahan

Photo :
  • freepik.com
Byeon Woo Seok dan IU Dinantikan di Drakor 21st Century Grand Prince's Wife

Fakta: Kemarahan adalah emosi normal yang dialami setiap orang sesekali. Dan setiap orang yang mengatakan mereka tidak marah adalah salah.

“Setiap individu merasakannya dengan cara yang berbeda. Mereka yang ekstrovert mungkin merasa nyaman untuk mengungkapkannya, sedangkan introvert lebih suka menyimpan emosi di dalam diri mereka. Jadi, marah itu wajar, asalkan tidak merugikan atau menyakiti siapa pun,” kata Vohra.

Mitos 2: Mengabaikan perasaan akan menekan amarah

Halaman Selanjutnya
img_title
Ancelotti Mengumumkan Kabar Baik Tentang Sang Superstar Kepada Para Penggemar Real Madrid