3 Fakta Kelam Dibalik Acara Kumpul Keluarga saat Lebaran, Pernah Mengalami?

Ilustrasi kumpul keluarga besar
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@august-de-richelieu

Orlet - Lebaran sudah diujung mata. Tinggal satu hari lagi, kita akan menyambutnya. Setiap tempat memiliki tradisi masing-masing kala Hari Raya Idul Fitri. Salah satunya adalah kumpul keluarga besar.

5 Bukti Bahwa Pasanganmu Mempunyai Cinta yang Tulus Padamu

Moment yang terjadi setahun sekali tersebut tentu sangat berkesan, mengingat beberapa saudara yang menetap jauh dikarenakan setelah menikah harus ikut keluarga suami atau istri, akan berusaha datang untuk merayakan lebaran bersama-sama.

Akan tetapi, tidak jarang acara kumpul keluarga besar menorehkan luka yang sulit terobati. Mengapa demikian? Berdasarkan fakta dari cerita kawan-kawan penulis yang merasa sedih ketika pertemuan keluarga saat lebaran, inilah tiga alasannya.

1. Ketiadaan Orang Tua

4 Zodiak yang Memilih Melamar Kekasihnya Saat Liburan Bareng Keluarga

Ketika kedua orang tua telah tiada rasanya setiap kali lebaran menjadi berbeda. Rumah penuh kenangan masa kecil mendadak sepi.

Kadangkala, saudara yang terpaut jarak pun enggan datang menjenguk saat orang tua sudah tiada di dunia ini.

4 Zodiak yang Mengunjungi Keluarganya Secara Rutin

Sebelum terlambat dan menyesal, sesibuk apapun pekerjaan kalian di tanah rantau, jika orang tua masih hidup sempatkanlah mudik lebaran untuk sekedar bersua dengan mereka yang setia menunggu di rumah.

2. Ajang Pamer

Ilustrasi kumpul keluarga besar

Photo :
  • https://www.pexels.com/@august-de-richelieu

Tak bisa dipungkiri meski saudaraan sekandung terkadang setelah berumah tangga kondisi kehidupan masing-masing kerap jadi perbandingan.

Acara kumpul-kumpul jadi ajang pamer baik itu harta maupun keturunan. Contohnya sengaja memakai banyak perhiasan agar disanjung, memakai pakaian sebagus mungkin supaya dianggap wah, membanggakan berlebihan anak atau cucu yang berhasil dalam prestasi di sekolah, berhasil masuk perguruan tinggi bergengsi, berhasil mendapatkan pekerjaan dengan gaji fantastis hingga dapat membeli tanah, rumah megah, kendaraan mewah.

Semua hal tersebut ditujukan agar diakui bahwa hidupnya terlihat sempurna. Hati-hati, roda kehidupan selalu berputar. Belum tentu kita terus berada di atas.

3. Timbulnya Pertanyaan Meresahkan

Cara Cerdas Menyiapkan Kebutuhan Lebaran

Photo :
  • freepik.com

Siapa yang sering mendapatkan pertanyaan sama setiap kali lebaran tiba? Ditanya kapan nikah, kapan punya anak, kapan nambah anak, kerja aja terus kapan nikahnya, kerja sudah lama kok ngak ada hasilnya, si A bisa kuliah masak kamu tidak dan lain sebagainya oleh saudara entah dari pihak ayah atau pihak ibu. Meresahkan ya.

Sebenarnya, tidak cuma di keluarga besar saja pertanyaan-pertanyaan berbau kekepoan tersebut menyerang. Terkadang ketemu tetangga pun bisa juga terlontar kalimat tanya yang mengundang rasa jengkel tersebut.

Akan tetapi, rasanya sungguh lebih menyakitkan apabila orang terdekat kita yang sengaja mengeluarkan kalimat itu.

Kenapa harus kesal? Itu kan pertanyaan biasa. Eits jangan dianggap sepele juga. Kita tidak pernah mencoba mengulik alasan mengapa seseorang merasa belum perlu menikah kendati usia sudah pantas menuju ke pelaminan atau belum juga mendapatkan keturunan, mereka yang gajinya hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarga tanpa bisa sering menabung.

Pertanyaan yang kita anggap remeh tersebut bisa jadi bumerang bagi kita. Bukan mereka yang terlalu baper tapi kitalah yang perlu menjaga lisan agar tidak gampang menyakiti orang lain dengan kata-kata. Ingat doa orang yang terdzolimi pasti terkabulkan. 

Jauh lebih baik diam daripada berbicara namun menyakiti hati. Kalau tidak bisa memberikan solusi minimal doakan saja supaya saudara kita segera bertemu jodohnya atau malah dibantu dikenalkan seseorang, dipercaya Tuhan memiliki keturunan, pekerjaannya lancar, meskipun tidak menempuh pendidikan tinggi semoga tetap bisa sukses. 

Nah, itulah sejumlah fakta kelam dibalik kumpul keluarga besar saat lebaran tiba. Pernahkah kalian mengalaminya? Beruntunglah apabila saudara-saudara kalian bukan tipikal seperti itu ya.