7 Perilaku di Media Sosial yang Merusak Hubungan, Salah Satunya Suka Pamer

Perilaku di Media Sosial yang Merusak Hubungan
Perilaku di Media Sosial yang Merusak Hubungan
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Munculnya media sosial memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan teman lama yang sudah lama menghilang setelah lulus. Banyak dari kita ingat, bagaimana perasaan kita saat pertama kali diperkenalkan ke media sosial.

Ketika orang saling bertanya tentang saluran media sosial masing-masing. Padahal mereka berteman di dunia offline. Berteman baik di dunia nyata maupun dunia maya cukup bagus. Karena setelah berpisah, masih ada cara untuk menghubungi satu sama lain untuk menghilangkan beberapa kesalahan.

Namun seiring berjalannya waktu, bagi yang lain, media sosial menjadi sarana untuk menyatukan kembali teman-teman selama bertahun-tahun atau mengikuti dan memperbarui kebahagiaan satu sama lain. Namun di saat yang sama, bagi banyak orang, media sosial merusak hubungan pertemanan yang dalam kehidupan nyata “selalu” dekat.

Tak terkecuali anggota keluarga yang harus berantem karena berteman atau saling mengikuti di dunia online. Sampai pada titik di mana kamu harus menekan Unfollow, Unfriend, atau tekan Block, larena tidak mau lagi melihat identitas orang lain di dunia online. Mengapa media sosial, yang diciptakan untuk memudahkan manusia terhubung, dapat begitu merusak suatu hubungan?

Tentu saja, banyak orang tidak peduli jika mereka berteman (dulu dekat) di media sosial, di-unfollow, di-unfriend, atau diblokir. Perlu diingat bahwa beberapa perilaku media sosial kamu merusak hubungan dengan banyak orang yang benar-benar mengenal kamu yang sebenarnya. Dunia online sangat berbeda dari offline sehingga membuatnya sangat tidak dapat diterima!

1. Ekspresi online dan offline tidak sama.

Perilaku di Media Sosial yang Merusak Hubungan

Perilaku di Media Sosial yang Merusak Hubungan

Photo :
  • freepik.com

Banyak orang menginginkan ruang pribadi untuk melepaskan sisi gelap mereka, meskipun secara publik kamu kadang membagiakn berbagai kekasaran atau lepaskan diri tanpa aturan.

Di atas tata krama pergaulan hidup bersama, logika rusak, sikap negatif, dapat digolongkan sebagai orang yang toxic. Bukan dilema tentang citra diri jika kenalan membajak melalui pesan-pesan itu. Tidak aneh jika ada orang yang tidak bisa menerima sifat aslinya. Identitas di dunia online-offline benar-benar berbeda.

2. Acuh tak acuh terhadap orang-orang di sekitar

Masyarakat tetap fokus pada dunia online. Teruslah berbagi berbagai postingan di Facebook, berkonsentrasi mengambil foto di IG, kecanduan drama di twitter. Bahkan saat bertemu tatap muka secara offline, terkadang bisa membuat pertemuan teman menjadi asin.

Jika seseorang menundukkan kepala untuk menggunakan ponsel mereka, kesenangan hilang dan partisipasi di saat-saat menyenangkan untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitar kamu berkurang.

Geng teman dekat mulai tidak sedekat dulu. Karena semua perhatian terfokus pada dunia online daripada orang yang nyata di depan mereka. Tidak tertarik untuk berinteraksi dengan teman atau orang di sekitar kamu.

3. Posting banyak, share berulang kali, sesering itu sampai mengganggu.

Tipe Teman Media Sosial yang Lebih Baik Di Unfollow

Tipe Teman Media Sosial yang Lebih Baik Di Unfollow

Photo :
  • freepik.com

kehadiran media sosial bukan berarti kita harus selalu aktif, biarkan saja sehari atau dua hari. Kamu tidak perlu memposting atau membagikan kebahagiaan tanpa henti. Lebih banyak dengan cerita yang sama, tempat yang sama.

Sekali sudah cukup atau sesuatu yang dimaksudkan untuk dibagikan, nyaman untuk membukanya sebagai Only Me. Mengatakan bahwa tindakan yang akan membuat teman-teman kamu di media sosial pasti bosan dan kesal sampai memenuhi pandangan mereka. Begitu banyak orang memutuskan untuk memulai dari diri mereka sendiri, yaitu membatasi visibilitas mereka terhadap teman itu. Atau blokir saja karena itu mengganggu!

Halaman Selanjutnya
img_title