Trail Run : Gunung Batu Jonggol, Uji Adrenalin di Ekstrimnya Cuaca Bogor

Puncak Gunung Jonggol
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

Olret –  Trail running / mountain running adalah olahraga yang terdiri dari running dan hiking.

Ditemani Pocong Di Gunung Sindoro, Membuat Nyali Ciut

Sekilah itulah arti dari olahraga anti maintrean yang di gemari oleh traveler yang hobby hiking namun tak mempunyai waktu yang cukup. Traing runnung ini berbeda dari running di jalan dan hiking biasa , trail running biasanya dilakukan di daerah pegunungan, di mana anda bisa menemukan turunan dan tanjakan yang lebih ekstrim serta jalanan setapak yang bervariasi antara tanah,rumput kerikil ,batu dan lain-lain.

Begitu Juga Dengan Kami, Lama Tak Bisa Mendaki Gunung. Akhirnya Trail Run Bisa Menjadi Obat Sementara Kepada Ketinggian.

Gunung Jonggol Bogor

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan
Part 6 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Sebenarnya dua bulan sebelumnya saya sudah mendaki ke Gunung Merbabu di Boyolali, tapi tetap saja kerinduan kepada gunung selalu membuat candu. Sehingga pada akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pendakian gunung jonggol di Bogor. Gunung dengan ketinggian 875 MDPL ini memang sangat pendek, namun jalur sangat ekstrim serta cuaca bogor yang tak menentu bahkan sering hujan.

Kami berangkat dari Jakarta dengan menggunakan sepeda motor, dengan jarak tempuh kurang lebih 2,5 jam akhirnya kami sampai di area parkiran untuk memulai pendakian gunung jonggol. Beberapa kali hujan redah dan deras kembali yang membuat kamu berpikir ulang untuk melanjutkan pendakian kali ini.

Dari Basecamp Menuju Pos 1, Tidak Ada Jalur Bonus, Semuanya Menanjak di Bawah Pepohonan yang Masih Basah Karena Hujan.

Part 5 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai

Jalanan Menuju Pos 1

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Dari area parkiran, kami melanjutkan perjalanan menuju pos registrasi kurang lebih berjalan selama 7 menit. Kemudian membayar uang masuk yang lebih condong seperti pungli karena tidak ada bukti jika kita sudah membayar.

Lalu kami berjalan sejenak dan tak lama kemudian hujan pun turun dengan gerimis lalu semakin deras, sehingga kami beristirahat di warung makan yang ada di sini. Di sini kami menunggu hujan reda dan mengobrol sama pendaki yang sudah turun dan tentunya dengan makan mie instan dan gorengan yang membuat suasana semakin seru.

Akhirnya hujan pun reda setelah sekian jam, dengan tekat bulat akhirnya kami melanjutkan pendakian gunung jonggol ini. Dimulai dari jalanan datar dengan aliran air kemudian langsung dilanjutkan dengan tanjakan.

Semakin lama berjalan semakin jalan pun menanjak. Hanya sesekali kami bertemu dengan pendaki yang turun karena memang sudah lebih dari jam 2. Kami masih semangat melangkah kan kaki dengan tancap gas yang lumayan untuk mengejar waktu. Dan setelah 30 menit, akhirnya kami sampai di camping area.

Di sini ada beberapa pendaki yang sedang beres-beres tenda untuk pulang, sedangkan kami istirahat sejenak di sini.

Camping Area Menuju Puncak, Jalanan Terjal, Bebatuan Serta Tali Menjadi Alat Bantu Untuk Mendaki Kali Ini.

Setelah istirahat kurang lebih 5 menit, kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dan parahnya lagi, jalanan semakin terjal dan membuat kami semakin ngos-ngosan. Tanjakan demi tanjakan kami lalui, dan di sini kami bertemu dengan seorang pendaki dari bogor. Dan akhirnya kita mendaki bersama dan menjadi bertiga.

Setelah kurang lebih 20 menit dengan jalanan yang ekstrim, akhirnya tibalah kita di puncak gunung batu jonggol. Sang merah putih berkibar gagah di puncak Gunung ini. Dari puncak kami bisa melihat dengan jelas beberapa daerah di bogor. Namun hanya sekejap karena suasana semakin mencekam.

Diterjang Badai dan Kabut yang Tebal, Puncak Gunung Jonggol Terlihat Mistis dan Menusuk Kalbu.

Puncak Gunung Jonggol

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Setelah sampai puncak, sang bendera merah putih berkibar dengan gagah di sini. Hanya ada dua buah bendera, bebatuan dan tentu saja rerumputan serta tebing-tebing. Sepanjang mata memandang mata, hanya terlihat dengan jelas gagahnya gunung gede dan Pangrango di langit Cianjur.

Hanya berkisar kurang lebih 10 menit, angin bertiup dengan kencang dan diselimuti kabut tebal. Sedangkan pendaki lainnya baru sampai di puncak, kami memutuskan untuk turun meski mereka baru saja sampai sekitar 1 menit. Dan pada akhirnya pun mereka terpaksa turun karena memang kabut semakin tebal.

Untuk menuju turun juga masih diselimuti kabut tipis, si rahman menyarankan jangan turun begitu juga dengan pendaki lainnya. Karena memang itu sangat disarankan karena banyak yang hilang biasanya ketika terjadi kabut.

Sedangkan menurut aku lebih baik turun tapi jarak antara kita selalu dekat karena memang tak memungkinkan di puncak gunung Jonggol. Selain tidak ada pohon, tentu saja kedinginan dan hypotermia bisa jadi melanda. Dan pendakian yang satunya juga setuju dan akhirnya kita memutuskan turun perlahan-lahan.

Dan jalanan turun juga sangat licin karena memang masih gerimis, jadi harus hati-hati. Jadi bagi kamu yang kangen Naik Gunung namun tak punya waktu, Gunung Jonggol bisa jadi solusinya.