5 Hal Ini Sering Menjadi Pemicu Pertengkaran Di Awal Pernikahan
- shutterstock
Olret – Awal-awal menikah, setidaknya setelah 3 bulan pernikahan, biasanya baru muncul berbagai permasalahan dalam rumah tangga yang berakhir dengan pertengkaran. Sebenarnya hal ini wajar, karena kamu masih membiasakan diri dengan pasangan begitupun sebaliknya. Kalian sedang belajar untuk saling menerima juga mengendalikan emosi satu sama lain.
Apalagi, pernikahan biasanya justru menjadi gerbang berbagai masalah. Masalah yang sebenarnya bertujuan untuk menggembleng kamu dan pasangan agar jadi pribadi yang lebih dewasa serta bijak.
Bedanya, jika dulu kamu mengatasi segala masalah itu sendiri, sekarang kamu harus menyelesaikannya bersama pasanganmu. Sehingga akan muncul perasaan saling membutuhkan dan menguatkan.
Nah, supaya kamu tidak kaget dan bisa mengantisipasi. Tidak ada salahnya untuk lebih berhati-hati dan tahu 5 hal yang sangat mungkin menjadi penyebab pertengkaran di awal pernikahan dengan pasangan.
1. Masalah Finansial
Tentu saja masalah yang paling umum terjadi dalam rumah tangga adalah masalah finansial. Apalagi, kalau kamu sudah menggunakan semua tabungan sampai rela berhutang untuk melaksanakan pesta pernikahan yang cukup “wah”. Jika tidak ada dana cadangan atau persiapan setelahnya, maka hal itu akan menjadi pemicu pertengkaran, khususnya menyangkut masalah uang dan pembayaran.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak membuat pesta pernikahan yang berlebihan atau di luar batas kemampuan. Meski di beberapa daerah, bisa mengandalkan uang amplop, namun tetap saja itu tidak bisa menjadi patokan atau cadangan.
Karena terbukti, banyak sekali yang tidak bisa melunasi semua biaya meski sudah mendapatkan sumbangan dari orang-orang sekitar.
Lebih baik pesta sederhana, asal tidak sampai berhutang atau bisa meminimalisir hutang. Ingat, resepsi pernikahan Cuma sehari, sedangkan rumah tanggamu akan kamu jalani seumur hidup.
2. Momongan
Ada banyak sekali ujian yang diberikan pada pasangan yang berumah tangga, sampai memicu pertengkaran dan keretakan. Selain masalah finansial, juga masalah keturunan atau momongan. Meski, hadirnya momongan itu sepenuhnya kehendak Tuhan. Banyak rumah tangga yang akhirnya bubar, karena tertekan, baik yang mudah punya anak ataupun yang tidak segera diberikan momongan.
Oleh karena itu, kamu dan pasangan harus saling menguatkan dan sepenuhnya pasrah pada Tuhan. Selain berusaha dan berikhtiar, jangan dengarkan nyinyiran atau kata-kata orang soal masalah keturunan. Selama pasanganmu masih mau berjuang, bertanggung jawab dan menerima apa adanya, kamu tidak perlu merasa khawatir.
Entah, mau diberi banyak anak (gagal Kb karena terlalu subur, misalnya), atau belum segera diberikan momongan (meski sama-sama sehat). Jangan putus asa dan menyerah. Sebab terkadang yang membuat down itu bukan karena masalah momongan, tapi tekanan atau nyinyiran dari orang lain.
3. Tempat Tinggal (Ikut Mertua/Orang Tua Atau Mengontrak)
Syukur sekali, jika kamu sudah punya hunian sendiri sebelum menikah dan bisa menggunakannya sebagai tempat tinggal keluargamu setelah menikah. Namun jika belum punya, maka kamu dan pasangan harus mengambil keputusan dimanakah kalian akan bertempat tinggal nanti dengan segala pertimbangan.
Dalam hal ini kamu harus benar-benar mendiskusikan dengan pasangan supaya dia pun merasa nyaman. Sebab, umumnya jika tidak tinggal di rumah orang tuanya, pasti ingin mengontrak saja. Sebab belum siap beradaptasi dengan mertua atau keluarga pasangan.
Namun banyak artikekl yang menganjurkan bagi pasangan yang telah menikah untuk tinggal mengontrak atau cukup jauh dari orang tua/mertua. Hal ini, agar keduanya lebih leluasa belajar dalam membina rumah tangga dan tidak mengandalkan atau tidak diikut campuri oleh orang tua juga keluarga.
4. Kebiasaan Buruk Pasangan Yang Bikin Jengkel Sampai Kecewa
Masalah lain yang bisa menjadi pemicu pertengkaran adalah sulit menerima kebiasaan buruk pasangan atau kekurangan yang dimilikinya setelah kalian hidup bersama. Misal, saat kamu suka ketenangan dan rasa sepi, pasanganmu justru orang cerewet atau selalu ceria. Saat kamu orang yang menyukai kebersihan dan kerapian, justru kamu mendapatkan pasangan yang suka membuat berantakan segala hal.
Nah, meski sepele, tetap saja di awal hubungan itu akan membuat kamu merasa sangat jengkel pada dirinya sampai memicu pertengkaran di antara kalian berdua. Oleh karena itu, bersabarlah dan tetap berusaha menerima pasangan apa adanya, sembari terus diingatkan dan dibimbing.
Menikah bukan hanya hidup berdua, namun berusaha untuk menjadi lebih baik bersama pasangan. Saat dia berusaha pula menerima segala kekurangan kamu dengan baik. Tidak ada salahnya untuk belajar pula menerima pasanganmu apa adanya.
5. Masih Belum Lepas Dari Kebiasaan Atau Kemalasan Saat Masih Lajang
Baru menikah, membuat kamu harus segera beradaptasi pada peran dan tanggung jawab baru yang kini kamu emban. Seperti misalnya, melakukan pekerjaan rumah tangga, mengurangi kumpul dengan teman, lebih memprioritaskan pasangan dan seabreg pekerjaan lainnya yang bisa menyebabkan rasa lelah juga jenuh.
Terbukti banyak yang kesulitan untuk melaksanakan semua pekerjaan itu dan masih belum lepas dari kebiasaan atau kemalasan saat masih lajang.
Misal saat dulu kamu tidak bisa memasak atau bangun siang, maka setelah menikah kamu harus belajar dan disiplin. Misal saat dulu kamu lebih suka menghabiskan waktu dengan teman sepulang bekerja, maka sekarang kamu harus pulang dan menghabiskan waktu dengan keluarga.
Intinya, ada banyak hal yang harus kamu persiapkan sebelum menikah dan melaksanakannya dengan baik setelah menikah. Sebab pernikahan yang harmonis, langgeng dan awet, itu juga perlu kerja keras dan usaha bersama pasangan yang tepat.