Dia Sudah Bahagia Dengan yang Lain, Saatnya Aku Harus Pergi dan Move-On

Bahagia Dengan yang Lain
Sumber :
  • instagram

Olret – Dahulu kita adalah sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Saling perhatian dan mampu menghadapi semua ujian cinta. Namun pada akhirnya, kita di takdri kan untuk berpisah karena keegoisan kita masing-masing.

4 Zodiak yang Membawa Obor Cinta untuk Sahabatnya Selama Bertahun-Tahun

Mungkin rasa cinta kita masih ada, hanya saja rasa egois jauh lebih banyak sehingga tak ada yang mau mengalah lagi.

Kini kita hanyalah dua orang asing yang tak ingin saling mengenal sama sekali. Kamu pun akhirnya bisa berpindah kelain hati setelah berdamai dengan diri sendiri. Sedangkan aku masih meratapi nasib atas kebodohanku yang telah melepaskanmu begitu saja. Bahkan untuk sekadar mengucapkan selamat atas hubunganmu yang baru pun aku tak mampu lagi.

Sepertinya Kamu Sudah Bahagia Dengan yang Lain, Mungkin Ini Waktu yang Tepat Untukku Pergi.

4 Zodiak yang Menemukan Solusi Kreatif untuk Masalah Hubungan

Bahagia Dengan yang Lain

Photo :
  • instagram

Setelah berpisah denganku, akhirnya kamu pun menjalin kasih dan membuka hati kembali. Begitu juga denganku, hanya saja aku belum menemukan lagi yang tepat. Yang sama seperti dirimu, selalu mengalah dan pengertian. Mungkin inilah saat yang tepat bagiku untuk melepas bayang-bayangmu dari hidupku karena kamu memang sudah bahagia dengan kekasihmu.

7 Tanda Perempuan Tulus yang Patut Diperjuangkan, yuk Simak!

Dulu kamu selalu mengingatkanku, Dengan petuah jika dia benar sayang, dia akan membatasi dirinya dengan yang membuatmu cemburu. Tapi aku tetap saja melakukan kesalahan-kesalahan yang fatal.

Sehingga akhirnya kamu memilih meninggalkan karena sudah tak tahan lagi menahan rasa cemburu dan amarah. Aku tahu betul, sabar itu memang ada batasnya.

Kadang Aku Juga Lupa, Bahwa Seseorang Suka Menuntut yang Baik-Baik Tapi Lupa Untuk Menjadi Baik.

Ilustrasi pasangan menikah

Photo :
  • https://www.pexels.com/@Esther Huynh-Bich-1211596

Berulang kali kamu mengatakan dan mengingatkan, jangan memperlakukan aku seperti ini. Tapi sayangnya berulang kali pula aku melakukan hal yang sama. Tanpa kusadari, aku sering menuntutmu untuk melakukan hal-hal yang baik dan memperlakukanku dengan baik pula. Tapi di sisi lain, aku sendiri tak melakukan hal yang sama untukmu.

Aku lupa diri, ingin mendapatkan yang lebih cantik dan baik dirimu. Padahal aku tahu juga, ada hati dan cintamu yang tulus yang sudah kamu serahkan kepadaku, meski kadang hatimu terluka juga. Benar adanya kata pujangga, mungkin paras membuatmu tertarik, tapi hati dan akhlak yang baik tak akan membuatmu menyesal nanti. Tapi aku justru lebih mengutamakan paras dibanding akhlak.