Menikmati Pasir Buntung Camping Ground dan Deretan Curugnya Serta Video Perjalanan
- www.ngayap.com
Sebenarnya salah satu curug yang paling bagus dan masih sepi adalah Curug Tebing. Menurut salah satu traveler yang menunjukkan fotonya ketika mengunjunginya sangatlah bagus. Tapi sayangnya, kami berusaha dan penasaran dengan keberadaan curug tersebut.
Karena rasa penasaran yang tinggi, akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan menuju curug tebing. Tanjakan demi tanjakan kami pun lalui dengan petunjuk seadanya, dan bahkan tanpa seorang guide sebenarnya nyasar di hutan menjadi pilihan.
Tapi karena penasaran yang semakin tinggi, akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan sampai bertemu dengan sebuah gazebo di puncak. Lalu ada sebuah tulisan kembali petunjuk menuju curug tebing dan curug hordeng.
Kami pun masih menyusuri jalanan sesuai petunjuk, namun pada akhirnya kami memilih menyerah karena tak ada tanda-tanda orang pernah berkunjung kesana dalam waktu dekat. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya jalanan yang ditimpa longsor dan susah untuk dilewati. Gagal dan pupus, hanya tinggal capek berjalan menanjak kurang lebih 40 menit dari tebing ke tebing.
Pada Akhirnya Sebuah Perjalanan Akan Selalu Memberikan Kenangan dan Kisah yang Menarik.
Sejatinya setiap perjalanan akan selalu menyimpan sebuah kenangan dan pembelajaran. Begitu juga dengan perjalanan menuju dan pulang dari Pasir Buntung Camping Ground. Salah satunya adalah, kisah sepasang kekasih yang menua bersama dan di usia senja masih harus mencari nafkah.
Sepasang kakek nenek yang dari Lamongan yang memilih berjualan pecel lele dan lainya di depan rumahnya.
Dia menuturkan, di usianya yang senja mereka hanya hidup berdua. Sedangkan anaknya memilih tinggal di Surabaya karena mendapatkan pekerjaan disana. Begitu juga dengan anak-anak yang lainnya, memilih merantau juga.
Dia pun bercerita dengan raut wajah yang sendu, sebenarnya dia ingin menjual rumah tersebut dan kembali ke Lamongan.