7,5 % Anak Indonesia Alergi Susu Sapi. Yuk, Kenali Gejala Alergi Susu pada Anak

Alergi susu sapi
Sumber :
  • www.pinterest.com

Olret – 

4 Zodiak yang Membesarkan Anaknya dengan Nilai Dasar yang Kuat

Hai moms, Apa Si Kecil mual dan ruam usai minum susu sapi? Jika ya, jangan-jangan anak moms nggak cocok tuh sama susu sapi. 

Menurut World Allergy Organization atau WAO ada sebanyak 30-40% penduduk dunia yang mengalami alergi. Protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia. 

Hana Maulida, Bidadari Dari Banten yang Jadi Sahabat Pelindung Anak Dari Kekerasan Seksual

Data dari Klinik Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 menunujukan bahwa 23,8% pasien anak mengalami alergi susu sapi

Mari kita bahas!! 

Bagaimana gejala dan bahayanya ya moms? 

Ayah, Bunda! Yuk, Kenali 3 Perbedaan Parenting Antara Anak Laki-laki Dengan Perempuan.

Dikutip dalam laman instagramnya, Prof. Dr Budi Setiabudiawan, dr, SpA (K) M. Kes, dokter anak konsultan alergi imunologi sekaligus Guru Besar Universitas Padjadjaran, beliau memaparkan bahwa alergi susu sapi pada anak bisa mengenai tiga organ, pada kulit bisa berupa dermatitis atopik yang kejadiannya 35%, Utikalira atau biduran atau kaligata 18%, sedangkan gejala alergi susu sapi yang menyerang saluran pernafasan biasanya berupa asma sekitar 21%, dermatitis alergi sebanyak 20% dan yang paling sering adalah gejala-gejala alergi susu sapi pada saluran pencernaan, berupa diare 53% ataupun kolik 27%. 

Selain bisa mengenai ketiga organ tersebut yaitu kulit, saluran pernapasan dan saluran cerna, alergi susu sapi dengan gejala berat seperti gejala sistemik berupa anaklimasis 11% yaitu suatu keadaan gawat darurat akibat dari alergi susu sapi. 

Gejala Alergi Susu Sapi pada Anak

Gejala alergi susu sapi sangat bervariasi dari yang sangat ringan hingga sangat berat. Misalnya merah-merah di pipi kemudian mencret atau sembelit kemudian kemerahan atau ruam seluruh tubuh dan gejala berat bisa terjadi pembengkakan atau sesak nafas. 

Reaksi yang muncul kepada anak yang mengalami alergi susu sapi sendiri tidak ada patokannya. Bisa terjadi cepat ataupun agak lama tergantung dari setelah digali dokter menentukan alergi susu atau bukan. 

Faktor Penyebab Alergi Susu Sapi

Menurut dokter Lucia Nauli Simbolin, dokter spesialis anak Rumah Sakit Permata Cibubur, Jakarta dalam laman youtubenya, menjelaskan alergi susu sapi bisa disebabkan kalau orangtuanya ada resiko alergi baik dari ayah atau ibu kemudian bisa menyebabkan anak tersebut berisiko alergi susu, biasanya karena terlalu sensitif terhadap protein susu tertentu. Alergi susu pada anak bisa berawal dari riwayat alergi orangtua. 

40% bayi yang lahir dari ibu penderita alergi kemungkinan juga akan mengalami alergi selain itu bisa juga karena terpapar bahan alergi, bukan yang dimakan bayi secara langsung namun yang dimakan oleh ibu yang menyusui dan juga bisa disebabkan oleh polusi udara, asap rokok, binatang peliharaan dan cuaca. 

Bagaimana Cara Penanganan anak pada alergi susu sapi? 

Dikutip dalam laman instagramnya, Dr. dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, praktisi kedokteran komunitas dan industri nutrisi, beliau menjelaskan Bila terbukti alergi susu sapi tentu saja harus diganti dengan produk sapi yang sudah terhidrolisa jadi dipecah proteinnya. Itulah yang dinamakan susu hypoallergenic.

Dan bila anak tersebut dengan susu hypoallergenic masih juga alergi dipecah lagi proteinnya menjadi asam amino yang langsung diserap. Namun jika bayi dengan ASI Ekslusif dicurigai alergi terhadap susu, maka ibunya yang harus diet terhadap produk sapi dan turunannya. Misalnya keju, susu, roti apabila terbukti. 

Soya, formula atau susu pertumbuhan berbahan dasar soya adalah salah satu alternatif nutrisi untuk anak-anak gangguan alergi susu sapi. Namun rekomendasi IDAI tidak semua soya, harus soya dalam bentuk isolat protein. Kenapa? Karena selain direkomendasikan oleh IDAI dan juga trlah terbukti klinisnya. 

So, moms jika si Kecil terpantau memiliki alergi susu sapi dan moms memiliki riwayat alergi ada baiknya segera konsultasikan ke dokter ya. 

Semoga bermanfaat..