Aku Telah Jatuh Cinta Pada Setiap Beda Yang Dia Punya
- freepik.com
Olret – SEPENGGAL KISAH TENTANG DIA
Dia berbeda.
Dan beginilah caraku menggambarkannya.
Jika kebanyakan orang akan bersemangat saat membahas mimpi, ia akan lebih murung dan bilang, “Aku tidak punya mimpi. Bahkan aku pernah meyakini bahwa usiaku hanya sampai 29 tahun. Aku mengira aku tidak cukup punya rasa percaya diri untuk dapat menjalani hidup lama.”
Saat itu juga, pikirku berusaha mencerna apa yang dia katakan. Dia menyadarkanku bahwa ternyata laki-laki juga membutuhkan dorongan semangat. Dia membuka mata dan telingaku bahwa ternyata di luar sana ada begitu banyak orang yang punya ekspetasi buruk tentang hidupnya.
Jika kebanyakan orang mulai berspekulasi tentang keinginan terbesarnya saat memiliki sang pujaan sehidup semati, ia malah pernah berkata,
“aku sempat berpikir ingin mengadopsi anak saja. Aku takut tidak bisa membahagiakan wanitaku nantinya”.
Dia menancapkan bendera tanda menyerah membuatku berpikir bahwa ternyata laki-laki juga memiliki rasa takut luar biasa.
Ketakutan itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang saat ini ada. Mungkin di luar dia terlihat ramah, ceria, senang berteman dengan banyak orang, dan bisa masuk ke dalam semua tipe golongan orang lain. Namun ternyata di dalam, ia memiliki resah yang tak kunjung berkesudahan.
Jika kebanyakan orang menganggap bahwa wanita makhluk terindah yang kehadirannya sangat diinginkan, ia sempat menggambar garis putih pembatas. Wanita itu hanya akan berada di luar garis dan menunggunya.
Tapi ia tidak akan pernah keluar, karena dalam hatinya tembok kokoh dengan tinggi jutaan mil telah terbangun. Menjadikannya memiliki batas yang tak pernah bisa ditembus oleh siapapun. Membuat setiap orang yang ingin mendekat dan mengincar hatinya mundur perlahan tanpa sepatah katapun.
Jika dia semembosankan itu, mungkin jemariku akan terhenti pada detik ini.
Tapi ia berbeda.
Bahkan jemariku sepakat.
Aku tanpa sadar tersenyum geli saat ia membahas dunia politik dengan menggebu-gebu.
Aku tak mengerti bagaimana bisa begitu menyenangkannya membahas teori konspirasi dan dunia imajiner lain yang konyol dengannya.
Ketika aku mulai jatuh dalam cinta itu, perasaanku mulai nakal tak lagi mendengarkan logika yang telah tertanamkan sejak dulu.
Hatiku bahkan seperti tersayat saat tahu pasti bahwa aku masih ada dalam posisi terluar garis putih yang dibangunnya itu.
Bagaimana bisa menyentuh benteng yang kokoh itu jika bahkan garispun tak bisa kulewati?
“Bagaimana jika nanti kita berjodoh?” pertanyaan konyol yang langsung keluar dari mulutku tanpa seizin logika.
“Ya gapapa,” jawabnya sambil terkekeh. “Aku juga suka”. Perasaan hangat mengalir dalam tubuhku.
Ya, dia memang berbeda.
Dan aku telah jatuh cinta pada setiap beda yang dia punya.