Terimakasih Untukmu, Telah Melengkapi Ketidaksempurnaanku Dengan Tulus

Lelaki tulus mencintai
Sumber :
  • instagram

Olret – Kita adalah dua orang yang dibentuk dengan masa lalu yang berbeda-beda, dengan pola pengasuhan yang berbeda, pun dengan lingkungan yang kini membentuk kita menjadi seperti ini adanya.

Ratih Kartika : Penulis 18 Buku- Aktivis Sosial dan Lingkungan-Pejuang Minim Sampah

Rasanya suatu keterlaluan jika aku mencari seseorang yang penuh dengan kesempurnaan. Bahkan, diri ini begitu jauh dari kata sempurna. Walau sebenarnya kita tak pernah tahu definisi sebenarnya tentang sempurna itu seperti apa.

7 Ciri-Ciri Teman Toxic Hingga Bermuka Dua yang Ada Di Sekitarmu

Kita tetaplah dua orang manusia yang memiliki rasa, dan emosi. Ia yang kadang kala membentuk kita menjadi terasa begitu buruk tatkala mereka datang pada saat dan waktu yang tidak tepat.

Ia yang kadang membuat kita menjadi terlihat buruk pada kesan pertama yang orang-orang lihat. Lalu, mereka kini membuat jarak. Disebabkan atas ketidaksempurnaanku sebagai seorang manusia. Bahkan bisa saja terjadi pada perjalanan panjang yang telah dilewati bersama.

Cinta Datang Kepada Siapapun, Tak Mengenal Waktu

Kini ku pasrahkan segalanya kepada yang maha kuasa. Biasa saja, ini adalah caranya menyayangiku, menjauhkan ku dari orang yang salah yang bisa saja menyakitiku dengan cara yang lebih kejam di kemudian hari.

Pada Persimpangan Jalan, Ku Bertemu Denganmu. Mengulurkan Tangan, Membangunkanku Dari Luka Lebam Penuh Nanar

Luka ditinggalkan dirinya hari itu masih menganga besar dalam dada. Tetapi aku tahu, hidupku masih harus berlanjut. Masih banyak mimpi besar yang perlu aku jadikan nyata daripada harus terus-terusan berenang dalam lautan luka.

Kadang kala, ia membuatku menjadi terasa payah tak bertenaga. Membuatku kadang kala menangis tersedu, sesak padahal sebelumnya aku baik-baik saja.

Lalu, pada suatu waktu aku bertemu denganmu. Seseorang yang menyebalkan. Berlaku tidak adil hanya kepadaku. Seseorang yang menebar senyum lebarnya kepada orang-orang yang menyapamu lebih dulu, dan memasang muka datar tepat giliranku.

Mengingatnya membuatku merasa begitu kesal, lalu ingin ku lemparkan tanya kepadamu, “apa salahku?”

Karena waktu,kita menjadi sering bertemu. Bertukar cerita, lalu saling mengisi hari satu dengan yang lainnya. Kesan pertama menyebalkan tentangmu kini mulai terkubur dalam, tergantikan dengan banyak hal yang menyenangkan.

Walau kadang kala aku masih sering menangis karena luka darinya, tetapi disaat itu pula aku menemukanmu. Tepat berada disampingku bagaimanapun caranya untuk kembali membuatku baik-baik saja.

Uluran Tanganmu Membuatku Kembali Berdiri Lagi, Percaya Bahwa Masih Ada Yang Menerima Walau Kita Manusia Tak Sempurna

Kita hanyalah dua manusia yang diciptakan dengan banyak perbedaan. Tentang minat dan cara pandang. Tetapi, bersamamu ia terasa menjadi hal yang seru untuk terus diperbincangkan.

Dengan saling mendengar, tak memaksakan. Lalu, pada perjalanan kita bersama, kita semakin menemukan banyaknya hal yang membuat kita menjadi tak sempurna. Kita masing-masing memiliki luka, pun masa lalu yang tak kalah kelamnya. Hanya saja, kita tetap memilih untuk tetap bersama. Menggenggam erat tangan satu dengan yang lainnya.

Menyadari bahwa kita adalah makhluk yang tak sempurna. Pun, sepantasnya kita tak pernah menuntut kesempurnaan dari satu yang lainnya. Karena menuntut sempurna tak akan kita pernah temukan pada sesama manusia di luaran sana.

Bisa saja, tujuan Tuhan menciptakan sela-sela pada jari-jari kita sebagai pengingat bahwa masih ada ruang kosong yang masih perlu dilengkapi oleh orang lain. Yang berkenan, dan tetap mau menggenggam apapun yang terjadi di kemudian hari.

Terima kasih karena telah membangunkanku, mengulurkan tanganmu dipersimpangan jalanku. Menerima aku yang masih belum sepenuhnya sembuh dari luka masa lalu. Melengkapi banyak kurangku sebagai manusia yang tak sempurna.

Dan tentunya masih menerimaku sampai perjalanan kita sejauh ini adanya. Semoga tangan kita tetap terus menggenggam, bagaimapun keadaan yang akan menghadang.