3 Tanda Seorang Wanita Mengalami Mati Rasa, Dan Tips Mengatasinya!

Olret – Mati rasa dalam dunia psikologi disebut emotional numbness. Wanita yang mengalami mati rasa adalah kondisi ketika seorang wanita mengalami penurunan reaksi emosional. Sederhananya, sering tidak merasakan apa-apa terhadap suatu hal.

Umumnya, penyebab seorang wanita mati rasa itu karena; pernah mengalami kejadian yang menyakitkan alias trauma, pernah tersakiti secara emosional yang cukup besar tak terlupakan, dan sedang dalam kondisi berduka atau terpuruk.

Dari beberapa jurnal, artikel dan teori psikologi tentang mati rasa, melansir dari @wanitasukses.id, berikut tiga tanda umum wanita yang sedang mengalami mati rasa dan tips mengatasinya:

1. Hilang Gairah atau Minat



Hilang minat

Photo :

• freepik.com

Hilangnya gairah atau minat dengan aktifitas yang disukai. Jadi yang awalnya senang melakukan sesuatu, tiba-tiba seperti tidak mau lagi melakukan sesuatu itu, jadi malas dan tidak ada semangat.

2. Merasa Jauh Dari Orang Lain



Merasa hampa

Photo :

• freepik.com

Merasa jauh dari orang lain, merasa sepi, hampa dan datar. Merasa sendirian meskipun dikelilingi banyak orang, merasa hidup jadi datar seperti tidak ada apa-apa. Dalam konteks lain, ini berkaitan juga dengan kesepian.

3. Susah Bahagia



Kecemasan

Photo :

• https://www.freepik.com/

Karena merasa hampa dan datar-datar saja, jadinya susah merasa senang atau bahagia. Dalam beberapa kondisi, sudah tidak tau lagi apa yang bisa bikin bahagia atau senang, karena semua terasa sama dan datar.

Berikut beberapa tips untuk mengatasi mati rasa:



Healing

Photo :

• freepik.com

• Pelan-pelan coba ungkapkan semua apa yang sebenarnya sedang dirasakan
• Pelan-pelan coba ungkapkan apa yang sekiranya bikin semua itu terjadi
• Cari kegiatan yang bisa membuat semangat lagi
• Menciptakan rutinitas baru
• Kalau masih tidak membaik, segera konsultasikan ke psikolog/psikiater

Selain itu juga, perlunya dukungan dari orang terdekat, terutama pasangan. Karena tanpa support system, seorang yang merasa dalam keterpurukan tidak mudah menjalani healing terhadap mentalnya.