Luka Darimu Tak Berdarah, Namun Sakitnya Sampai Ke Ulu Hati
Luka Darimu Memang Tak Berdarah, Tapi Berhasil Melukaiku Hingga Mengubah Rasa Sayang Itu Jadi Benci.
Jika dulu, namamu selalu kudoakan dengan segala kebaikan. Jika dulu aku suka sekali membanggakanmu, tak peduli sikap dan hal burukmu. Kini semua itu berubah menjadi rasa benci.
Apalagi saat kamu terlihat baik baik saja, setelah menorehkan luka yang begitu dalam. Aku sangat ingin, bahkan berharap cemas, karma itu segera membalasmu, dan membuatmu sadar betapa brengseknya dirimu.
Luka Itu, Meskipun Tak Berdarah. Berhasil Merenggut Senyum dan Melemparkanku Ke Jurang Keputus Asaan.
Bahkan aku sulit untuk bahagia, sulit untuk merasa bersyukur dan selalu merasa sepi di tengah keramaian. Senyumku dulu yang sangat mudah terlukiskan, kini hanya muncul sebagai paksaan.
Hingga ada yang mengatakan itu senyuman itu hanyalah kepura-puraan. Benar. Mungkin, aku sedang berpura-pura bahagia, karena luka itu membuatku menyadari tangisanku hanya akan terbuang percuma.