Teruntuk Kamu Yang Bukan Jadi Milik, Tapi Ada Di Hati. Bukan Jadi Takdir, Tapi Melekat Di Pikiran
- pexel
Olret –"Kamu yang menganggu atau aku yang belum bisa move on?"
'Mencintai tapi tak bisa memiliki' bagiku adalah kondisi yang membuat hidup serasa paling menderita. Jika boleh, mungkin akan lebih senang kalau bisa memiliki meski tidak dicintai sekalipun.
Tidak peduli omongan orang yang mengatakan, "kalau benar-benar cinta harusnya rela melepaskan".
Namun, faktanya jika bisa memiliki yang dicintai. Setidaknya aku bisa terus berada di sisi, bisa menyentuh secara langsung, bisa berbicara banyak hal, dan bisa membuatmu nyaman.
Toh, aku percaya "witing tresno jalaran soko kulino". Lama-lama kamu akan mencintaiku. Apalagi saat awalnya kita memang sudah cukup dekat sampai menjalin ikatan kasih.
Sama sekali tidak egois 'kan?
Justru jika terpisah seperti ini. Rasa-rasanya ingin menyalahkan takdir, keadaan, hingga Tuhan.
Takdir Mengatakan Jika Kamu Bukan Milikku. Tapi, Kenapa Susah Sekali Move on Dari Kamu
Nyatanya perasaan sepi itu masih sering hadir. Bayang-bayang masa lalu kadang melekat di pikiran.
Dan semua keadaan itu benar-benar sungguh menyiksa.
Padahal takdir sudah mengatakan jika kamu bukan milikku. Seharusnya bersama dengan waktu dan segala usaha untuk move on, aku berhasil mengikhlaskan atau lebih baik melupakanmu saja.
Sebab masih belum selesai dengan masa lalu itulah, sering membuatku merasa bersalah. Aku merasa jika secara tidak langsung sama saja tidak mensyukuri kehidupan yang dimiliki sekarang.
Kenangan-Kenangan Yang Melekat Di Pikiran Masih Sering Muncul. Sayangnya Itu Sama Sekali Tidak Menyenangkan.
Kenangan indah yang pernah dilewati bersama, bukan jadi hal yang indah sekarang. Karena sadar jika yang terjadi adalah perpisahan yang menyakitkan.
Sehingga terkadang, ada keinginan agar tiba-tiba amnesia dan melupakan segalanya. Setidaknya, dengan rasa lupa itu, kenangan indah tidak akan menjadi rasa benci, rasa menyesal dan rasa sakit karena kehilangan.
Sungguh Aku Sadar Ini Bukan Salahmu. Mungkin Salahku Karena Masih Belum Bisa Melupakanmu.
Sungguh aku tidak lagi menyalahkanmu atas perpisahan yang terjadi. Aku juga tidak berharap masih mengingatmu dalam hati juga pikiranku.
Mungkin aku memang harus lebih berusaha. Lebih menikmati hidup. Lebih menyibukkan diri dan Lebih bahagia.
Namun, aku juga perlu waktu lebih banyak untuk benar-benar move on dari dirimu.
Jadi, teruntuk kamu. Biarkanlah keadaan tetap seperti ini dulu. Biarkan masa lalu tetap masa lalu. Biarkan aku mulai lebih fokus pada masa sekarang dan masa depan untuk diriku sendiri.
Aku yakin ada saatnya kamu benar-benar menghilang dari hati dan pikiranku. Ada saatnya, aku tidak lagi mengingatmu sebagai luka dari masa lalu.