Jika Ucapanmu Berakhir Hanya Untuk Menyakiti, Maka Diam Lebh Baik
Olret – Jaga lidah, karena harga diri seseorang justru tergantung kata yang diucapkan oleh lidahnya. Dan selalu, karena lidah tak bertulang, maka terkadang ucapan yang mengalir darinya yang tanpa filter terlebih dahulu. Ada yang sebenarnya berniat membantu dengan ucapan baik, malah di salah artikan buruk oleh seseorang.
Apalagi yang jelas menyakiti, membuli, menyinyir dan menyinggung perasaan seseorang. Padahal semua perbuatan akan mendapatkan pertanggungjawabannya kelak. Jadi lebih baik diam, lebih baik menjauhi hal yang mengajakmu untuk berkata buruk. Karena diam lebih baik.
Setiap Orang Selalu Punya Niat Saat Mengatakan Sesuatu, Sehingga Lebih Baik Benahi Niatmu Terlebih Dahulu. Dan Berhentilah Sebelum Menyakiti
Inilah kelemahan setiap orang, yaitu lebih mendahulukan ucapan daripada akal, sehingga ucapannya jarang terfilter, dan keluar begitu saja tanpa peduli. Ada yang tersakiti atau tidaknya.
Apalagi memang jika niat awal sudah ingin menyakiti seseorang, sehingga ucapan yang terlontar memang untuk menyakiti, hingga membully seseorang. Padahal sudah jelas bahwa menyakiti adalah hal yang buruk dan sebisa mungkin harus kita hindari.
Ucapan Memang Bukan Setajam Pisau, Tapi Bisa Membunuh Lebih Baik Daripada Pisau
Banyak sekali kasus bullying yang berakhir dengan bunuh diri pada korbannya. Ini sama saja membuktikan bahwa meskipun hanya kekerasan lewat verbal bisa berakibat begitu fatal. Berbicara, berucap memang tidak akan langsung bisa membunuh seseorang.
Namun akibatnya jauh lebih menyakitkan. Oleh sebab itu, dalam islam, sering kali kita diingatkan bahwa fitnah jauh lebih kejam daripada pembunuhan. Padahal fitnah hanya lewat ucapan.
Sebisa Mungkin Hindari Ghibah Dan Ajakan Untuk Membicarakan Orang Lain. Karena Lidah Itu Sulit Untuk Terkontrol
Cara terbaik agar kamu tidak ikut menyakiti seseorang, maka hindarilah ghibah dan gosip dengan siapa pun. Lebih baik fokuskan dirimu untuk membenahi diri dan menjadi lebih baik.
Tolak saja, suatu pertemuan, jika di dalamnya hanya berisi ghibahan dan gosip pada seseorang. Karena saat kamu sudah terjerumus di dalamnya, akan sulit bagimu untuk keluar.
Lama kelamaan kamu akan ikut ghibahin, nyinyir dan menghina orang lain. Bahkan orang yang tidak kamu kenal, akibat terhasut kebencian seseorang.
Lebih Baik Lagi Berusaha Untuk Diam. Meskipun Kamu Tahu Keburukan Seseorang, Bukan Bagianmu Untuk Menghakimi, Cukup Ingatkan Dengan Cara Yang Baik
Kita tidak benar benar tahu soal salah dan benar, ada yang menurut kita benar, ternyata di mata orang lain salah. Begitu pun sebaliknya. Sehingga bukan bagian kita untuk menghakimi seseorang, sesalah apa pun orang itu.
Cukup ingatkan, nasihati dengan cara yang baik, yaitu dengan diam diam dan dengan kata kata yang baik, juga tidak menyinggung. Dan diam memang lebih baik, saat kita tak benar benar tahu apa yang terjadi ataupun perbuatan seseorang.
Percaya saja, semuanya pasti ada balasannya. Yang baik akan dapat baik, begitu pun sebaliknya.
Kadang Posisikan Diri Kita Menjadi Yang Diomongkan, Di Bully, Atau Di Sakiti Dengan Ucapan. Sakit Bukan? Jadi Mending Diam Aja
Jangan menunggu Allah SWT menegur kita dengan membalikkan keadaan kita menjadi orang yang awalnya suka membully, menghina dan menyinyir orang lain, menjadi orang yang dihina dan dibully.
Karena pasti kita akan merasa begitu menyesal hingga belum tentu kuat menahannya. Lebih baik, belajar dan posisikan diri, seperti orang yang kita bicarakan.
Bagaimana nasib kita, jika kita jadi dua. Apakah kita mampu atau menyerah akhirnya? Sehingga hasrat untuk berkata buruk dan menyakiti seseorang menjadi redam, karena kita tahu dan bisa merasakan sakitnya, bagaimana jika dijadikan objek omongan buruk.